16 (2)

338 31 6
                                    

Happy reading~

Sudah lumayan banyak terkumpul bungkus makanan ringan dan minuman kaleng memenuhi meja dihadapan dua pasangan muda ini. Mungkin hanya sekitar 30 menit lagi, film yang mereka putar akan menuju ending. Tetap saja untuk Jun dan Singto hanya terfokus pada seseorang yang berada disampingnya. Untuk satu adegan yang paling berkesan yaitu dengan munculnya hantu tepat memenuhi layar televisi, dipergunakan baik untuk Jun dan singto. Krist dan fiat yang saat itu terkejut hingga mereka berteriak, sembari menyembunyikan kepala mereka di lekuk leher pasangan masing masing. Kelakuan mereka sungguh persis. Setelah kejadian itu, tak lama suatu barang dirumah Singto terdengar jatuh. Suaranya begitu keras hingga keempat manusia ini merinding termasuk Jun dan singto sendiri.

Krist yang sedari tadi menahan kencing, kini ia putuskan untuk ke kamar mandi. Namun sialnya, kejadian itu membuat krist semakin ketakutan. Krist meminta bantuan singto agar ia mau mengantarkan nya ke kamar mandi. Tidak mungkin singto membiarkan krist menahannya begitu lama. Dan langsung saja mereka berjalan cepat ke kamar mandi.
"P, tungguin ya! Jangan ditinggal!! Awas aja!!" Kata krist yang masuk kedalam bilik. "P, pintunya ga aku tutup, phi gausah nengok" tambah nya.

Singto hanya berkata "Ya" dan saat itu juga, terlintas ide buruk untuk menjahili krist. Ia mengendap endap pergi dari area kamar mandinya menuju ke ruang tamu dimana JunFiat berada. Singto hanya usil. Ia tidak memikirkan dampak kedepannya untuk dirinya sendiri. Terkadang ia begitu bodoh dengan hal hal konyolnya. Ia fikir ia akan mudah untuk mendapaatkan maaf dari krist karena ini adalah hari ulang tahunnya. Namun hanya krist saja yang tahu bagaimana nanti bersikap dengan singto.

"AAAAAAAAAAAAA"

Sebuah teriakan dari kamar mandi yang sudah pasti itu adalah krist, membuat singto dan dua temannya saling memandang lalu berlari menuju ke sumber suara.

Krist terlihat ketakutan saat ia keluar dari kamar mandi

"Kenapa?? Ada apa sayang?" Singto bertanya pada krist. Krist menangis dan ia meninggalkan singto lalu menuju ke ruang keluarga. Fiat melihat krist pergi dan ia memutuskan untuk mengikutinya.

"Kenapa sih dia?" Oaujun bertanya.

"Gue kaga tau. Ceritanya, gue tadi disuruh krist buat jagain dia pas buang air kecil dan jangan ninggalin dia, tapi gue tinggalin dia, sengaja"

"Jail banget lu sumpah!, kalo gue jadi krist sih mending gue putusin leher lo"

Jun yang gemes sendiri liat tingkah bodohnya singto jadi ingin jitak kepalanya. Gimana lagi cobak, setahu jun, krist itu penakut kalau dijahil in seperti itu ya otomatis dia nya nangis lah. Dan si singto juga lola banget alias loading lama, seharusnya kan ia ngejar si krist dan minta maaf gitu, tapi dianya malah diem aja.

Sementara itu, si fiat yang lagi bertatap muka sama krist membicarakan hal yang barusan terjadi. Di teras rumah singto, krist menangis namun hanya sesenggukan. Awalnya mereka kira krist hanya nangis bohongan namun mereka salah. Krist bercerita bahwa tadi sewaktu ia buang air kecil ia merasa ketakutan karena ia membayangkan hal hal horror ditambah lagi kekasihnya yang meninggalkannya di kamar mandi. Mau tidak mau krist menjerit dan menangis karna ketakutan. Mungkin ini kali pertamanya singto mengetahui hal yang membuat lelaki ini takut. Secara yang dikenal adalah krist si cuek terhadap orang lain.

Fiat merasa iba dan merasa bersalah karena ia membiarkan krist menonton film horror. Salah singto juga pastinya. Puncak kepala krist kemudian diusap oleh fiat.

"Sudah lah krist, masuk yuk, panas nih" kata fiat yang menyuruh krist masuk kedalam rumah.

"Tapi gue kan masih kesel ama dia"

"Gak baik ah, ntar dia juga minta maaf, lagian p singto kan kaga tau kalo kamu takut hal hal berbau horror. Maklumin aja lahh p singto pasti juga merasa bersalah. Yuk masuk"

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang