bab 3

806 87 2
                                    

Happy reading ~

Oaujun POV

Lusa, hari minggu, aku mengundang teman kampus, temen dance dan temen kompleks yang baru aku kenal untuk acara open house dirumah baruku. Emang sih udah seminggu aku tinggal di rumah ini. Itung itung syukuran kata orang tuaku.

Tepat pukul 7 malam banyak tamu yang sudah menunggu. Acara open house ini dilakukan di taman belakang rumah, coz taman belakang rumahku lumayan luas. Disana sudah ada makanan, baverange, cake, snack, dessert dan juga ada banyak bahan seperti daging, sayur, buah yang ditusuk tusuk untuk dipanggang. Pemanggang nya juga sudah siap untuk BBQ.

Tamu tamu akan langsung dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang ada. Beberapa orang terlihat saling berkomunikasi. Aku hanya mencari seseorang, Fiat. Mataku dengan jeli melihat kesana kesini. Namun aku tidak bisa menemukannya. Padahal aku udah nyiapin banyak permen dan cokelat. Mungkin dia datang terlambat, semoga.

"Yo! Eii jun, rumah lu gede yak. Tamannya luas. Cuman kurang, harusnya ada rumah pohon atau kolam renang" kata teman kampusnya, singto.

"Yaelah, ngapain juga dikasih rumah pohon, ntar kalo ada gituan yang ada bakal dihuni hantu soalnya hantu kan suka tinggal di pohon. Hiiiiiiii" balasku

Singto adalah teman baruku di kampus. Dia baik. Pas awal aku masuk universitas, cuma dia yang bersedia nganterin jalan jalan keliling kampus. Dia juga yang sering ngajak ngobrol. Sebagai ucapan terima kasih ku waktu itu, aku mengajaknya keluar untuk makan. Tapi dia menolak. Katanya ada janji ngedate sama pacarnya. Kata singto, pacarnya masih SMA. Wagelaseehh..

Karena aku bingung mau ngapain jadinya aku memperkenalkan Singto ke teman teman dance ku. Mereka ada 15 orang cuman yang dateng hari ini ada 5, 1. Guns 2. Off 3. Nammon 4. Tay 5. New.
Mereka sudah bisa mengakrabkan diri. Mereka terus mengobrol. Kebanyakan membahas hal konyol karena si Tay kalau ketemu orang baru pasti dibercanda in. Diajakin main tebak tebakan juga. Tay emang gitu orangnya. Gakhukhu.

"Oh iya Jun, si Fiat ga bisa dateng. Dia cuma titip salam buat elu" kata si Off

"Alasannya?"

"Ehmmm ya gitulah, that's something like problem with his family"

"Kalau gitu boleh aku minta nomor hp nya?"

Off memberikan nomor hp nya si fiat.
Aku hanya mengangguk saja. Padahal dalam hati rasanya berbunga bunga. Aku ingin melihat wajah fiat hari ini. Sedikit kecewa. Hmm tak apa lah mungkin lain kali bisa ngajakin fiat lagi. Entah ngajakin kemana.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tamu tamu juga sudah pada pulang. Ahhh... aku lelah. Aku merebahkan tubuhku diatas sofa.

"Dek... udah malem. Tidur sana. Jangan lupa cuci kaki" suara ini bukan suara kakak ku soalnya dia udah tinggal dengan keluarganya sendiri, ini suara bunda ku.

Aku memanggilnya bunda, bukan berarti aku anak manja. Dari kecil aku dan kakaku dididik mandiri. Papaku seorang asistent direktur perusahaan ternama di pulau ini. Meskipun begitu, prinsip hidup dengan sederhana masih kita terapkan.
Bundaku hanya ibu rumah tangga biasa yang juga punya bisnis yang ia bangun sendiri. Mama punya bakat design jadinya ia membangun sebuah butik karyanya sendiri.
Kakakku laki laki, leo namanya, ia sudah berkeluarga, masih dikarunia i satu anak, perempuan.
Aku (?) Hanya seorang laki laki berumur 20 tahun.

Karena hari ini lumayan pegel, aku langsung tidur. Tanpa melihat notif apa yg muncul di hpku.

Fiat POV

Hari minggu ini aku hanya dirumah seharian. Bangun tidur aku langsung mandi seperti biasa. Abis mandi tiduran lagi di kasur. Meluk temanku "yai noo" *boneka beruang laut.

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang