bab 2

1.2K 98 3
                                    

Selamat membaca^^~

Fiat POV

Siang ini aku dan krist makan di kedai ramen luar sekolah. Kita bukan anak nakal sih, cuman kita lagi bosen sama menu kantin sekolah. Krist memesan chicken curry ramen dan segelas soda serta secangkir matcha sedangkan aku hanya pesan 1 paket box bento dan es cincau (beli nya di toko sebelah ^^) . Menunggu beberapa menit dan Kita mulai menikmati makanan yang sudah disajikan

Sluuurrp~

"Eii fiat, kemaren lu kenapa kok beberapa hari ini muka lu ditekuk mulu. Kalo ada apa apa lu kan bisa cerita sama gue. Gausah sungkan"
Celoteh krist saat ia baru saja menghabiskan kuah ramen.

Karena krist adalah sahabatku, aku memutuskan untuk bercerita kepadanya dimulai dari aku sendiri melihat kekasihku mencium kening seseorang yang nggak aku kenal didepan mataku sendiri. Walaupun belum ada kata putus dari aku dan dia tapi aku sudah tahu hubungan ini sudah berakhir. Sewaktu aku pulang saat habis kehujanan di taman, si brangsek itu menelfonku. Saat itu aku sudah muak dengannya dan menge block nomor hp nya. Semua Sosmednya juga aku block. Sekarang yang aku pikirkan hanya bangaimana caranya move on dari dia.

Krist mendengarkan ceritaku dengan seksama. Ia turut sedih. Ia berkata padaku bahwa aku harus kuat dan harus segera melupakannya.

Aku gay, mungkin(?). Krist juga. Krist memiliki pacar yang tampan dan baik hati namanya singto. Singto sudah lanjut kuliah semester 2. Umur mereka beda 2 tahun. Kadang aku iri melihat mereka pas lagi berdua. Moment nya so sweet gitu. Si singto yang selalu bikin kejutan buat krist. Krist juga yang selalu ngasih perhatian buat pacarnya itu. Indahnya dunia mereka.

Setelah menceritakan semuanya. Aku dan krist kembali ke sekolah sebelum bel masuk setelah istirahat.

-
Sore hari ini juga masih mendung. Suhu di kota surabaya ini juga sedikit dingin. Sepulang sekolah seperti biasanya, Aku kembali mengunjungi studio, rencanaku hari ini hanya berlatih dengan lagu remix an. Gerakannya lumayan sulit jadinya butuh waktu lama untuk merampungkannya.

Ceklek

Terlihat oaujun si anak baru memasuki ruangan. Dia menyapaku.
Aku pun membalas sapaannya.

"Hei... namamu fiat kan?"
Tanya nya, aku hanya mengangguk. Tapi kok dia bisa tau namaku. Ah mungkin temen" yang kasi tau.

"Fiat.... nih. Aku tau kemarin kamu abis nangis. Masa cowo nangis sih. Ga gentle dong" ucapnya sembari memberiku lolipop warna warni.
Helloooww semua makhluk berhak nangis kali. Wajar lah meskipun aku laki tapi aku kan juga punya hati.

Oaujun pun meninggalkan ku dan mulai berlatih basic dance.

Aku hanya melihat pantulan diriku di kaca ruangan. Memang terlihat sedikit mengenaskan. Aku sudah berhenti menangis. Namun bekas tangisan terlihat jelas di mataku. Seperti ada kantung mata yang sedikit menghitam. Who really cares? No one fiat, stop dreaming. Kacau.

-

Hari hari ku sudah mulai lebih baik. Aku sudah berusaha untuk melupakan kejadian pahit yang sudah BERLALU.

Mungkin menjadi gay memang sesuatu yang di laknat tuhan. Kisah ku dengan mantan telah menjadi kisah yang sakitnya membekas lama. Aku pun juga masih ragu, apakah aku ini gay beneran atau engga. Sewaktu masih menjalankan hubungan, aku terkadang hanya memandang nya sebagai teman dekatku saja, tapi entah kenapa aku sayang. Aku rasa memang dari awal dia sudah bosan denganku. Dia memacari ku karena dia menginginkan aku sebagai pelampiasan nafsu birahi nya saja.

Aku hampir mencintai nya. Tapi aku bukan budak seks. Aku bahkan tak berminat dengan berhubungan semacam itu.

Aku hanya ingin tau apa arti cinta yang sesungguhnya. Meskipun jalannya juga salah .

