Ada sidang dadakan pagi hari ini di kediaman keluarga kecil Jung. Permasalahan yang sedang disidangkan adalah masalah tabrakan yang melibatkan dua mahluk imut yang kini tengah terdiam di pojok halaman belakang. Korban nya adalah seekor anjing coklat bernama Ruby dan pelaku penabrakan adalah seorang balita gembul bernama Mark, sedangkan yang bertugas sebagai hakim adalah lelaki mungil berperut buncit yang tak juga melenyapkan wajah garangnya di ambang pintu menatap pada dua mahluk di depan nya yang sedang menundukkan wajah masing-masing karena takut. Si Korban terluka mengalami shock dan penindasan di bagian ekornya akibat di tabrak pelaku menggunakan sepeda roda tiga yang kini teronggok rusak di pojok dekat kolam ikan, menurut pengakuan si pelaku ia tidak sengaja menabrak karena si korban tidak mendengar kalau bocah mungil itu sudah menyuruhnya menyingkir dari halaman hingga tabrakan tidak bisa dihindari, namun hakim tidak menerima alibinya begitu saja
"Bukankah Mommy sudah bilang jangan bersepeda di tempat yang sempit?"
Omel sang Ibu sambil terus bersedekap dan berjalan mengelilingi dua mahluk imut itu dengan tatapan mengitimidasi. Yang di tanya hanya diam sambil merunduk dan sesekali melirik pada anjing kecil yang sedari tadi membuang muka enggan menatapnya balik.
"Kau membuat Ruby terluka Mark!"
"Markeu tidak sengaja Mom.."
Bibir kecil itu mencebik lucu, mata bulat titisannya mulai berkaca kaca menatap Ibunya, membuat Taeyong yang juga menatapnya menjadi melunak, amat gemas melihatnya dan ingin segera berlari memeluk putranya itu tapi ia tetap mempertahankan wajah garangnya demi memberi sedikit pelajaran atas tingkah tidak hati-hati Mark yang membuat Ruby kesakitan.
Jaehyun berjalan gontai menuruni tangga sembari memakai kaosnya, matanya masih setengah terpejam karena mengantuk kemudian mendapati sang istri berdiri sambil melipat tangannya di ambang sliding door yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang. Lehernya dipanjangkan untuk melihat ada apa gerangan mengapa istrinya pagi-pagi begini sudah mengeluarkan aura hitam yang amat terasa bahkan dari jarak 6 meter dari ujung tangga dimana ia berdiri, ternyata dilihatnya ada dua anak imut beda spesies sedang berdiri dengan satu kaki diangkat ke udara.
Pasti sedang dihukum —batinnya.
Lelaki itu kemudian tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala dan melanjutkan perjalanannya ke meja makan untuk mencicipi kopi dan membaca koran paginya, tanpa ada niat untuk ikut campur dalam sidang konyol di depannya, kecuali jika istrimya sudah kewalahan baru ia akan ikut turun tangan. Jika Taeyong sedang memarahi Mark maka Jaehyun tidak akan mendekat ataupun membela, begitu juga sebaliknya karena keduanya tidak ingin Mark menjadi anak yang besar kepala karena merasa dibela ketika melakukan kesalahan, paling-paling Jaehyun akan menasehati keduanya jika dirasa Mark terlalu nakal ataupun Taeyong yang berlebihan memarahi putranya.
"Ayo minta maaf pada Ruby Mark."
Taeyong menurunkan nada bicaranya setelah selesai menasehati Mark, anak itu hendak melayangkan protes namun Jaehyun sudah berdiri sambil bersedekap dengan wajah datar dibalik kaca transparan dibelakang Taeyong. Anak itu merunduk dan mengangguk pelan ketika melihat wajah ayahnya , dengan segera Mark berjalan ke arah Ruby yang terduduk di rumput sambil memeluk ekornya yang terluka
"Luby... mian ne?"
Balita gembul itu memeluk Ruby dengan erat sampai sampai tubuh anjing itu terangkat kekanan kekiri terayun di udara padahal badan Ruby hampir sebesar tubuh Mark, Taeyong nyaris terpingkal melihatnya ia bahkan harus menggigit bibir untuk menahan tawa akibat tingkah menggemaskan putranya.
"Guk!" Ruby menggonggong, setengah mengiyakan setengah minta dilepaskan juga dari pelukan erat si balita
"Sayaaang Luby!" Mark melepaskan pelukannya kemudian tersenyum amat lebar setelah dilihatnya anjing itu mengangguki permintaan maafnya, Mark pun segera berlari ke arah ibunya.