Ava langsung membuang wajahnya ke sembarang tempat. "Apaan sih, El!" gumam nya yang membuat Elano terkekeh geli.
"Bisanya ngeles aja lo!" ujar Elano sembari menangkup pipi gadis cantik itu dengan kedua tangan nya yang besar.
"Sakit bego!" ringis Ava keras yang membuat Elano tersenyum manis ke arah nya. Sungguh tampan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Lalu Elano berkata, "Kita beli gulali aja yok, deket sana tuh!" tunjuk nya yang langsung diberi anggukan pelan dari Ava.
"Yuk!" Elano berdiri terlebih dahulu sambil memegang gitar kesayangan nya di tangan kiri-nya lalu meraih tangan kanan gadis itu untuk dibantu-nya berdiri.
"Berat banget lo ternyata, berat badan lo berapa sih?!" gurau Elano yang diberi tatapan tak suka dari Avalanna.
"Oh gitu, yaudah fix. Lo gak usah tegur gue lagi!" sebal Ava sembari membalikkan badannya untuk pergi namun tangan kanan-nya ditarik mesra oleh Elano.
"Bercanda sayang, i'm sorry." Bisik nya begitu pelan. Setelahnya, ia langsung merangkul Ava erat dan mengacak rambutnya gemas yang begitu membuat semakin nyaman terus berada di samping lelaki tampan ini.
📣📣📣
"Gulali nya lucu, El!" gumam Ava tersenyum manis.
"Iya lucu, kayak lo!" balas Elano yang membuat Ava gugup setengah mati dibuat nya.
"Lucu banget kalo lagi merah gitu pipi lo." Imbuhnya.
"Enggak, apaan dah!" Ava mengerucutkan bibirnya.
"Va?"
"Iya?" sahutnya tapi masih tetap mengunyah gulali miliknya.
"Gue lagi suka sama cewek." Elano berkata, Ava yang mendengarnya pun mendadak berhenti mengunyah gulali tersebut.
"Hah? Apa?" kode Ava meminta pengulangan.
"Iya, gue tuh lagi suka sama cewek. Gimana ya cara nembaknya?" tanya Elano sembari memandang matahari yang segera terbenam. Akhirnya saat-saat yang ditunggu pun tiba.
Ava langsung terdiam tak berkutik. Gadis cantik itu meneguk salivanya berkali-kali. Berusaha menetralkan rasa sesak di dadanya saat ini. Apa yang harus ia lakukan?
Tapi, Ava harus kuat. Ia harus berusaha biasa-biasa saja.
"Va? Kok diem?"
Ava langsung menoleh ke Elano dengan wajah terkejutnya.
"Ehm-uh-hah. Kenapa tadi?"
Elano menghembuskan napasnya pelan. "Gue tuh nanya, gimana ya cara ngomong sama cewek yang gue suka itu?" tuturnya.
Ava tersenyum samar sembari mencoba menahan rasa pilu nya. "Lo udah suka lama sama cewek itu?"
Elano mengangguk mengiyakan. "Udah empat tahun."
"Oh." Balas Ava dengan respon yang tidak mengenakkan.
"Kok gitu doang sih reaksinya, Va. Bantuin gue lah cara ngomongnya!"
"Lo ajak aja dia ketemuan terus bilang ke dia mau gak jadi cewek gue? Gitu aja kok ribet." Saran Ava yang dibalas senyuman manis dari Elano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANOAVA [COMPLETED]
Teen FictionLayaknya mimpi dalam cerita. Saat kau hadir mengubah segala rencana. Layaknya mimpi dalam kenyataan. Seolah menghentikan jalan alur dunia. Menenangkan segala gundah gulana. Layaknya mimpi dalam laksana takdir. Tetap merindu walau sempat tersakiti...