Author POV

Hari ini oaujun mendatangi studio lebih awal karena ia ingin berlatih basic. Dia ingin cepat bisa nge dance seperti teman temannya termasuk fiat. Dia fikir bahwa di studio belum ada teman temannya yang datang, namun ia salah, ia melihat fiat duduk di pinggiran tembok dekat kaca. Jun kira masalah fiat belum sepenuhnya clear, karena fiat masih terlihat bersedih hati aka murung.

Ia mendapatkan sebuah ide untuk membuat fiat sedikit melupakan masalahnya. Tadi saat Jun on the way ke studio dia mampir ke toko permen dan membeli beberapa lolipop warna warni. Ia berinisiatif memberikan satu lolipop itu kepada fiat.

Ada suatu titik di hatinya untuk membuat lelaki pendek ini tersenyum. Entah kenapa Jun ingin berteman dengannya. Ia ingin lebih dekat~

Sebuah lolipop sudah ia berikan. Lidah mendadak kelu. Ia tak sanggup mengajak bicara si lelaki pendek itu. Ia memutuskan untuk berlatih saja. Namun mata itu tetap ingin mencuri curi pandangan ke lelaki yang bernama fiat.

-

Hujan deras mengguyur kota surabaya. Kencangnya angin hujan telah merobohkan beberapa atap rumah warga. Yang tak disangka sangka, gemuruhnya suara halilintar yang dapat memekakkan telinga.
Fiat yang sedang berkendara di jalanan pulang segera menepi di sebuah bangunan kecil semacam pos satpam, ia takut akan derasnya hujan dan hantaman petir. Ia tidak bisa fokus berkendara, air hujan pasti mengelabuhi matanya walaupun ia memakai helm.

Baju fiat basah. Percuma juga ia memakai mantel kalau akhirnya basah. Untung saja buku dan handphone nya sudah ia kemas di kantong plastik didalam jok sepeda.

10 menit..

15 menit...

25 menit....

Lumayan lama ia menunggu. Akhirnya hujan deraspun menjadi hujan rerintik. Fiat dengan segera melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampai di depan rumah, ia membuka pagar dan memasukkan sepeda motornya ke garasi.
" adduuuh denn..... den fiat kenapa harus hujan hujan. Ya tuhaan... bajunya basah semua, nanti kalau den fiat sakit bagaimana?. Ya sudah masuk dulu den" kata bi sum, selaku pembantu di rumah fiat.

"Iya bi. Bi, tolong ambilkan kantong plastik di jok sepeda fiat ya, disitu ada buku buku sama hp fiat. Tolong ya bi, makasih" balas fiat ramah.

Fiat selalu menghormati semua orang sekalipun itu pembantunya sendiri. Ia tak mau pamer atau sekedar menunjukkan barang barang mahalnya ke orang orang. Sebenarnya fiat diperintah sang ayah untuk pergi dan pulang sekolah diantar mobil pribadi. Namun fiat dengan rendah hatinya menolak perintah ayahnya. Ia hanya ingin hidup sederhana.

Fiat hendak menaiki tangga, melewati lorong kamar utama, yaitu kamar kedua orang tuanya.

"Kamu itu! Istri tak tau diuntung. Masih enak kamu udah aku kasih uang, black card, mobil pribadi aku. Apa masih kurang dengan semua itu hah!!"

"Cukup mas!! Aku ga butuh itu semua. Aku cuma butuh kesetiaan mas aja!! Aku ga rela di dua in. Sakit mass , sakit!!!"

Setidaknya seperti itulah gambaran keluarga fiat. Orang tuanya memang kaya raya tapi mereka masih butuh bimbingan tentang bagaimana rumah tangga yang semestinya.

Fiat sudah sering mendengar orang tuanya bertengkar karena ayahnya selingkuh mungkin, atau ibunya terlalu boros memakai uang, pernah juga sampai mereka mau cerai.
Lelaki manis itu hanya bisa berdoa kepada tuhan. Ia sungguh teriris hatinya mendengar bentakan dan teriakan itu setiap hari.

Fiat memasuki kamarnya yang luas, ia ingin mandi dengan air hangat. Ia ongin melepaskan penat yang terasa. Sampai malampun tiba dan ia mulai menutup mata cantiknya di atas tempat tidur. Tak lupa ia memberi ucapan selamat tidur ke orang tuanya walau hanya lewat foto yang terbingkai.






Tbc

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang