~selamat membaca~
"Bundaaa.... Jun pulang."
"Selamat siang bun..eh tante"
Pintu dibuka, menampilkan bunda oaujun yang terlihat masih cantik dan segar. walaupun beliau sudah berumur namun senyuman nya terlihat sangat manis dan anggun. Bunda oaujun menyuruh fiat lebih dulu masuk dan menyuruhnya duduk di sofa sembari berlari kecil ke dapur untuk membuatkan suguhan minuman.
"phi aku ga ganggu kan?"
"nggak ih apaan dah, kayak siapa aja kamu"
fiat sedikit merasa sungkan, ia pun juga tidak tau apakah ia direstui bunda untuk berhubungan dengan anaknya atau tidak.
Fiat duduk dengan bingung. Ia menatap beberapa cookies didepannya yang berwadahkan toples kaca. Menggemaskan sekali bentuknya bermacam macam ada yang bulat seperti wajah beruang, bentuk bintang yang atasnya ditaburi permen kecil warna warni, dan ada juga ada bentuk kerang warna soft yang terlihat sangat manis."Dimakan saja cookies nya, itu bunda sendiri yang bikin loh. Ini silahkan diminum bunda bikinin ocha dingin"
"Terimakasih bun- eh, tante. Ah ini fiat beli cake untuk tante"
"Eeeh... kenapa repot repot bawain cake buat bunda. Aduhh terima kasih yaa. Fiat panggil nya bunda juga tidak apa apa. Bunda lebih senang hihi.."
Fiat hanya mengulum senyum, ia senang namun ia tidak tahu lagi bagaimana berkomunimasi dengan bundanya oaujun. Ia saja jarang berbicara kepada perempuan kecuali pelayan dirumahnya. Jun yang kedatangannya ditunggu fiat untuk memecah keheningan ini tak kunjung datang. Kemana anak itu.
"Emm bunda apa kabar?"
"Ah sudah lama setelah kecelakaan itu, bunda sekarang sangat sehat sekali. Lihat. Bunda sudah bisa beraktivitas seperti dulu lagi, kepala bunda juga sudah tidak sakit lagi setelah banyak terapi ringan dirumah. Lalu bagaimana dengan kamu? Ah bunda senang sekali Jun membawamu kesini. Bunda bisa mengenalmu. Aduuhh imut sekali"
"E-eh?"
"Apasih bun jangan godain fiat deh. Sini sayang, ayok ke kamar"
"Dek!!! Orang bunda lagi ngobrol kok main bawa bawa saja. Bunda kan juga ingin bersama fiat lebih lama."
Omel bunda ke anaknya. Fiat yang hanya duduk melihat mereka berargumen pun merasa sedikit sesak di dadanya. Ia bukan sedih tapi justru senang. Ia melihat bagaimana interaksi anak dan ibu itu dengan hubungan yang baik. Tak bisa dipungkiri ia merindu mamanya.
Selama ia hidup hanyalah pada masa kecilnya ia disayang dan dicintai orang tua nya. Karena itu, melihat mereka cek cok sedikit membuat ia iri ingin memiliki hubungan seperti itu lagi.
"Fiat, ayo"
"Dek, gaboleh macem macem loh ya"
"Apaan sih bun, orang juan sama fiat mau maen ps kok"
Fiat mengekor dibelakang oaujun dan masuk ke kamar yang luas. Ia mendapati banyak barang yang berserakan. Buku, jersey, meja lipat dan beberapa bungkus snack tergeletak begitu saja dilantai. Sepertinya sudah lama jun tidak membersihkan kamarnya sendiri.
Melihat fiat yang mengerutkan dahi, jun hanya terkekeh pelan dan mengatakan bahwa ia berjanji akan membersihkannya setelah fiat pulang nanti.Sesaat ia melihat sebuah foto yang dipajang dengan figura putih, fiat memandangi sosok yang berada disana
"Kenapa foto ku yang ini!!"
"Hah??"
Jun mendekat mendengar fiat yang sedikit meninggikan suara. Ah ternyata fiat kesal karena jun mencetak fotonya yang lagi tidur dengan mulut sedikit terbuka. Untung ga ada iler batin fiat.