Bab 14

372 38 0
                                    

Happy reading~

OAUJUN POV

Seperti mimpi buruk yang terus menerus menghantui pikiranku. Aku hanya duduk di kursi tengah mobil karena singkrist tidak memperbolehkan ku untuk menyetir. Nafasku sedikit tercekat ketika aku teringat sesuatu. Dengan cepat aku mengeluarkan dompet ku dan menggeledah nya. Aku menemukan sticky note kecil yang aku lipat. Aku membukanya dan benar saja dugaanku. Pesan didalamnya adalah sebuah dendam dari pria bajingan, mantan pacar fiat. Aku menghentakkan kakiku dengan keras hingga dua orang didepanku menoleh melihatku.

"Tenang jun.... fiat baik baik saja, gue yakin" singto mencoba menenangkanku yang sedang dilahap emosi.

"Iya p jun.... fiat is ok. All is fine. Trust me" krist menambahi.

Tapi semua omongan mereka ibarat angin lewat untukku. Bagaimana bisa tenang jika hatiku saja sudah terlalu sakit untuk memikirkan kemungkinan terburuk nantinya. Mana mungkin aku sanggup kehilangan fiat, orang yang sangat kucintai.

LINE,
'Waktu mu kurang 1 setengah jam lagi. Cepat atau aku BERMAIN dengan kekasihmu ini'

OH SHIT!!!! DASAR BAJINGAN!!!.
Teriakku dalam hati. Emosiku meluap luap. Aku tak dapat menahannya. Air mata ku pun jatuh diselingi nafas berat.

-

Mungkin dalam waktu 30 menit aku, krist dan singto memasuki kawasan yang dipenuhi rerumputan dan semak belukar serta terlihat jelas banyaknya pepohonan tinggi dan lebat. Mobil didepan kami yang merupakan mobil dari ayah fiat kini berhenti di depan gubuk kecil. Ketiga bodyguard nya keluar dan memastikan gubuk itu dalam keadaan aman. Tak lama, mereka berbisik dengan ayah fiat. Ayah fiat berjalan menuju mobil yang ku tumpangi. Beliau menyuruhku keluar. Beliau memberikan secarik kertas padaku. Aku membacanya dalam hati.

'Aku tidak bodoh. Aku tahu kamu pasti membawa banyak orang dan beberapa anak buah. Haha... aku tak semudah itu kalian bohongi. Kalau ingin fiat selamat, kirim oaujun sendiri dan jangan lupa membawa uang tebusan seharga 1 M. Jangan mengancamku dengan polisi. Dibelakang gubuk ini ada jalan setapak. Biarkan oaujun sendiri yang menebusnya. Kalau kalian tetap bersama, apa boleh buat, mungkin kalian akan melihat anggota tubuh fiat yang terlepas. Hahahaha....'

"Kamu siap? Boleh saya meminta pertolonganmu atas ini?" Kata ayah fiat yang tegas namun rasanya terselip kesedihan dan kekhawatiran didalamnya.

"Tentu saja" jawabku singkat.

"Bawa pisau lipat dan pistol ini. Sembunyikan di saku belakangmu dan tutupi dengan bajumu. Semoga berhasil" katanya lagi.

"Hati hati ya jun" kata singto yang dilanjutkan anggukan dari krist.

Aku memberanikan diri dan melakukan ini dengan segenap hatiku untuk menolong kekasihku. Tanpanya hidupku akan hancur. Aku akan melindunginya. Dan sekarang saatnya.

Aku mulai melangkah dijalan setapak itu, lama aku menyusurinya dan tibalah aku di sebuah hamparan luas dengan danau yang tidak seberapa besar dihadapanku.

"Empphh.... emmpphhh"

Aku mendengar suara. Refleks menoleh ke arah kanan datangnya suara dan aku melihat fiat yang diringkus dan didudukkan pada sebuah kursi kayu. Aku berlari menujunya dan sebelbum sampai kepadanya, bajingan itu muncul dan mendekati fiat dengan sebilah pisau kecil ditangannya.

"Letakkan uangnya dimeja itu!" Ia menunjuk meja bundar yang sedikit reyot di sebelah kiri pohon. Aku melakukan apa yang ia perintahkan. Demi tuhan aku tak sanggup melihat wajah fiat dipenuhi darah dari pipinya yang tadinya telah bergesekan dengan pisau yg dibawa bajingan itu.

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang