[Bagian II]
Featuring :
Lucas and Jungwoo
Dipusat Desa terlihat dua orang pemuda remaja tengah berjalan beriringan, yang satu dengan perawakan tinggi dan tegap tengah mendorong satu keranjang besar berisi buah pir dan satu lagi namja manis tampak mengiringi dengan membawa kincir angin kertas ditangannya. Tiap kincir angin itu diterpa angin dan berputar, pemuda manis itu akan tersenyum menampilkan gigi terdepannya yang amat manis. Dua orang itu terus berjalan beriringan, walaupun namja yang lebih pendek harus kewalahan mengimbangi langkah besar dari namja yang lebih tinggi, hingga tak jarang membuatnya tertinggal jauh dibelakang.Setelah beberapa saat berjalan sepertinya pemuda yang mendorong gerobak mulai kelelahan kemudian secara tiba tiba ia menghentikan laju gerobaknya, membuat namja manis yang sibuk dengan kincir itu tanpa sengaja menubruk punggungnya.
"Aduh" Si lelaki manis mengaduh. Suaranya pelan bahkan nyaris tak terdengar, pemuda yang mendorong gerobak pun otomatis terbahak kemudian tangan besarnya memecet hidung si manis dengan gemas
"Aduh! Kenapa memencet hidungku!" Si manis protes masih dengan nada yang sama. Halus lembut.
"Biar volume suaramu lebih besar uwu! Hahahahahhaha!"
Pemuda yang terlihat lebih tinggi itu tertawa. Tawanya menggelegar sampai-sampai membuat beberapa Halmeoni yang duduk di gazebo Desa menoleh pada mereka.
"Memangnya aku radio!" Si manis cemberut
"Hahahaahaha. Aku haus, kau haus tidak?" Yang dicemberuti seolah acuh tidak peka sama sekali, mengabaikan bibir si manis yang mengerucut.
"Eum. Tidak. Tapi tenggorokanku kering" si manis menjawab ragu-ragu, lalu mendongak pada si lebih tinggi yang tengah mengerutkan keningnya dalam