waktu sendiri

137 10 0
                                    

(Sorry for typo)

Hari selasa dan rabu sudah terlewati. Kini tinggal kamis yang mana unas mapel pilihan dilaksanakan. Matang sekali bekal pembelajaran yang fiat sudah lakukan. fisika adalah hal yang tidak begitu sulit bagi dirinya. mungkin bagi sebagian orang malah menghindari fisika karena termasuk mapel sulit di jurusan MIPA.

Benar saja hanya butuh 1 jam setengah, fiat bisa menyelesaikan soal fisika sebanyak 40 pertanyaan. Kebanyakan dari mereka adalah yang fiat telah pelajari. Hanya berganti angka yang diketahui saja. Dalam hatinya pun fiat tidak lupa mendoakan temannya, krist, agar bisa dan lancar menjawab semua ujian biologinya.  

"Selesai~"

Ia meregangkan tangannya. Melirik sekitar, rupanya masih banyak yang berkutat dengan pensil dan kertas buram. Dan ada pun yang sedang berfikir sambil mengingat teori, mungkin biologi yang mereka ambil. Fiat doakan saja mereka dapat menjawab dengan benar.

Bel telah berbunyi, guru pengawas memberikan selamat kepada siswa karena telah selesai melewati hari hari ujian nasional. Seperti biasa, sebelum pulang mereka pun disuruh untuk menandatangani daftar kehadiran.

"Oh iya, ada yang mau ibu mau sampaikan. Mengingat adanya acara tahunan yaitu tour perpisahan, sudah diputuskan pihak sekolah akan diadakan di Bali. Diharap segera melunasi pembayaran jika belum. Terakhir minggu ini. Oke itu saja. Terima kasih untuk hari ini"

"Baik bu" serempak satu kelas.

-

FIAT POV

Hari ini lega banget karena unas sudah selesai. Tinggal nunggu ujian masuk universitas saja.

Aku kepikiran soal tour perpisahan di bali. Sudah sejak sebulan yang lalu mereka menyuruh murid murid agar membayar untuk tur ini. Aku masih belum memutuskan akan ikut atau tidak. Biayaku sudah dibayarkan papa, artinya aku sudah terdaftar. Tapi aku masih ragu. Dan parahnya aku tidak tau apakah krist ikut atau tidak.

Sejujurnya aku ingin tidak mengikuti tour dan menggantinya dengan mengadakan pesta kecil kecil an. Bukan untuk apa, tapi rasanya ingin sekali. Bayangkan saja di Bali hanya menikmati destinasi nya saja, tanpa banyak teman. Karena aku hanya ingin berkegiatan bersama dengan orang yang aku kenal dan sayangi.

Mungkin nanti bisa aku fikirkan lagi. Dan sekarang aku cuma ingin rebahan. Nyala in tv, buka netflix, dan memilih film tentang keluarga.

Tapi kurang.

Aku ingin coklat panas dan beberapa snack. Aku memutuskan untuk keluar kamar dan kebetulan bi sum lewat.

"Bi bisa buatkan fiat coklat panas? Sama camilan kalo ada. Hehe"

"Okeh siap. Tunggu didalam saja, nanti bibi antar"

"Okeh terima kasihh"

Sepertinya tadi bi sum mau ngepel tapi aku suruh. Maaf ya bibi, fiat lagi mode malas hehe..

Kembali ke netflix. Aku menemukan judul "wonder" sepertinya bagus. Mengisahkan seorang anak dengan wajahnya yang tak sempurna.

Sudah aku play, dan sekitar 10 menit kemudian bi sum nganterin coklat panas dan beberapa toples makanan ringan.

"Makasih bi, oh iya bibi disini aja kalo mau nonton sama fiat."

"Enggak deh. Ini bibi niatnya abis ini pulang"

"Loh kenapa?"

"Anak bibi kena tifus, dari kemarin sudah dirumah sakit."

"Oh ya sudah bibi pulang saja"

"Tapi bibi belum izin tuan besar"

"Udah nggak papa, nanti fiat yang telfon papa. Kan dirumah masih banyak yang jaga. Bibi nggak usah khawatir. Apa bibi mau fiat antar ke rumah sakit??"

"Nggak usah, haduhh bibi kan cuma pembantu disini, masa mau dianterin majikannya, haha, ndak usah"

"Disini itu yang biasanya fiat ajak ngomong cuma bi sum, lainnya jarang. Jadi bi sum jangan sungkan sungkan ke fiat. Boleh kok kalau bi sum minta tolong ke fiat, kalo fiat sanggup pasti fiat bantu"

"Terima kasih ya, den fiat baik sekali."

"Yaudah bi gak papa pulang sekarang, kasihan anaknya nunggu"

"Okehh terima kasih banyak"

Aku hanya menggangguk dan tersenyum. Berharap semoga anak bi sum cepat sembuh. Melihat orang yang dicintai jatuh sakit itu perih, ingin sekali menggantikannya. Mungkin itu yang dirasakan para ibu.

Aku jadi overthinking lagi. Apa mama dulu juga khawatir ya waktu aku sakit?

Ah tidak tidak. Tidak boleh berburuk sangka.

Kembali ke film, aku menikmati alurnya. Dan film ini bagus sekali. Emang nggak kerasa sampai aku sadar kalau aku menangis. Membayangkan bagaimana jadinya kalau dia adalah aku. Mungkin ini saatnya, dengan apa yang diberikan tuhan dan apa yang dititipkan tuhan ke aku, harus aku syukuri lebih lagi.

Coklat panasku habis, camilan juga tinggal setengah. Dan aku masih lapar.

Aku berjalan menuju dapur untuk meletakkan gelas dan toples toples tadi. Aku berfikir untuk membuat mac n cheese.

Setelah aku cari, cuma ada macaroni spiral, keju cheddar yang bungkus kecil sama susu full cream. Ada tambahan sosis juga.

Masih bisa lah dimasak.

Cuci tangan nomor satu dan selanjutnya aku menggeprek bawang putih dan mencincang nya. Macaroni sudan aku rebus dengan tambahan garam sedikit. Mungkin nunggu 8 menit, karena aku pakai api sedang. Sambil menunggu, aku memotong sosis dan bawang bombay lalu menyisihkannya. Aku ambil teflon dan menuangkan sedikit minyak. Api dipasang kecil agar tidak cepat gosong. Sekiranya sudah panas, aku masukkan bawang putih, bawang bombay dan sosis kedalamnya. Jangan lupa sambil diaduk biar matangnya merata. Sekiranya sudah, aku tuang susu dan keju. Aduk aduk terus sampai mengental. Oh iya kejunya sudah aku parut agar lebih cepat leleh dan tercampur dengan susu. Kalau mau tambahkan lada bubuk dan sedikit penyedap rasa.

Kalo kata p jun 'no micin no life'

Setelah mengental, masukkan macaroni tadi ke teflon. Aku aduk lagi. Mac n cheese selesai, tinggal aku taruh ke mangkok. Aku pilih mangkok biar panasnya masih awet. Kalau pake piring cepat dingin.

Untum minuman aku menyiapkan jus  jeruk. Aku membawanya ke kamarku dan aku letakkan di meja sebelah jendela.

Aku memutar lagu ballad dan mulai menikmati makananku. Sambil menerawang keluar jendela.

Awan saat itu bewarna abu abu.

Mungkin banyak yang tidak tahu, tapi aku pribadi yang melankolis.

Aku diam diam menulis sajak. Mungkin ketika aku dalam suasana gloomy seperti sekarang.

Hawa mendukungku untuk bermain kata kata dalam pikiran.

Aku suka sekali suasana seperti ini. Suasana dimana ingat sebuah harapan, ingat juga bahwa diri ini jauh dari kata sempurna.

Bagusnya memang bisa mengingat nikmat tuhan, tapi juga bisa saja merasa terpuruk. Sering sekali aku hanya menatap luar jendela dan melihat nangis lalu tiba tiba menangis. Iya memang saat itu aku memikirkan sebuah kekhawatiran/ kecemasan. Takut untuk sesuatu yang buram.

Iya, takut, tapi tidak tahu takut akan hal apa.

Hanya tinggal beberapa sendok,mac n cheese ku habis. Aku duduk memeluk lututku dan menyandarkan kepalaku padanya.

Seakan mendukung pemikiranku, hujan pun turun dangan lebat.

Dan aku teringat satu hal.

Banyak orang yang menyebutkan 'akan ada pelangi setelah hujan/badai'

Pelangi itu indah, dan hujan membawa berkah.

Faktanya, pelangi tak selalu datang setelah hujan.

Memang kadang benar kadang juga tidak.

Memang mereka sangat indah.

Tapi hal yang pasti.

Pelangi itu sementara.

Hujan pun.








SHORT Me time by fiat.
Tbc

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang