BGM : Will Be Back - Im Sun Hae
Universe - EXO
.
.
.
.
."Cause love not only happen for boys and girls."- Anonimous
Kau memiliki duniaku, kau adalah semesta kecilku, separuh hidup dan matiku..,
.
.
.Teruntuk anakku tersayang,
Jung MinhyungHari ini tepat setahun usiamu, tawa riangmu mengiringi langkah Ayah dan Ibu mengisi hari hari bahagia bersamamu.
Mungkin saat ini lisanku tak dapat benar-benar kau pahami. Tapi suatu saat lewat surat ini, Ibu menitipkan memori-memori kecil yang mungkin bisa kau tengok ketika kau beranjak dewasa, bisa jadi pengingat ketika Ayah dan Ibu telah jadi bongkok renta dan dapat kau kenang ketika netra kita tak dapat lagi bersua.
Memilikimu adalah suatu anugrah terbesar yang kami terima, dan sebuah pembuktian atas kejamnya dunia bagi kami yang dianggap dungu dan dihakimi oleh pencekik tak kasat mata bernama norma. Walau kami jauh dari definisi orang tua yang sempurna, tapi kehadiranmu mampu menyempurnakan hidup Ayah dan Ibu. Jadi lewat surat ini, Ibu akan mulai bercerita. Pengorbanan dan rasa sakit serta haru bahagia saat kami menjemputmu untuk menatap indahnya dunia. Kami menyebutmu hadiah terindah dari Tuhan.
Vancouver, Kanada
AgustusIbu tidak tau harus memulai cerita ini darimana, tapi ibu akan mencoba memulainya tentang peristiwa pilu sehari sebelum kau dilahirkan.
Vancouver telah masuk musim panas di bulan Agustus kala itu, namun malamnya tetap terasa dingin. Kubawa tubuhku duduk bersender di kepala ranjang sambil mengusap usap perutku yang masih terlihat mungil walau hanya kurang dari dua bulan lagi akan bersalin. Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, ayahmu pun telah tertidur pulas di sampingku setelah sebelumnya merengek minta dipijat bahunya. Ia mengeluh kelelahan setelah pulang dari Toronto sore harinya karena tiga hari mengurus keperluan pekerjaan.
Ngomong ngomong soal kota kelahiranmu ini, kami pindah ke Vancouver saat kandunganku berusia 4 bulan, ayahmu yang waktu itu baru mulai bekerja diperusahaan langsung ditugaskan untuk pindah bekerja di Kanada selama enam bulan. Awalnya aku tak ingin ikut dan memilih tinggal di Korea bersama Haraboji, namun ayahmu tetap membawaku karena ia kekeuh tidak ingin jauh dariku dan melewatkan kelahiran anak pertamanya.
Kau tau sebagai laki-laki beruntung diantara jutaan laki-laki didunia yang dapat mengandung dan melahirkan tentu aku sangat bahagia, namun dibalik itu semua ada tantangan besar yang harus kuhadapi sebagai seorang ibu, mempertaruhkan nyawa dengan resiko kematian yang tak main main. Ketika persalinan itu datang ada dua konsekuensi, kehilangan nyawa atau,