#2 • Ulah Ava

2.4K 126 5
                                    

Geography Grettel high school.

Hari ini Ava berangkat sekolah seperti biasa. Baju dikeluarkan, tidak menggunakan dasi, tidak mengenakan ikat pinggang, kaus kakinya sangat pendek, rambutnya yang tebal dan curly dibiarkan tergerai dan tas hitam polos terpampang di pundaknya. Melanggar peraturan dan mendapat hukuman, sudah menjadi hal yang tabu bagi dirinya. Papi dan Mami nya juga sudah kehabisan kata untuk menasihati putri tunggal mereka itu.

08.00 WIB.

Itu tandanya jam pelajaran sudah dimulai dari satu jam yang lalu. Gadis itu memang berangkat tepat jam tujuh pagi dari rumahnya namun bukan Ava namanya jika tak menikmati suasana pagi dengan keluyuran di jalan. Ia pun sengaja untuk terlambat karena malas sekali belajar.

"YA AMPUN AVALANNA?!" pekik perempuan paruh baya yang melipat tangan nya di depan dada sembari memandang Ava sengit.

Otomatis langkah Ava terhenti ketika mendengar pekikan keras dari arah samping kanan nya. "Ibu kalau manggil saya kebiasaan teriak, Bu. Telinga saya masih normal kok."

"Saya tidak mau mendengar semua aneka kekonyolan kamu lagi, sebaiknya kamu sekarang-"

"Kelapangan! Lari lima kali keliling putaran, habis kamu lari kamu berdiri di tiang bendera abis itu kamu bersihin toilet cowok eh maksud saya toilet cewek yang sudah dua minggu tidak dibersihkan dikarenakan Ibu Risna sedang melahirkan anak yang lucu dan menggemaskan seperti saya. Cepet kalo kamu tidak mematuhi peraturan sekolah, kamu akan saya berikan nilai jelek." Cerocos Ava.

"Itu kan yang mau Ibu katakan pada saya?" lanjutnya.

Bu Nia memijat pelan pelipisnya. Dia sudah sangat letih menghadapi murid seperti gadis ini. "Kapan kamu tidak bercanda terus ketika saya bicara, Avalanna?"

"Saya mah perasaan salah terus, Bu. Kan saya mencoba baca pikiran Ibu supaya look like an angel gitu loh, Bu." Candaan receh khas gadis itu muncul lagi.

Bu Nia mendengus kasar. "Sekarang, kamu lari sepuluh kali keliling lapangan!" titah Bu Nia sambil menunjuk wajah Ava sekilas.

"Yaudah saya lari deh, tapi kalo sampe saya pingsan Ibu mau tanggung jawab gak?"

"Saya gak sarapan loh, Bu. Kata Mami saya kalo belum makan jangan lari-lari nanti bisa pingsan cantik, Bu." Balasnya santai.

"YA ALLAH AVAAA!?" teriak Bu Nia garang yang membuat Ava langsung menghindar dari sana secepatnya, jika tidak nanti ia bisa tersembur omelan tak penting dari Bu Nia itu, lagi.

"Kamu tidak boleh masuk ke kelas sampai jam istirahat pertama!" seru Bu Nia dari kejauhan. Namun, masih bisa ditangkap jelas oleh Ava.

At the same time.
Di lapangan yang tak jauh dari lapangan upacara sedang berlangsung pelajaran olahraga dari kelas XI IPS 1. Kelasnya Elano, seseorang yang berhasil mengisi ruang hati gadis itu sampai saat ini. Namanya Elano Aldebaria Abelard Stanley atau biasa dipanggil Elano. Kapten basket yang menjadi idaman para kaum hawa manapun.

Bibirnya yang tebal, matanya yang biru pekat, badannya yang tinggi tegap memancarkan kesempurnaan lelaki tampan itu. Itulah mengapa dia termasuk dalam kategori most wanted guy yang penggemarnya terpenjuru di GGHS ini.

Banyak sekali perempuan cantik di sekitarnya yang selalu menggoda dan mencari berbagai cara agar menarik perhatian lelaki tampan itu supaya dijadikan pujaan hati. Namun tidak demikian, ia tak punya waktu untuk membuka hati dengan perempuan lain karena saat ini ada hati yang harus ia jaga dan ia letakkan diruang terkhusus dalam hatinya.

Sepasang Blue Eyes tersebut memandang lembut seorang gadis yang berada di lapangan sekarang. Gadis yang berhasil memikat hatinya sejak pandangan pertama, sosok yang bisa membuat detak jantungnya tak bekerja secara normal saat berada di dekatnya.

ELANOAVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang