Happy reading~
Setelah Oaujun membuka pintu kamar, fiat dipersilahkan masuk terlebih dahulu. Cahaya ruangan sangat temaram. Semua lampu padam, hanya menampakkan sedikit cahaya dari arah balkon.
Fiat terkejut saat ketika tangan oaujun memeluk pinggangnya dari arah belakang. "P mencintaimu fiat" begitulah kata Jun. Fiat yang terdiam merasakan betapa beruntungnya dia memiliki oaujun. Wajah fiat merona merah, bibir nya tertarik menandakan sang empunya tersenyum. Fiat berbalik arah ke belakang, yang kini ia menghadap kekasihnya itu. Mata mereka saling bertemu dan menatap satu sama lain. Tinggi fiat tak sebanding dengan oaujun sehingga memudahkan Jun untuk mencium kening fiat kapan saja.
Fiat memajukan wajahnya. Posturnya sangat lucu. Ia ingin agar bibirnya dikecup oleh oaujun. Namun oaujun malah menggodanya. Oaujun menjauhkan kepalanya dari fiat. Kini mata fiat memicing dan memasang muka kecewa. Ia melepaskan pelukan kekasihnya itu dan lari menuju tempat tidur. Ia membanting dirinya untuk merasakan betapa empuknya kasur yang ia tempati. Tapi tetap, ia masih kecewa sama Jun nya itu.
Oaujun hanya tertawa kecil melihat fiat ngambek bagaikan anak kecil. Tingkahnya lucu menurutnya. Kemudian ia menyusul fiat untuk merebahkan diri ke kasur yang sama.
"jangan ngambek dong, P becanda tadi" kata oaujun sambil mendekat kearah fiat. "p boleh cium cium fiat, kalo fiat mau fiat bebas ciumin P juga. hehe" lanjut oaujun lagi.
Fiat menoleh kearah p nya itu dan tersenyum tipis. Beberapa detik kemudian ia tertidur akibat kelelahan. Hingga tak sadar pada malam itu sang pangeran mengucap selamat tidur dan mengecup keningnya.
-
09.00
Oaufiat terbangun dengan terpaksa karena kebisingan singto yang mengetuk pintu kamar dengan keras.
"Eii jun.... buka in. Tok tok tok tok!!! Wooii bangunnn!!!"
Seperti itulah singto membangunkan mereka. Setelah mungkin oaujun merasa geram, ia dengan kesal berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Lu jangan lupa, kita keluar jam 10. Barang barang lu masih dikamar. Cepet beresin!" Kata singto.
"Fiat lu juga beresin barang lu ya" kata krist menyahut.
Fiat pikir fiat tak perlu susah susah karena ia tidak membawa tas tas besar. Yang ia kemas yaitu baju yang ia beli kemarin untuk berenang.
-
"Oi singto! Lu nyetir lagi ya... masih capek gara gara semalem" bisik oaujun tepat di telinga singto.
"Seenak lu kalo ngomong! Yauda mana sini kuncinya"
Mereka memutuskan untuk kembali singto yang menyetir. Krist dan fiat duduk dikursi penumpang kedua.
Saat mereka akan menancapkan gas, mobil yang mereka tumpangi tidak berjalan semestinya. Singto turun dan mengecek apakah mobil oaujun dalam masalah dimesin bagian depan. Setelah ia cek ternyata semua baik baik saja. Lalu oaujun turun dan tak sengaja melihat ban belakang kempes. Ia melihat sesuatu. Sebuah stickynote bewarna biru muda tertempel disana.
Sticky note tadi bertuliskan :
"Kamu kira bisa melupakan aku secepat ini. Haha jangan lupa, aku selalu mengawasimu. Lihat saja, kau akan kembali kepadaku fiat"
Oaujun mengambil sticky note itu dan membacanya. Kemudian ia dengan gerakan cepat langsung memasukkan kertas itu kedalam sakunya karena singto mendekat
"Ada apa?"
"Ban kita kempes, sial"
"Ada apa P?" Kini krist bertanya kepada singto.
Singto menjawab pertanyaan krist apa adanya bahwa mobil yang mereka tumpangi, ban nya kempes.