bab 7

537 64 1
                                    

Sudah dua hari dilalui dengan tenang, setelah kejadian dirumah oaujun, ia lebih senang karena setiap harinya dia akan di antar oleh pangerannya itu. Dia awalnya menolak karena dia berfikir bagaimana cara ia pulang jika ia tidak bawa sepeda motor. Namun pangerannya besikeras untuk mengantar fiat beberapa hari kedepan alasannya karena sekarang fiat sakit flu dan kemarin ia mengadu bahwa kepalanya sedikit pusing. Akhirnya oaujun menyarankan agar pulangnya nebeng krist, sahabatnya itu.

-
Saat ini oaujun dan fiat sedang dalam perjalanan ke sekolah fiat.

"P jun, fiat boleh tanya sesuatu?"

"Hhm?? Tanyalah sesuka hatimu sayang"

"Ihh apaan, hmmm fiat ingin ngadain piknik ah bukan, maksudku hanya jalan jalan menghirup udara segar saja, fiat ingin mengajak krist , p singto dan p jun."

"Wah... ide baguss, gimana kalo ke pegunungan aja. Kan adem tuh"

" mendaki? Ga mau ah, fiat rasa fiat gabakal kuat"

"Iya lah tubuhmu kecil, emm bagaimana kalo ke kota malang aja. Disana kan banyak taman hiburan udara disana sejuk, kita juga bisa menginap di villa"

"Ide bagus. Oke kita berangkat minggu depan saja"

Oaujun hanya mengangguk. Mereka telah menutuskan pergi ke malang. Fiat menyuruh pangerannya itu agar memberitahu rencana ini kepada singto, dan ia sendiri akan memberitahu krist.

~15.12~

"Eh krist, nebeng seperti biasa yak"

"Hari ini gue gak bawa motor, p singto ntar jemput gue. Mungkin sekitar 15 menitan baru nyampe"

"Iya tetep aja gue nebeng"

"Iyaaa tuan putri nya p jun .......dasar, ntar kalo gue ga ngebolehin lu nebeng, p jun bakal geplakin gue, yang ada pacar gue juga diomelin. "

"Ih apa apaan sih. Eh ... krist... itu..itu.."

Fiat dengan lagak gelisah memandang seseorang yang berdiri didepan gerbang sekolah. Terlihat seseorang yang saat ini tidak ingin mereka lihat lagi. Iya, yang berdiri disana adalah mantan pacar fiat.

"Krist.... harus gimana?"

"Lu gausa takut fiat. Gue bener bener eneg lihat tuh orang. Kita jalan aja. Lu sama dia kan udah putus. Hak dia apa atas elu".

"....."

Dengan ragu ragu fiat melangkah bersama dengan krist. Dalam hati fiat masih ada rasa benci dan emosi yang mendalam. Disini fiat sebagai korban perasaan tapi entah mengapa saat ini fiat juga merasa takut dan cemas dengan sesuatu yang akan ditimpanya nanti.

Langkah demi langkah ia tempuh, hingga sang pria itu mendatangi krist dan fiat. Fiat mendadak diam. Krist hanya memandang pria itu dengan tatapan merendahkan.

"Mau apa lo kesini lagi hah. Belum puas lo gangguin fiat" kata krist yang sempat mengejutkan fiat.

"Eh jangan songong lu, gue mau pacar gue bukan lu" balas pria itu tak mau kalah.

"Cukup hentikan!. Kamu! Aku udah gak mau lagi berhubungan denganmu. Cukup sekali saja kau menyakiti perasaanku. Nggak ingat apa, siapa yang kamu cium didepan mataku itu. SIAPA HAH!" bentak fiat pads kata terakhir.

"Dek.... ada apa ya ini?" Pak satpam penjaga sekolah menghampiri mereka bertiga dan menanyakan apa yang terjadi.

"Pak, orang ini terus menganggu fiat. Jangan biarkan dia masuk atau bahkan menunggu nya di depan gerbang sekolah. Usir aja pak. Kami mohon."

Saat itu juga pak satpam menahan tangan pria itu lalu diseretnya untuk keluar wilayah sekolah. Fiat hanya tertunduk. Krist tahu betul apa yang sedang sahabatnya itu rasakan.

Hari ini krist juga akan dijemput singto. Mereka menunggu kurang lebih 5 menitan di pos satpam. Selama itu krist mencoba menghibur fiat. Namun yah fiat masih saja tak mengucap satu kata pun.

Mobil singto terlihat oleh mereka. Dan ternyata ada oaujun,

"Krist, fiat kenapa?" Tanya oaujun. pasalnya fiat main masuk mobil di kursi penumpang (tengah).

"Nanti aja p. Gue duduk depan ya"

Akhirnya oaujun dan fiat duduk bersebelahan. Yang tak disangka, fiat memeluk P nya itu dan membenamkan wajahnya di dada bidang milik oaujun. Oaujun tak berkata apa apa namun tangannya tak berhenti menepuk kecil punggung fiat. Jun juga memeluk fiat sebentar lalu ia memberikan ciuman kecil di ujung kepala fiat.

(Kissing couple hanya diam. Walaupun apa yang dilakukan oaujun x fiat sedikit awkward ^^)

Selama perjalanan fiat tertidur di pangkuan oaujun. Hingga sampai di depan gerbang rumah fiat.

Beberapa jam yang lalu ~

"Dok!! Dokter! Saya mohon dok, periksa sekali lagi. Nyonya saya pasti bisa sadar lagi dok. Saya mohon!!"
Bi sum memohon agar sang dokter mengubah takdir. Pada pukul 10.30 sang ibu rumah tangga meninggal. Mama fiat sempat kritis lalu tak lama beliau menghembuskan nafas terakhir.

-
Banyak orang berkumpul memakai baju hitam di depan rumah fiat. Karena kaca mobil dibuka, terdengar suara berisik antara tangisan dan hanya obrolan biasa, Fiat bangun dari pangkuan oaujun.

"P ada apa?"

"Fiat, kami turut berduka cita atas meninggalnya tante" krist bersuara dengan lirih.

"Hah??? Ngomong apa kamu! Mama masih dirumah sakit. Mama belum meninggal"

-karangan bunga kematian terjejer di halaman depan rumah fiat, dan fiat telah membacanya-

Fiat dengan tergesa gesa berlari menuju dalam rumah. Nafasnya memburu saat melihat mayat mamanya di dalam peti mati. Air matanya jatuh dengan cepat. Fiat mendekat
"Ma.... mama... mama bangun. Fiat masih butuh mama. MAMA!! Hiks... hiks... maa.... fi-fiat tahu fi-fiat hiks ba-banyak salah sama mama... hiks ... maafkan fiat ma.... mama bangun. BANGUN MAAA"

Krist bersebelahan dengan singto. Fiat yang tertunduk di lantai dituntun oaujun untuk ke dapur mengambil air minum. Fiat sungguh hancur. Dunia nya yang sempit kini semakin terampas oleh kenyataan pahit.

~
Bukankah ia masih sebentar untuk merasakan kesenangan dunia. Saat ini fiat berdiam diri di kamar ia terus memandang foto yang terbingkai warna emas. Terdapat tiga orang, fiat kecil dan kedua orangtuanya. Mata fiat membengkak, wajahnya masih memerah. Air matanya mengering, lelah hati adalah perasaannya sekarang. Pikirannya pun kosong.

Kini sudah 3 hari ia tidak masuk sekolah. Beberapa orang masih lalu lalang di kediamannya. Mungkin saja itu saudara jauh fiat.

Bi sum selalu mengantarkan makanan ke kamar fiat karena fiat lebih memilih untuk menguring diri.
Hari ini krist, singto, oaujun datang ke rumah fiat. Kamar fiat tak terkunci jadi mereka bertiga masuk dan menemui fiat yang tengah tidur memeluk sebuah foto. Makanan yang tadi diantar bi sum belum ia makan.

Oaujun duduk di tepi kasur yang fiat tempati. Ia mengusap ujung kepala fiat dengan lembut. Manik matanya lekat melihat garis wajah fiat. Jun merasakan beratnya kehidupan pria kecilnya itu.

"Hmmhh..."

"Fiat?"

Mata sayu itu kembali terbuka, memperlihatkan bentuk kantung mata yang sedikit menghitam.

"Fiat, kamu makan dulu ya, p suapin" kata oaujun.

Krist membawakan makanan yang berada di atas nakas lalu diberikan ke oaujun. Krist dan singto pamit membeli susu dan beberapa vitamin untuk fiat. Kini oaujun sedang menyuapi fiat. Fiat hanya diam sambil mengunyah makanan.

Beberapa sendok setelahnya, fiat tak mau lagi memakan sisa makanan di piring. Oaujun menaruh piringnya dia atas nakas.

"Fiat...."

"...."

Oaujun memeluk nya dengan erat, menyalurkan kehangatan dan kenyamanan untuknya. Oaujun mendorong pundak fiat menjauh dan ditatapnya wajah fiat dengan seksama. Tak lebih dari lima detik oaujun telah mencium kening fiat.

KEHANGATAN ITU SAMPAI PADA HATI YANG SEDANG MERINDU KETENANGAN.




Tbc

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang