Bab 13

372 42 0
                                    

Happy reading~

Jam menunjukkan pukul 21.00. Sang pangeran kecil sedang bermain hp diruangannya. Menatap layar dengan perasaan membuncah, bahagia. Ia teringat tentang apa yang terjadi kemarin. Malaikat nya terlihat tertawa bahagia di layar ponsel itu. Terpampang pasangan yang amat bahagia dengan setangkai mawar dan es krim sama yang digenggamnya. Faktanya kemarin, tepatnya tanggal 22 november, pangeran kecil ini berulang tahun. Ia mendapatkan surprise dari teman temannya. Tak lupa, sang pacar juga memberikan sesuatu yang indah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sang kekasih mengajak pangeran kecil ke suatu tempat yang dimana terlihat jelas danau yang luas. Hanya ada mereka berdua. Diselingi hembusan angin dan gesekan daun bambu yang menyejukkan hati. Jauh dari kata keramaian karena merupakan daerah yang jarang dijamah orang. Pohon pohon hijau lainnya juga mengitari danau. Suara air pun tak dapat dihentikan.Sang kekasih mulai merogoh sakunya dan mengambil benda kotak yang sengaja ia sembunyikan. Ia membuka kotak itu dengan menekuk lututnya didepan pangeran kecil. Si pangeran takjub melihat kekasihnya dengan penuh cinta memberi sebuah cincin. Cincin itu bermakna agar mereka menjadi pasangan yang abadi dan tak terpisahkan. Sang kekasih memakaikan cincin itu di jari manis si pangeran kecil dan menciumnya dengan lembut. Betapa terharu nya hingga ia menitikkan air mata.

Fiat sedang melihat foto foto dan video yang kemarin ia buat sendiri untuk mengabadikan momentnya. Bersyukur ia memiliki teman dan kekasih yang masih berbaik hati dan menyayanginya dengan tulus. Intinya kemarin adalah moment yang tak terlupakan.

Sekarang kedua bola mata cantik itu menyipit dan semakin lama semakin menutup. Ponselnyapun tergeletak sembarangan diatas kasurnya. Tak lama kemudian seseorang masuk dengan wajah tertutup topeng. Ia mengendap endap agar perbuatannya tidak diketahui orang. Ia melipat sapu tangan berbentuk kotak dan dengan segera ia menutup hidung dan mulut fiat hingga fiat tak sadarkan diri. Pukul 23.50 fiat dibawa keluar dengan orang jahat itu. Memasuki mobil dan pergi menjauh sejauh jauhnya dari lokasi tersebut. Saat itu tak ada yang curiga karena para pengaman dirumah fiat sudah ia bereskan dengan menusuk semua leher pegawai. Malam ini menjadi saksi bisu penculikan sekaligus pembunuhan.

-

Kedua bola mata itu terbuka. Fiat menengok kanan kiri dan mendapati dirinya terikat dengan tali tampar yang kuat. Mulutnya pun terbungkam oleh lakban besar.

Fiat diletakkan disebuah gubuk tua yang dinding dan atapnya sudah reyot. Ia meronta ronta agar ikatan tali semakin kendor. Ia terus bergerak sehingga kayu yang bersandar di meja sebelahnya pun jatuh dan menimbulkan suara. Tak lama setelah itu seseorang datang. Orang itu menggunakan topeng yang kemarin ia pakai sewaktu menculik fiat.

"Hai sayang..... ah kehidupan tanpamu rasanya menjengkelkan." Orang bertopeng itu adalah mantan fiat.

"Hmmpp- hmm-"

"aku mau ngomong nih sebenarnya AKU BUKAN GAY SEPERTIMU. IUHH ITU MENJIJIKAN SEKALI. AKU DISINI BUTUH DUIT. AHAHAHA FIAT LU BEGO BANGET SIH JADI ORANG.... AHAHAHA DARI DULU AKU CUMA MANFAATIN UANG MU. BEGOO HAHHAH HAHAHA. Uuhh jangan nangis dongg cup cuup hahaha lucu sekali. SEKARANG AKU MINTA KAMU UNTUK MENELFON SESEORANG UNTUK MENEBUSMU SEHARGA 1 M."

Dia membuka hp fiat dan menemukan satu kontak yaitu OAUJUN. Pria brengsek itu memotret keadaan fiat dan lalu dikirimkan ke line oaujun. Ia tak lupa menuliskan "DATANGLAH DAN BAWA UANG 1 M. ATAU NYAWA PACARMU HILANG. GUE TUNGGU SAMPAI BESOK JAM 2 SIANG".
pesan ancaman itu pun telah terkirim ke nomor oaujun.

Sementara itu, pangeran kecil itu menangis sesenggukan. Matanya memerah. Ia lapar ia haus terlebih lagi sakit di hatinya semakin parah. Si brengsek itu mau berhubungan dengan fiat namun hanya sebatas memanfaatkan uang nya saja. "Kau memang brengsek" batin fiat.

-
OAUJUN POV

Hari ini begitu mendung kurasa. Dia lagi apa ya sekarang. Membayangkan nya saja sudah membuatku girang. Kemarin rasanya seperti aku melamarnya.
Gugup itu sudah pasti tapi demi memuaskan hati itu juga perlu. Entah kenapa barusan kemarin bertemu sekarang sudah rindu. Astaga tuhan. Aku tidak rela jika terlalu lama tidak dekat dengannya.

Aku berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Gelas yang kubawa tak sengaja jatuh dari tanganku. Dan kebetulan yang sangat buruk, pecahan kacanya tak sengaja kuinjak. Tentu saja darah segar keluar dari telapak kaki ku. Aku membersihkan luka dengan air dan menempelkan plaster diatasnya.

Bunda ku mendengar kejadian yang barusan kualami. Bunda pergi untuk membersihkan pecahan gelas kaca itu dan ia menyuruhku duduk disofa ruang tamu. Ia membuka plasterku dan meneteskan obat merah lalu membalutkan kassa di kakiku.

Saat ini entah kenapa perasaanku mulai tidak enak. Bukan karena kesakitan tapi seperti sesuatu buruk akan terjadi. Aku berjalan dengan kaki pincang pergi ke kamarku untuk mengambil hp guna menghubungi fiatku. Memastikan apa ia baik baik saja. Dan lagi lagi aku menjatuhkan hp ku setelah melihat isi chat di line.

-
Aku mengganti bajuku dengan cepat dan menghubungi krist & singto untuk bertemu di depan rumah fiat. Aku tak peduli dengan luka ku dan tergesa gesa mengendarai mobilku. Mungkin sekitar 15 menit an kita sudah berkumpul didepan ruamh fiat

"Apa aku langsung ngomong ke ayahnya fiat?"

"I-iya P jun, hiks" jawab krist dengan tangisannya yang belum mereda.

Kita bertiga masuk ke rumah fiat dan disana ada beberapa orang seperti tim investigasi. Bi sum si pelayan dirumah fiat menangis menceritakan bahwa fiat diculik. Aku bertanya pada bi sum dimana ayah fiat berada. Katanya beliau sedang berada di ruang pribadinya. Aku dengan berlari menuju ruang itu dan mengetuk pintunya. Seseorang bersuara dari dalam dan mempersilahkan masuk. Beruntungnya ayah fiat tepat dihadapanku dan aku dengan cepat memberitahunya tentang pesan yang aku dapat tadi pagi.

Tidak ada ekspresi apapun dari ayah fiat.

"Letakkan handphone mu dan keluarlah"

Kata ayah fiat seperti itu. Aku melakukan apa yang di katakan beliau dan keluar. Sejenak setelah aku keluar ruangan dan menutup pintu, terdengar suara gebrakan keras dan beliau sedang menelfon seseorang. Samar samar ia mengatakan "uang sejumlah 1 miliyar".

Belum.... hatiku belum lega sebelum aku bertemu dengannya didekapanku lagi.

Aku pergi ke tempat singto dan krist.
"Krist... apa ponselmu terhubung dengan fiat?"

"(Hanya mengangguk)"

"Coba kulihat"
Aku mengecheck lokasi hp fiat namun tidak berhasil karena memang belum pernah menautkan gps masing masing. Sekarang aku gak tau harus apa. TUHAN tolong bantu kami.

-

Ayah fiat berjalan diikuti 2 pria ber jas dibelakangnya.

"Bi sum tolong jaga rumah"

"Kalian semua, bersedia ikut dengan saya? Saya telah mengetahui lokasi dimana anak saya berada. Jika kalian berkenan tolong ikuti saya"

"Iya om kami ikut"

"Satu lagi, kalian bertiga sebaiknya memakai 1 mobil saja"

"Baik om"

Kita berangkat sesuai apa yang diperintahlan ayah fiat. Aku sangat cemas padanya. Bagaimana bisa hal ini terjadi. Siapa orang yang menculiknya. Apakah orang itu punya dendam dengan fiat. Tapi siapa.

ASTAGA... ORANG ITU..





Tbc

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang