#4 • Hangout with you

1.5K 95 5
                                    

"ELANO!" seru seseorang ketika sepulang sekolah. Lelaki tampan itu sedang berdiri di sebelah mobilnya yang berwarna hitam pekat.

"Apaan?" sahutnya pelan namun masih tetap fokus pada ponsel yang berada di genggaman nya saat ini. Entah siapa yang dihubunginya.

"Lo mau pulang, kan?" tanya Azka.

Elano melirik Azka sekilas. "Enggak, mau balik kerumah."

"Ck, sama aja tolol." Kata Azka menabok muka Elano dengan buku sejarah yang di pegangnya sekarang ini.

Elano berdecak pelan. "Emang kenapa?" Elano menoleh sekilas ke arah Azka.

"Gue nebeng boleh lah, ya?" celetuk Azka sambil nyegir.

Alis Elano bertaut, "Mobil lo mana?" tanyanya.

"Enggak bawa gue, lagi di bengkel soalnya, ngambek dia."

"Boleh kagak nih?" Azka bertanya ulang kepada sahabatnya itu. Seperti biasa, hanya diberi dehaman kecil dari Elano.

🐯🐯🐯

Tadi kenapa ya Ava pas gue panggil di kantin dia jutek gitu?

Dia gak suka apa ya liat gue?

"Woy?" panggil Azka yang membuyarkan lamunan lelaki tampan itu.

"Hm?" gumamnya singkat.

"Lo kenapa sih diem aja dari tadi kayak siput beranak?" tanya Azka. Elano terlihat risau dan galau sedari tadi entahlah apa yang sedang dipikirkan lelaki itu. Namun sebagai sahabat, Azka mengerti betul apa yang sedang dipikirkan Elano, pasti itu tentang Ava, Ava dan Ava.

"Gapapa." Serunya singkat sambil membuang muka nya ke berbagai tempat.

"Gila lo! Kalo ditanya kenapa jawabnya karena bukan gapapa, bego!" koreksi Azka yang membuat Elano memutar bola matanya malas.

"Bacot." Protes Elano.

"Lo mikirin Ava kan?" tanya Azka seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh sahabatnya.

Elano menengok. "Enggak."

"Ada jawaban lain gak, selain kata enggak?" tanya Azka sebal.

"Enggak."

"Eh, kampret gemes banget gue liat lo." Gerutunya sebal.

"Thanks ya Elano kunyuk yang ganteng tapi masih gantengan gue sih." Tukas Azka tak jelas saat sudah sampai tepat didepan gerbang rumah besarnya itu.

"Iya."

"Gue rajin-rajin nebeng mobil lo gapapa kan, El?" balas Azka tersenyum layaknya orang yang tidak punya malu.

"Enggak." Sahutnya, kemudian melajukan mobilnya dengan kencang.

Ditengah perjalanan, ia melihat seorang gadis yang begitu dikenalnya sedang berjalan kaki di trotoar. Gadis itu menghentakkan kakinya ke aspal jalanan tersebut. Wajah nya terlihat sedang marah, tapi entahlah.

Tanpa berpikir lama Elano segera menepikan mobilnya, kemudian berlari menyusul gadis itu. Elano bingung kenapa Ava berjalan kaki sendirian ditempat umum begini? Pasalnya gadis itu selalu membawa mobil kemanapun.

ELANOAVA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang