Anggota keluarga Jung sedang dalam mode genting dihari libur ini, bukan karena ulah Hendery yang bertengkar dengan Lucas ataupun tingkah Mark yang menghambur mainan bukan pula karena kerewelan si bungsu Jeno—apalagi karena tingkah absurd si kepala keluarga Jaehyun.
Bukan, bukan karena itu tapi justru nama-nama yang disebut itulah yang kini sedang berjibaku melewati masa-masa genting karena harus kerja keras bagai kuda menyelesaikan pekerjaan rumah yang terbengkalai lantaran sang ibu Negara sedang jatuh sakit.
Teritung sejak semalam induk dari dua mahluk lucu itu tak beranjak dari kasurnya, Taeyong mengeluh tenggorokannya sakit, badannya demam, kepalanya pusing dan hidungnya mampet—sebuah gejala yang sudah jelas dapat disimpulkan jika si pinky itu terserang pilek.
Hanya pilek. Ya memang hanya pilek tidak fatal, tidak kronis tapi melihat istrinya yang terbaring demam dikasur membuat Jaehyun heboh setengah mati. Semalaman si Jung itu tidak tidur hanya untuk menjaga Taeyong yang sesekali terbangun karena haus, mengompres kepalanya yang panas juga secara gesit memesan mesin pensteril udara agar kesayangannya lekas sembuh.
Pagi ini demam Taeyong masih bertengger di suhu yang sama, badannya pun masih terasa lemas apalagi ditambah cuaca diluar rumah yang masih tak bersahabat dengan salju yang terus turun membawa hawa dingin yang membuatnya harus bersembuyi dalam dua lapis selimut agar badannya tetap hangat.
Sedangkan diluar kamar Jaehyun bersama dua anak remajanya—minus duo bayi yakni si sulung Mark yang sedang kebagian jatah menjaga Jeno didepan tv, lelaki itu berbagi pekerjaan rumah dengan Hendery yang mencuci piring, Lucas yang menyapu lantai dan membuang sampah sedangkan ia sendiri baru selesai mencuci baju dan langsung berkutat membuat sarapan didapur.
"Dad, adik kentut!"
"Ih baunya!"
"Daaaadddd!!"
Mark berteriak dari ruang keluarga sedangkan Jeno sang pelaku pembuangan gas hanya terkekeh dikursi khusus bayinya. Sepertinya bayi itu amat senang melihat ekspresi sang kakak yang mengaduh karena bau kentutnya namun tak lama justru Jeno yang membuat ekspresi aneh diwajahnya dibarengi bau yang semakin kuat membuat Mark seketika berteriak lagi.
"Daaaadddd, adik kentut lagi!"
Menghela nafas pelan, Jaehyun meletakan telur goreng terakhirnya diatas piring dan menyerahkan teplon kotornya pada Hendery yang berdiri disebelahnya.
"Kalian sarapan duluan saja ya, daddy akan mendatangi si cerewet itu."
Hendery hanya mengangguk mengiyakan perintah Jaehyun yang kemudian berlalu mendatangi Mark yang sedang menutup hidung dengan wajah cemberut, bocah itu terduduk disudut sofa terlihat sekali menjauhi adiknya yang masih terkekeh sembari memainkan mainan yang menggantung diatas kepala.
Bau busuk menerjang penciuman Jaehyun ketika lelaki itu sampai dihadapan Jeno yang seketika tertawa lebar menyambut kehadirannya. Sang ayah menghela nafas lelah untuk yang kedua kalinya ketika memeriksa popok Jeno yang ternyata sudah berisi sesuatu.
"Jorok sekali, pantas saja hyung-mu marah-marah."
Jaehyun geleng-geleng kepala sembari merobek popok Jeno dengan santai, ngomong-ngomong Jaehyun sekarang sudah tidak udik lagi melihat popok tanpa perekat, karena ia sudah belajar banyak dari istrinya tentang jenis-jenis popok.
Lain lagi diluar rumah dimana Lucas sedang membuang sampah setelah selesai menyapu ruang tamu dan teras, lelaki itu bersiul disepanjang jalan menuju tong sampah yang ada didepan pagar rumah. Tak lama setelahnya remaja itu tiba-tiba saja berhenti didepan pagar saat telinga caplangnya tanpa sadar mendengar suara bidikan kamera yang berasal dari balik tong sampah.