r e d. [18+]

42K 2.3K 755
                                    

[!!!] Mengandung konten seksual, fulgar dan bahasa eksplosif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[!!!] Mengandung konten seksual, fulgar dan bahasa eksplosif. Tekan close button jika anti dengan ginian.
.
.
.
.
.

Mentari Jeju telah berada pada sudut teruncingnya saat Jaehyun selesai dengan seluruh kegiatan hari keduanya di Pulau Jeju. Raut wajahnya tak begitu ketara tersaput paduan gelap dan terang dari degradasi langit senja. Lelaki itu berjalan tenang, melewati dermaga kecil lalu tanpa segan membawa sepatu mengkilapnya menapak diatas hamparan pasir pantai.

Langkahnya melambat, pemandangan menakjubkan yang ditawarkan pulau ikonik ini membuat Jaehyun tak ingin terburu untuk sampai ke hotel tempatnya menginap dan memilih memutar arah menghindari lobby meski sekujur tubuhnya pegal akibat seharian duduk bersama beberapa rektor universitas.

Kakinya berhenti melangkah. Bagai sayang untuk melewatkan lanskap alam yang begitu mempesona, Jaehyun mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan semburat biru, merah jambu dan oranye didepannya dalam sebuah potret. Bidikannya bergerak, mengikuti gerak awan abu-abu yang menggumpal rendah. Namun kegiatannya kemudian terhenti saat lensanya menangkap objek lain pada bibir pantai.

Terlihat seperti seseorang, terduduk di tepian. Siluet tubuhnya menutup sebagian bulatnya matahari di garis lautan. Hingga perpaduan itu membuat sang pusat tata surya nampak semakin indah membentuk seperti simbol yin dan yang.

Cukup lama Jaehyun memperhatikan orang itu, ia bahkan tanpa sadar telah menyimpan kembali ponselnya pada saku celana. Namun semakin lama semakin diperhatikan Jaehyun samar-samar melihat bahu orang itu yang naik turun seperti seseorang yang tengah sesegukan.

Lelaki itu menoleh kesana-kemari, mencari orang lain disekitanya barangkali telah terjadi sesuatu yang membuat sosok tersebut —mungkin— menangis. Tapi sepanjang pantai tak terlihat satu pun orang selain sosok itu dan dirinya. Membuat Jaehyun tak lagi berpikir dua kali untuk melangkah tanpa suara mendekat untuk memastikan keadaan.

Bahu didepannya masih naik turun, perawakan tubuh sosok itu terlihat begitu kecil memeluk lutut saat Jaehyun tatap dari jarak yang semakin dekat. Rambutnya diikat dengan pita merah yang mejuntai sampai punggung. Berkibar-kibar anggun seirama sisa anak rambut di tengkuk yang tak terjangkau ikatan karena ditiup angin. Namun semakin dekat mengapa siluet itu terasa sangat familiar?

Vanilla lembut menyapa indera penciumannya. Seperti ia hafal betul wangi siapa ini meski disamarkan wewangian laut yang deras dibawa angin. Jaehyun berhenti beberapa depa dari sosok itu. Menimbang-nimbang keinginannya untuk menegur. Tidak ada suara berarti dari seseorang tersebut yang menjadi kesempatan Jaehyun untuk berbasa-basi menanyakan kondisinnya. Hanya bahunya yang semakin naik turun membuat Jaehyun pada akhirnya dengan segan memilih untuk menepuk lengannya pelan.

"Permisi, apa anda baik-baik saja?"

Sesaat setelah Jaehyun menegur, sosok itu menoleh dengan mata bulat berkaca-kaca layaknya kilau air laut disusul dengan senyum sumringah setelah keduanya bertemu tatap yang membuat Jaehyun langsung terkejut dibuatnya.











Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang