Motor ninja merah Elano berdecit keras di arena parkiran sekolah sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya sedikit ngilu mendengar nya. Tapi Elano mengendikkan bahunya acuh tak acuh. ORANG GANTENG KAN BEBAS!
Elano membuka helm berwarna merah yang ia pakai. Memperbaiki jambulnya yang sedikit berantakan lalu berjalan santai seraya memasukan kedua tangannya kedalam saku celana. Tipikal Elano.
"Kak El kenapa makin hari makin gans sih?"
"Hai kak El."
"Kak Elano mah ganteng tapi sayang jutek."
"Kak El ganteng banget sih, gue mau dong daftar jadi istrinya."
Elano hanya mendecak pelan mendengar celotehan dan sapaan para siswi disana. Bukannya dia sombong, tapi ia hanya malas dan bosan sekali mendengar omongan seperti itu setiap harinya. Disambut dengan pekikan, padahal kan mereka tahu jika Elano itu benci sekali keributan.
Di kelilingi banyak siswi, di dorong sana-sini, ditarik paksa pula agar bisa berfoto dengannya.
Dengan geram ia menjauhkan diri dari mereka dengan cara berlari menuju koridor sekolah. Tempat itu adalah tempat pujaan hatinya biasa berada. Dari tadi Elano mengirimkan pesan namun sampai sekarang belum ditemukan tanda-tanda notifikasi dari gadis itu masuk.
Dimana dia sekarang ya? Ah gadis itu kenapa tak pernah lepas dari pikiran Elano?
Elano menarik napasnya dalam. Mencoba memaksimalkan detak jantungnya agar tidak berdetak kencang lagi jika bertemu dengan gadis itu. Namun ketika dia melirik sekitarnya tak dilihatnya ada keberadaan Ava disini.
Elano: lo dimana?
1 menit..
2 menit..
Ava: gue di belakang lo Elano! balikin dah badan lo kalo ga percaya.
Melihat apa yang dikirim Ava barusan, ia sigap membalikkan tubuhnya dan ternyata benar, sosok yang ia cari dari tadi ada dihadapannya sekarang. Sejak kapan ia ada disini? Tapi yasudahlah itu tak perlu dibahas yang terpenting gadis itu sudah ada di dekatnya sekarang.
"Morning, Elano!" sapa Ava tersenyum.
"Morning too, Ava!" balas Elano sumringah.
Aduh, mimpi apa coba Ava semalam. Masih pagi begini sudah dibekali senyum manis seperti itu, senyuman yang berhasil membuat Ava bahagia sekali padahal cuman senyuman biasa, ternyata jatuh cinta itu se-bahagia ini.
"Lo mau kemana?" tanya Elano.
"Mau ke loker gue, ada barang yang mau gue ambil." Jawabnya.
"Gue ikut ya?" pintanya pada Ava lalu diberi anggukan dan senyuman tipis darinya.
"Kenapa telpon gue ga lo angkat?" tanya Elano di sela-sela perjalanan mereka berdua menuju loker.
Ava menoleh. "Maaf ya, soalnya tadi hapenya gue silent." Ucapnya senyum sembari menampilkan puppy eyes miliknya yang membuat Elano mengacak rambut gadis itu karena gemas setengah mampus.
Ava terkikik. "Emangnya kenapa lo telpon gue?" tanyanya seraya memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan dibuat oleh pemilik hatinya itu.
"Gakpapa, pengen nanya doang lo udah berangkat sekolah apa belum." Jawab Elano meyakinkannya padahal ia mau mengucapkan kalimat 'selamat pagi' lalu mengajaknya pergi ke sekolah bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANOAVA [COMPLETED]
Novela JuvenilLayaknya mimpi dalam cerita. Saat kau hadir mengubah segala rencana. Layaknya mimpi dalam kenyataan. Seolah menghentikan jalan alur dunia. Menenangkan segala gundah gulana. Layaknya mimpi dalam laksana takdir. Tetap merindu walau sempat tersakiti...