"Karena gue gak mau orang yang gue anggap spesial di hidup gue, disakitin."
-ELANO🐯🐯🐯
Keempat cogan GGHS sudah memasuki lingkungan kantin yang membuat para siswi disana berteriak heboh karena ketampanan yang ditebarkan oleh mereka semakin hari semakin bertambah saja. Terutama Elano, pangerannya GGHS.
Alka, Aldo, dan Azka sibuk menyapa penggemar mereka itu. namun tidak untuk Elano, ia terus berjalan sambil memasang wajah datar andalan nya, seperti biasa.
"Kak El, aku mau kasih coklat ini untuk kakak." Ujar Adik kelas yang ingin memberikan sebungkus oreo kepada Elano namun ditepis oleh seseorang dari belakang.
"Hai Elano. Kamu mau makan apa hari ini?" sambung seseorang perempuan sembari duduk di samping Elano. Dengan cepat ia segera menjauhkan jaraknya dari Melody sejauh mungkin.
Elano memutar bola matanya malas. Setiap hari ada saja yang selalu menganggunya, terkadang itu alasan pertama yang membuatnya malas untuk pergi ke kantin.
"Lo ngapain masih disini, bocah?" ujar Melody sinis pada Adik kelas tersebut.
"Kenapa? Lo iri sama gue karena gue bisa dapetin Elano?" tukas Melody yang melihat adik kelas itu menatap kearah mereka berdua secara bergantian.
"Makanya kalo mau kasih perhatian ke Elano itu harus ngaca. Pantes ga lo sama El? Bodoh!" ungkap nya ketus yang membuat gadis itu menundukan kepalanya miris.
"Pergi lo dari sini!" sentak Melody yang membuat Adik kelas itu bergidik ketakutan.
"I--iya kak." Lirih gadis itu lalu segera membalikan badannya dan pergi keluar dari arena kantin.
"Bisa ga kerjaan lo gausah cari masalah sama orang terus?" tukasnya pada Melody dengan sedikit penekanan.
"Marah ih, lucu kamu tuh."
"Kamu mau makan apa?" tanya Melody seolah tak ada salah.
"Bukan urusan lo!" tegasnya.
"Kok kamu gitu sih sama aku, kasar banget deh."
"Pergi lo dari sini!" usir Elano kesal.
"Apa sih kurangnya gue di mata lo? Gue cantik, berkelas lagi. Apa bedanya sih gue sama si Ava urakan itu?"
"Udahlah nakal, juteknya setengah mampus, rude pula. Jadi, daripada lo habisin waktu buat tuh bocah mending lo sama gue aja." Ucapnya yang membuat Elano menoleh dengan penuh amarah.
"Apa maksud dan tujuan lo ngomongin Ava?" Elano mmemandang gadis itu tak suka.
"Jangan pernah lo samain Ava sama lo, dia sama lo itu beda jauh!" ketus lelaki tampan itu.
"Pergi lo dari sini." Usir Elano sekali lagi.
"Gak mau, gue mau disini aja sama lo." Melody menggelengkan kepala pertanda ia menolak keras.
"Wah.. Wah.. Wah.." Suara seseorang sambil bertepuk tangan mengintrupsi penjuru kantin semua diam.
Itu Avalanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANOAVA [COMPLETED]
Teen FictionLayaknya mimpi dalam cerita. Saat kau hadir mengubah segala rencana. Layaknya mimpi dalam kenyataan. Seolah menghentikan jalan alur dunia. Menenangkan segala gundah gulana. Layaknya mimpi dalam laksana takdir. Tetap merindu walau sempat tersakiti...