Bab 11

412 39 0
                                    

Happy reading~

Sebuah panggilan masuk tertuju pada nomor fiat kini telah diangkatnya. Kedua pasang mata itu menatap bersamaan. Oaujun mengerutkan alisnya. Mungkin dalam hati ia bertanya tanya siapa yang menelfon pacarnya itu.

"Halo?" Panggil fiat.

"Hai darling, apa kabar?"

"Mau mu apa? Tolong jangan menelfon ku lagi"

Fiat dengan kesal menutup telfonnya sepihak. Ia marah. Fiat melirik manik mata yang sedari tadi memperhatikannya. Mata yang sedang ditatapnya menyiratkan kebingungan.

"P, aku ingin menceritakan semuanya kepadamu"

Fiat akan menceritakan tentang dirinya dengan si penelfon tadi. Iya, mantan kekasihnya. Sambil bercerita ia juga berkata sesuai keadaan perasaanya dikala itu. Alasan fiat saat ini, ia ingin bercerita, karena ia tak mau lagi menyimpan rahasia itu dari oaujun. Prinsip yang dibuat fiat memang benar. Ia harus memang saling terbuka dengan oaujun. Karena ia tak ingin lagi kehilangan orang yang berharga menurutnya.

Oaujun mendengarkan cerita fiat dengan seksama. Ia terus melihat ekspresi apa yang ditunjukkan fiat saat ini. Mungkin marah ataupun kesal.

"Aku tidak tahu lagi bagaimana menyikapinya. Dia pernah mendatangiku di sekolah, dia memperlakukan ku sebagai 'aku milikknya' seperti dulu waktu aku dan dia bersama. Aku takut dia berbuat masalah dengan hubungan kita P. ...... fiat minta maaf kalau cerita ini bisa nyakitin hati p jun"

Fiat bercerita dengan raut muka frustasi. Dia mencemaskan hubungan sebesar biji jagung ini. Jun yang mengetahui keresahan fiat, hanya menepuk pundak fiat dan berkata bahwa semua akan baik baik saja, dan Jun berjanji akan menjaga dan melindungi pangeran kecilnya itu. Jun mencium kening fiat, agar fiat kembali tenang.

Setelah semua rahasia kecil itu terbongkar, oaujun mengerti bahwa pangeran kecilnya butuh perlindungan dan kesetiaan. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, jun berpikir itu adalah tugas yang mudah untuk dikerjakannya. Hati oaujun semakin tenang karena fiat mau dan bersedia menceritakan masalah ini. Namun tentu saja Jun masih harus waspada kepada mantan kekasihnya fiat. Jangankan orang itu menyentuh, melirikpun dia akan berurusan panjang denganku nanti, batin oaujun.

-

Hampir jam 7 malam oaujun masih dirumah fiat. Mereka bercerita terlalu banyak. Apa yang dilakukan dua orang yang saling mencinta itu. Tentu saja memadu sebuah kisah yang mungkin takkan mereka lupakan. Murni sekali seperti bayi yang mendapatkan mainannya. Begitu indah hingga mereka merasakan kenyamanan satu sama lain.

Oaujun menuruni tangga dari lantai 2 dimana kamar fiat berada. Tentu saja disusul fiat yang berada berjalan disebelahnya.

"Fiat, p pamit dulu ya. Jaga diri dirumah ya sayang. Cinta kamu" pamit oaujun. Ia mendekatkan bibirnya ke pucuk kepala fiat. Fiat hanya tersenyum merasakannya.

"Iya, p jun pulangnya hati hati. Cinta kamu juga " sebuah balasan dari pangeran kecil yang sangat mencintai pujaan hatinya. Kini oaujun pulang meninggalkan fiat.

-

KRIST POV

Hari ini gue seperti biasa, pergi ke sekolah dianter P singto. Yahh walaupun lumayan pegel pegel dari liburan kemaren tapi gue tetep harus sekolah. Rasanya sih emang bosan. Gak tau kenapa dari tadi gue menghela nafas mulu. P singto sampai geleng geleng kepala liatin gue.

15 menit kita sudah sampai di depan sekolah. Seperti biasanya juga, gue pamit kekasih gue itu dan dia mencium bibir gue. Mobil p singto menjauh. Gue hanya berjalan malas melewati lorong sekolah yang lumayan panjang menurut gue. Saat itu juga gue lihat fiat jalan berbelok menuju kelas gue dan fiat tempati. Dengan sedikit lari kecil, gue berhasil menepuk pundak fiat. Eh tapi gue gatau ngapain gue ngelakuin hal itu. Mungkin gue kurang minum.

PATNIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang