#34 • Her last night

515 27 0
                                    

"Bagaimana kondisimu, Ava? Sudah lebih membaik dari sebelumnya?"

"Lumayan, Dok. Tapi masih sedikit pusing kalo kelamaan mikir,"

Kini, sudah hari ketiga sejak Ava terbangun dari tidur panjangnya. Dia tidak lagi mengenakan baju pasien dan alat bantu pernapasan seperti sebulan yang lalu. Meski perban masih setia menempel di kepalanya. Gadis itu masih duduk bersandar di ranjang beralaskan sprei berwarna putih cerah.

"Jadi kapan anak kami bisa pulang, Dok?" tanya sang Ayah pada Dokter.

"Mungkin sekitar dua hari lagi, Pak. Karena kami harus memastikan jika kondisinya sudah benar-benar stabil,"

"Saya sarankan untuk pasien agar istirahat dengan cukup dan minum air putih yang banyak, ya." Lanjut Sang Dokter lembut.

"Iya, Dok. Terimakasih." Kata Vania, Maminya.

"Sama-sama, Pak, Bu. Kalau begitu saya permisi."

"Syukurlah, Va. Keadaanmu cukup membaik sekarang. Kamu mau minum apa? Biar Aunty buatkan, ya?" ujar Olive, Mamanya Alka.

Ava tersenyum simpul. "Air putih aja, Aunty."

"Va, gue seneng tau lo udah bisa sadar. Inget ya, pas masuk sekolah lagi jangan banyak tingkah!" itu suara Alka seraya mencium pipi sepupunya.

"Iya, bolosnya dikurangin. Jangan ngelawan Bu Tetty terus, entar lo dikutuk jadi putri tidur, mau lo?!" sambung Dhaira.

"Cepet sembuh ya, Va. Kita sayang banget sama lo." Lanjut Kay dan Dera disana.

Ava terkikik pelan melihat perkataan mereka. Ia merasa mendapatkan begitu banyak cinta. "Thanks a lot, guys! Gue bakalan sembuh kok. Santuy aja,"

🌛🌛🌛

"Elano...," panggil Ava lembut.

Elano yang sedang menyuapinya makan menoleh kearahnya. "Iya, Va?"

"Aku udah kenyang, El."
"Lho? Kamu baru makan lima suap, Va."
"Tapi kenyang. Nanti aja dilanjutin makannya, ya?"

Elano mengangguk pelan, mengelus rambut kekasihnya. "Yaudah gapapa. Nanti kalo laper bilang, ya."

"Aku mau cari angin di taman, El. Bosen disini terus." Tutur Ava pelan. Ia benar-benar suntuk mencium bau obat-obatan diruangan nya ini.

Lelaki itu tersenyum tulus seraya berkata, "Sebentar ya, aku minta kursi roda dulu sama susternya."

Ketika Elano ingin pergi, Ava menarik lengannya. "Gausah, El. Aku sanggup kok jalan. Kan udah mendingan."

"Beneran? Kepala kamu masih sakit ga?"

"Udah enggak, kok. Ayo ke taman!"

Elano memegang tangan Ava. Merangkul pundaknya erat, "Pelan-pelan jalannya. Kalo jatuh aku cium!"

Ava terkikik geli. "Makasih, ya. Maaf kalo akunya ngerepotin."

Elano tersenyum jahil. "Gapapa. Itung-itung belajar cara ngurus istri kalo lagi sakit."

Ava mengeplak kepala pacarnya. "Masih pacar, belum istri."

"Yaudah. Kita nikah mudah yok, Va? Mau ga?"

"Gila!"
"Gila-gila gini kamu sayang kan, Va..."

ELANOAVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang