Teenager vs Teen-anger

28.5K 2.5K 791
                                    

Suara denting dari sendok dan sumpit yang beradu dengan mangkuk menjadi satu-satunya pembising diantara keterdiaman yang menyelimuti ruang makan keluarga Jung. Lima orang yang duduk diatas kursinya tampak tenang menikmati makanan seperti biasa, tak ada suara—lebih tepatnya tidak ada yang berani bersuara lebih dulu daripada sang kepala keluarga.

"Dad boleh minta jeruk?"

Pengecualian bagi si kecil Mark yang duduk manis diatas baby chair-nya tepat disebelah Jaehyun, balita itu jelas berani bersuara mengiterupsi kegiatan sang ayah yang sedang memasukan sesuap kimchi kedalam mulutnya.

Meletakan sejenak alat makannya, lelaki itu kemudian mengambil buah jeruk mandarin yang tak terjangkau tangan kecil Mark serta mengupaskan kulitnya untuk sang putra.

"Terima kasih ya dad."

Katanya dengan senyum sembari menerima jeruknya dengan riang. Ibunya yang menatap dari meja seberang hanya bisa tertawa melihat polah anaknya. Taeyong kemudian beralih pada Jaehyun, memberi isyarat tangan guna menawarkan apakah sang suami ingin menambah lauk yang kemudian dihadiahi anggukan samar mengiyakan.

Lain lagi dengan dua remaja yang duduk bersisian didepan mereka, sedari tadi keduanya kasak-kusuk tak tenang menikmati makanan. Saling lirik namun ketika mata tak sengaja beradu keduanya langsung membuang muka.

Bukan hanya saat dimeja makan, diperhatikan Taeyong sedari tadi tepatnya saat Ibu beranak dua itu menemuka dua remaja itu tengah bertengkar dikamar mandi Lucas aura permusuhan sudah sangat amat terasa diantara keduanya.

"Terima kasih atas makanannya sayang."

Jaehyun bergumam terima kasih sembari mengusak rambut Taeyong yang sedang membereskan sisa makanan, mengapresiasi kerja keras sang istri yang sudah menghidangkan makanan lezat ditengah kesibukan mengurus rumah dan kedua putranya. Lelaki mungil itu tersenyum dan berlalu menuju counter dapur untuk menyiapkan semangka dingin sebagai pencuci mulut, meninggalkan Mark dan Jaehyun bersama dua remaja itu dimeja makan.

Hening, masih tak ada yang buka suara selain suara nom-nom-nom dari Mark yang menguyah jeruknya sembari menatap satu per satu orang dewasa didepannya dengan mata yang berkedip-kedip lucu kadang pula matanya menyipit saat mengecap rasa jeruknya yang asam.

"Dad?"

Jaehyun menoleh saat salah satu dari dua remaja didepannya bersuara, memutus sejenak perhatiannya dari grafik saham pada tablet dan mengarahkan fokus penuhnya pada sang pemanggil yang nampak diam dan kikuk. Lama tak pertemu pemuda itu merasa daddy-nya semakin menakutkan saja.

Dari tempat duduknya Lucas melirik Jaehyun dan pemuda disampingnya bergantian, hatinya diliputi was-was saat pemuda disebelahnya tiba-tiba saja memanggil Jaehyun. Hatinya dag dig dug, jangan-jangan pemuda ini akan mengadu perihal kejadian dikamar mandi siang tadi.

"Ya?"

Dengan wajah datar Jaehyun menjawab sedang pemuda langsung mengerucutkan bibirnya.

"Bisakah aku pisah kamar dengannya?"

Lanjutnya sembari menunjuk Lucas tepat didepan hidung membuat pemuda bongsor itu langsung melotot menatapnya. Taeyong yang mencuri dengar dibelakang pun seketika menoleh, mengawasi dari  jauh bagaimana reaksi sang suami terhadap permintaan bocah tersebut.

"Kenapa harus pisah?"

Respon Jaehyun dengan menatap Lucas dan sesorang yang memanggilnya daddy itu bergantian, dan yang ditatap hanya saling pandang dengan dengan raut tak akur yang amat ketara.

Menyimpulkan sesuatu Jaehyun lantas menghela nafas, menyandarkan punggungnya disandaran kursi dan melipat tangannya didada. Tak lepas matanya memandang dua remaja itu dengan pandangan memicing, menekan secara tersirat agar keduanya bersuara perihal alasan ketidakakuran yang sudah terjadi bahkan dipertemuan pertama dua remaja tersebut.

Summer, Mom and Watermelon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang