Paradise isn't place, It's a feeling
- L. Boyer
.
.
.
.Like the ones I drew when I was young
I feel like tomorrow is gonna be filled
with dreams and thrills
The mysterious blue light
That is wrapping around that cloud
It falls on your two eyes
Without realizing, my heart is fluttering
I want to go together with you
Holding your small hand that's prettier than the ocean
This place where
we're dreaming the same dream
is paradise paradise(NCT 127 Paradise)
.
.
.
.Jaehyun menatap langit kota Seoul yang masih gelap dari kaca jendela mobilnya, sudah satu jam lamanya ia berkeliling dari pasar satu ke pasar lainnya untuk mencari Gaebul permintaan sang istri. Jaehyun membawa mobil hitam itu melaju membelah jalanan yang lengang dan berkabut menuju ke pemukiman pesisir di sebelah barat daya kota.
Perjalanan Jaehyun akhirnya berhenti di sebuah pasar ikan yang terletak cukup dekat dengan laut, kaki panjangnya melangkah menapaki jalanan sekitar pasar yang berembun, matanya mengamati segala hiruk pikuk para pedagang yang sudah bersiap menjajakan barang dagangan nya padahal hari masih gelap.
Jam menunjukkan pukul empat lewat, terpaan angin laut yang menyapanya membuat Jaehyun merapatkan jaket bombernya berkali kali untuk menghalau hawa dingin yang menyerang tubuh jangkung yang hanya terbalut jaket dan celana tidur, ia bahkan hanya memakai sendal selop sebagai alas kaki mengingat betapa terburu-burunya ia tadi.
Beberapa orang nampak menatapnya dengan pandangan tak biasa ketika ia turun dari mobil mengkilap yang terparkir mulus di tanah becek sekitar pasar. Wajahnya yang setengah mengantuk masih dapat tersenyum ramah pada para pedagang yang menyapanya untuk menawarkan dagangan walau bau amis khas laut terus menerjang indra penciumannya, mata sipit itu tak lepas mengamati dan bergeriliya kesana kemari mencari cari keberadaan Gaebul yang sedang dicarinya.
"Permisi Ahjumma, apa kau mempunyai gaebul?"
Langkah Jaehyun berhenti di depan sebuah kios yang penuh dengan hasil laut yang nampak masih segar karena baru turun dari kapal dan bertanya pada bibi pemilik kios yang sedang menyusun ikan dari dalam box besar, sembari bertanya ia menggosok gosokkan telapak tangannya mencari kehangatan, udara pesisir membuat tubuh nya membeku dan kedinginan.
Jika ia tidak mencintai dan menyayangi istri cantiknya yang merengek dirumah mana mungkin Jaehyun sudi pergi ke pasar ikan di tengah cuaca dingin pagi buta begini.Bibi itu mengamatinya sebentar kemudian tertawa dan menepuk bahunya dengan tangan yang berbalut sarung tangan karet, Jaehyun meringis
"Aigoo, kau mencari gaebul anak muda?"
"Ne."
"Sayang sekali akhir akhir ini kami kesulitan menangkapnya karena cuaca yang buruk, jadi kami tidak memilikinya."
Bibi itu menjawab lagi sembari menyusun kerang kerang sesuai ukurannya kedalam ember, tidak menghiraukan Jaehyun yang menggigit bibirnya kecewa.
Ini sudah pasar ketiga yang ia datangi pagi ini dan ia tidak kunjung mendapatkan apa yang diinginkan dicarinya, semua pedagang beralasan sama gaebul tidak bisa didapatkan jika cuaca sedang buruk, memang sih akhir akhir ini cuaca susah sekali ditebak tapi demi Tuhan Jaehyun mengharapkan keberuntungan di pasar ini karena ia sudah lelah dan sangat mengantuk, ingin cepat cepat pulang dan memberikan apa yang diinginkan istrinya agar si pinky itu tidak mengamuk lagi. Sesungguhnya sebagai seorang suami Jaehyun selalu berkomitmen untuk menuruti apa saja yang diinginkan oleh istrinya, tapi jika tidak ada begini bagaimana? Bisa-bisa Taeyong-nya akan makin merajuk.