#24 • Penjelasan.

491 29 2
                                    

Dua hari kemudian...

"Iya, nduk. Den Elano sudah pergi dari tadi pagi. Tapi saya juga ndak tahu kemana," ujar satpam apartement yang Elano tempati. Beberapa hari yang lalu, Elano memutuskan untuk tinggal sementara di tempat yang selalu ia kunjungi ketika ada masalah. Apartement. Elano adalah tipikal lelaki yang suka menyendiri jika sudah stress atau banyak masalah. Tak seorangpun yang tahu tempat ini kecuali gadisnya sendiri. Ava sempat menyarankannya agar pulang kerumah namun Elano tetap bersikeras pada kemauannya. Ava menurutinya, karena mungkin Elano butuh waktu untuk sendiri seraya menenangkan pikiran nya.

"Va, bagaimana ini. Elano dimana..." Keluh Tania saat baru saja memasuki pintu utama apartement yang Elano tinggali.

"Tante tenang dulu ya... Elano pasti baik-baik aja kok."

"Sudah larut malam begini kita belum bisa menemukan Elano, Va... Dia masih belum ada kabar?" Gerald bersuara sambil memeluk Laras yang bisa dipastikan sedang panik.

"Tadi siang dia masih ngechat aku kok, Uncle. Dan Elano bilang bakalan stay disini sampai malam."

"Iya nih, handphone dia ga aktif dari tadi gue telponin." Alka juga ada disana sekarang, bersama Kay dan kedua sejolinya. Mereka sudah mengetahui masalah apa yang tengah menimpa sahabatnya yang satu itu. Elano adalah sahabat mereka, dan berusaha untuk selalu ada baginya di setiap situasi.

"Apa mungkin Elano sudah tahu ya kita akan datang kesini, makanya dia langsung pergi tanpa jejak begini?" timbrung Laras.

Ava mencengkam ponselnya. Duduk di sofa empuk itu lalu menyenderkan punggungnya. Sambil menutup mata, pikirannya hanya tertuju pada satu titik. Elano? Kamu dimana sekarang? Semua orang khawatir sama kamu disini. Mereka mau memperbaiki semuanya. Aku mau ngelihat kamu senyum lagi. Bukan malah menyendiri kayak gini.

Kay ikut duduk disamping Ava lalu memeluk sahabatnya. "Va, Lo istirahat bentar, ya. Tenangin diri lo dulu."

"Iya, Kay. Pasti."

"Va, lo ga tau tempat lain yang sering Elano kunjungi?" Azka bertanya.

Ava membuka matanya perlahan. Berpikir sejenak lalu beranjak dari tempat duduknya. "Taman, Az. Iya, gue yakin dia pasti ada disana sekarang." Jawabnya seraya memandangi beberapa orang disana.

"Yaudah, kita langsung kesana aja sekarang." Ajak Aldo. Sejurus kemudian mereka langsung bergegas pergi dan melangkahkan kaki keluar.

"Mari Uncle, Aunty, Tante. Kita temui Elano sekarang." Ujar Ava sebelum pergi keluar gerbang.

"Ini semua gara-gara kamu Tania! Kalau kemarin kamu tidak membuat kekacauan dirumah saya, Elano pasti masih berkumpul dengan saya dan Laras dirumah dengan sukacita." Tukas Geraldino pada Tania.

"Apa lagi salahku, Ger? Aku punya wewenang tersendiri untuk melihat keadaan putraku. Elano itu anak kandungku." Tania membalasnya disertai rasa khawatir yang dirasakannya.

"Ger, Tan! Jangan bertengkar disini. Tugas kita sekarang adalah mencari Elano dan menjelaskan semuanya." Lerai Laras dengan tenang.

👣👣👣

Suasana tenang dan penuh kesejukan angin malam begitu terasa menyenangkan. Ada rasa sesak yang menyelusup lalu menggerogoti hatinya. Jiwa dan raganya runtuh seketika.

Ia duduk di salah satu sisi taman yang sepi dan jauh dari jangkauan orang-orang. Angin malam yang berhembus tak dapat membuatnya menggigil kedinginan. Ia sudah terlalu muak dengan semuanya. Hingga tak peduli dengan keadaan sekitarnya.

ELANOAVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang