#25 • Semuanya kembali

561 32 1
                                    

"Ah, ya. Daddy punya kejutan untukmu." Ujar Gerald.

Elano mengernyitkan dahi. "Kejutan apa, Dad?"

"Woy, El!" teriakan suara bass yang amat Elano kenal memekakan telinganya dari jarak beberapa meter.

Elano mencari asal suara dan benar saja, ia mendapati ketiga sahabatnya berjalan pelan mendekatinya. Dari jauh, mereka sudah menyunggingkan senyuman.

Tapi... Kenapa mereka bertiga tiba-tiba ada disini?

"Kok bisa ada disini?" tanya Elano datar, seperti biasa.

"Kita semua dari tadi juga disini kali, El. Tapi kita liatin nya dari jauh doang." Aldo menjawab.

Alka menepuk bahu Elano pelan. "Kita semua udah tahu tentang masalah lo. Ava yang cerita semuanya sama kita."

Aldo mengangguk setuju. "Lo kebiasaan, El. Kalo ada masalah selalu aja ngehindar terus gak mau cerita sama kita."

"Semuanya udah beres, El. Masalah lo udah temu titik terangnya. Sekarang, kita mau lo gabung dan ketawa lagi sama kita bertiga kayak dulu." Timpal Azka yang disetujui oleh kedua pihak lainnya.

Elano menengok, ia menaikkan sebelah alisnya heran. "Lo tau dari mana kalo masalah gue udah selesai?"

Azka mencebik pelan. "Lah, itu tadi lo pelukan sama Om Gerald, Tante Tania sama Tante Laras. Terus sambil senyum bahagia gitu. Itu artinya, kalian udah baikan lah!"

Elano menoyor kepala Azka. "Tumben logika lo nyambung."

Alka tertawa sebentar lalu memandang Elano serius. "Bro, gue ikut seneng karena semuanya udah kembali. Gue seneng ngeliat lo pelukan tadi sama Tante Tania. Akhirnya, lo bisa ketemu dan ngomong langsung sama Ibu Kandung lo."

"Iya, El. Kita turut senang dan... Mau minta maaf karena waktu lo susah kemarin kita gaada disamping lo."

"Untung aja tadi Ava mau cerita semuanya. Kalo gak, sampe sekarang kita gak bakalan tau apa yang terjadi sama lo!" timbrung Azka yang diberi anggukan setuju dari kedua sahabatnya.

Elano mengangguk mengiyakan lalu tersenyum simpul. "Makasih buat semuanya. Gue juga mau minta maaf karena ga sempat berbagi cerita sama kalian, karena emang waktu itu gue butuh waktu buat sendiri."

Aldo mendecak pelan. "Santai aja kali, kita ngerti kok."

Ekor mata Elano menyapu setiap sudut taman. Kepalanya sesekali menoleh ke kanan dan kiri berharap Ava-nya hadir disini. Ia ingin memeluk gadisnya. Seharian ini tak bertemu dengan Ava rasanya hampa sekali.

"Ava mana?" tanya lelaki tampan itu.

"Tuh kan... Ujung-ujungnya yang dicari pasti Ava." Alka mencibir.

"Hai," Ava menepuk pundak Elano dari arah belakang lalu tersenyum lebar kearahnya.

Elano membalikkan tubuhnya dan menemukan sosok gadis yang ia cari dari tadi. "Va...," ia membawa gadis itu kedalam pelukannya. Hanya selang sepersekian detik saja, kecupan kecil di pipi Ava membuatnya terpaku.

"Kamu dari tadi disini?" tanya Elano setelah melepaskan pelukan nya.

"Iya. Aku turut senang ya, El. Akhirnya, semuanya udah jelas. Gaada salah paham lagi kayak kemarin. Aku bahagia banget ngeliat kamu tadi peluk Uncle Gerald, Tante Tania, dan Aunty Laras. Rasanya adem banget ngeliat suasana tadi." Senyuman Ava mampu meluluhkan hati Elano hingga membuatnya gemas sendiri.

Elano menarik kembali gadis itu kedalam pelukan nya. Ava tenang setiap kali Elano mendekapnya seperti ini. "Thankyou for always beside me in a good or bad situation. You have been the reason that i smile and you have given comfort beyond measure when i've cried. I love you, Va..."

ELANOAVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang