a p r i l

29.1K 2.5K 676
                                    

April to August sedang padat-padatnya kala Jaehyun memarkirkan mobilnya tepat didepan toko fashion kenamaan tersebut. Dari kaca mobil dapat Jaehyun lihat banyak sekali pengunjung pria maupun wanita yang didominasi pejabat dan kaum sosialita Korea tengah mengantri hingga ke bagian luar toko.

Lima belas menit sejak ia tiba, berkali-kali Jaehyun menempelkan ponselnya ke telinga, berusaha menghubungi sang istri namun tak juga lekas diangkat. Pesan yang ia kirimkan semenjak dari kantor pun sama sekali belum berbalas. Membuat ayah dua anak itu menukikan alis dan raut wajahnya semakin mengeras.

Tak berselang seorang pria bertubuh tegap dengan in ear dan walkie talkie mengetuk kaca mobil Jaehyun, pria yang dikenali sebagai salah satu bodyguard istrinya itu kemudian membungkuk hormat saat Jaehyun menurunkan kaca mobilnya. Dengan gestur Jaehyun memberikan perintah tanpa suara. Komandonya dihadiahi anggukan paham, pengawal itu segera melesat masuk kedalam toko dan dengan mudah membelah padatnya pengunjung.

"Tuan Jung menunggu anda diluar."

Kang Daniel—sang bodyguard berbisik pada Taeyong yang masih nampak sibuk menandatangani setumpuk kertas, sedangkan didepannya ada antrian pengunjung yang menunggu tanda tangan dari sang pemilik toko sebagai bukti legal kepemilikan barang yang telah dibeli di toko tersebut.

"Katakan padanya, untuk menunggu sebentar." Pinta Taeyong, sambil tetap berfokus pada tangannya yang terus bergerak menggores tanda tangan dan beramat tamah dengan pembeli selanjutnya.

Daniel mengannguk paham, lewat walkie talkie-nya ia menghubungi kawannya lagi yang berjaga diluar untuk menyampaikan pesan pada Jaehyun. Tak sampai satu menit, walkie talkie-nya berbunyi lagi berisi pesan bahwa Jaehyun tak ingin menunggu. Perintah absolutnya mengatakan istri sang bos harus segera keluar dalam waktu dua menit.

Lelaki itu menghela nafas, meskipun Daniel adalah bodyguard yang ditugaskan mendampingi Taeyong, ia pun tetap harus tunduk akan perintah Jaehyun yang notabene suami dari orang yang ia jaga. Ini lain dari biasanya, karena biasanya tuannya itu sama sekali tak pernah meminta istrinya pulang disela kesibukannya.

Waktu pun masih menunjukan pukul 5, masih ada satu jam dari waktu pulang yang semestinya. Sebagai seseorang yang dilatih berinsting tajam, Daniel merasa ada yang tidak beres hingga Jaehyun menjemput langsung dan menyuruh Taeyong pulang terutama raut wajahnya ketika memberi perintah amat menyiratkan sebuah hal yang tak mengenakan.

Disaat Daniel mencoba untuk menyela kegiatan Taeyong, tiba-tiba ponsel sang majikan bergetar didalam tas. Begitu dilihat nama Jaehyun lah yang tertera, maka meski dirasa tak sopan Daniel dengan segera mengambil ponsel itu dan menyodorkannya pada Taeyong yang nampak kebingungan menatapnya.

"Ini tuan Jung, mohon diangkat dulu. Barang kali penting,"

"Saya akan mengatur antriannya." Ucap Daniel kemudian seolah tak ingin majikannya kembali membuat sanggahan ia segera pergi merapikan antrian. Taeyong pun meletakan penanya dan menepi untuk menjawab telefon dari sang suami.

Hal pertama yang menyapa indera pendengaran Taeyong ketika ia menempelkan ponselnya ke telinga adalah suara Jaehyun yang amat datar dan dingin. Tanpa basa-basi prianya itu berbicara dan hanya hitungan detik, sambungan itu terputus dengan perintah dominan yang tak sempat Taeyong jawab namun seketika pula lelaki mungil itu kelabakan memeriksa log panggilan pada ponselnya.

Ada 11 panggilan tak terjawab dari Jaehyun dan 8 dari ibu mertuanya. Juga ketika melihat aplikasi pesan, ada lebih dari 6 pesan dari sang mertua yang salah satunya mengabarkan bahwa putra bungsunya terserang demam. Tanpa pikir panjang, Taeyong mengambil coat dan tasnya kemudian bepesan pada para pramuniaganya agar men-cancel seluruh penandatanganan kepemilikan barang yang masih tersisa beberapa rangkap.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang