Alano - 1

2.4K 57 0
                                    

Olivia berjalan dengan riangnya di koridor sekolah menuju kelasnya yang berada di lantai dua bersama dengan kedua sahabatnya-Teresa dan Loli. Olivia berjalan di depan kedua sahabatnya dengan tersenyum lebar membuat kedua sahabatnya mengernyit bingung.

"Kira-kira emaknya Oliv ngidam apaan ya? Kok anaknya jadi ceria gitu?" Bisik Teresa atau kerap di sapa Resa pada Loli yang sibuk dengan lollipopnya.

"Mana gue tau, Res. Kan gue bukan emaknya Oliv. Gimana sih Res." Balas Loli.

"Yee, kan gue cuma heran aja Lol. Bukan harus di jawab."

"Tapi kan Res, gue bukan emaknya. Mendingan lo langsung tanya sama emaknya dia." Kata Loli.

Resa memijit pelipisnya, merasa heran.

"Kenapa gue bisa punya sahabat kek gitu semua? Sabarkanlah hati Resa ya Allah." Ucap cewek dengan rambut tergerai itu.

Sesampainya di kelas, Resa langsung menghampiri Olivia yang sedang mengeluarkan buku kimia.

"Eh, Liv. Gue mau tanya deh sama lo, lo daritadi kenapa senyum-senyum nggak jelas sih? Kesambet lo ya? Tanya Resa bertubi-tubi membuat Oliv yang ingin belajar kimia mengurungkan kegiatan itu sejenak, lalu menatap kedua sahabatnya dengan wajah tanda tanya.

Alvaro mel, Resa tau jika Oliv mengidolakan pria asal negara Spanyol itu. Hampir setiap hari, Oliv stalking selebgram itu. Resa yakin dengan tebakannya kalau Oliv senyum karena hal itu.

Oke, balik ke topik.

"Nggak papa. Aku cuma lagi seneng aja."

"Ya, gue tau lo lagi seneng. Orang daritadi lo senyum-senyum nggak jelas. Yang gue tanya tuh, alasannya Oliv sayangku."

"Oh itu. Kamu tau nggak? Aku abis ketemu siapa?"

"Siapa-siapa?" Kedua bola mata Resa membulat dan terlihat antusias.

"Sama Alvaro mel di dalam mimpi." Ucap Oliv dengan senang hati.

GUBRAK!

"Ye, gue kirain beneran. Udah ah, nggak usah di bahas. Btw, lo ngapain pagi-pagi belajar kimia?" Tanya Resa. Sementara Loli sibuk dengan ponselnya lebih tepatnya sibuk menscrool instagram melihat cowok-cowok ganteng untuk cuci mata (?)

"Kamu nggak tau Res? Kan hari ini ulangan kimia." Kata olivia membuat sahabatnya itu membelalakkan matanya, terkejut. Begitupun dengan Loli yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Serius?"

"Yaiyalah, ngapain aku bohong. Makanya kalo malam tuh belajar." Ledek Oliv sambil terkekeh.

"Mana gue beluman belajar. Pokoknya nanti kalo gue manggil lo, lo nengok ya! Darurat nih." Ucap Resa dengan nada memohon.

"Pokoknya lo harus nengok!"

"Kok maksa?" Oliv menaikkan alisnya.

"Lo gimana sih, kan gue temen lo. Please,"

"Gue juga." Loli ikut-ikutan memohon.

Oliv terkekeh, lalu mengangguk. Tak lama setelah itu, Bu Vivi-guru kimia datang membuat kelas yang tadinya ramai menjadi hening dalam sekejap.

✩✩✩✩✩✩

"Ihh, gila. Kalian tau nggak, hampir semua soal gue jawabnhmya ngasal. Susah banget. Gila emang." Ucap Resa.

"Sama, gue juga Res. Gue malah ada yang nggak di jawab. Abis, otak gue udah mentok, tok, tok." Sahut Loli.

"Mana gue di liatin bu Vivi mulu lagi, kan gue pengen nyontek lo." Sungut Resa. Oliv terkekeh, "kasihan.."

"Kalian kali yang nggak belajar. Perasaan tuh soal hampir sama kayak yang di buku." Lanjut Oliv.

"Ah, yang bener Liv? Kalo gitu kenapa tadi gue nggak bawa buku ya?"

"Kamu gila ya, Res. Di hukum baru tau rasa, suruh bersihin toilet." Seru Oliv. Resa langsung membayangkan jika ia membersihkan toilet, apalagi toilet laki-laki. Cewek itu langsung bergidik ngeri.

"Iya juga ya. Untung gue nggak bawa. Nggak papa lah dapet nilai jelek yang penting halal."

"Halal Res? Bukannya tadi lo nyontek sama gue ya?" Ucap Loli dengan polosnya. Astagfirullah.

Saat sedang mengobrol, tiba-tiba Dika-ketua kelas memanggil Oliv.

"OLIV!"

"Lo di panggil pak Broto. Orangnya ada di depan."

"Ada apaan?" Tanya Oliv.

Dika angkat bahu tanda tak tau. Oliv menghela napas. Ada apa ini?

✩✩✩✩✩✩

Olivia mengikuti langkah Pak Broto-guru matematika menuju kantor guru yang terletak di dekat ruang Bimbingan Konseling. Pak Broto mempersilahkan Oliv untuk masuk ke ruangan itu. Dan, di situ jantungnya berdetak lebih kencang ketika melihat cowok yang sedang duduk di kursi yang berada di depan meja guru matematika itu.

"Duduk, Oliv."

"Eh, i-iya pak." Ucap Oliv gugup lalu menatap cowok di sampingnya yang menatapnya sekilas.

"Jadi seperti ini, Oliv. Bapak memanggil kamu karena akan ada olimpiade matematika. Dan, kamu kan pintar dalam bidang itu, jadi bapak mengikutsertakan kamu dalam olimpiade ini. Kamu tidak sendiri, tetapi bersama dengan kakak kelas kamu." Ucap Pak Broto sambil menunjuk ke cowok di samping Oliv.

"Dia Alan, kakak kelas kamu. Dia kelas XI ipa 3. Dia yang akan menjadi rekan satu tim kamu nanti saat olimpiade. Dan, kegiatan belajar kalian mungkin akan sedikit terganggu karena kepentingan olimpiade ini."

Alan dan Oliv sama-sama mengangguk tanda mengerti.

"Saya harap kalian bekerja sama dengan baik dan membanggakan sekolah ini. Ya sudah, kalian bisa kembali ke kelas kalian."

"Baik, pak."

Oliv terus memperhatikan cowok yang berjalan di depannya. Pandangan cowok itu terlihat datar, tanpa ekspresi apapun. Oliv berinisiatif untuk menghampiri cowok itu dan berjalan di sampingnya.

"Kak," panggil Oliv dengan mendongak untuk menatap cowok itu karena tinggi Oliv hanya sampai pada dada cowok itu.

Cowok itu melirik hanya dua detik lalu kemudian mengalihkan pandangannya. Oliv menganggap tatapan itu sebagai respon dari cowok itu.

"Kak Alan sering ya ikut olimpiade matematika?"

Pertanyaan itu tak di gubris oleh Alan. Namun, Oliv tak menyerah. Dia berhenti di hadapan Alan.

"Kak, boleh minta id line nya nggak kak? Biar nanti aku bisa hubungin kakak tentang olimpiade." Kata Oliv.

Alan masih diam. Tatapannya tak berubah.

"Minggir." Titah Alan.

"Minggir? Iya nanti aku minggir, tapi aku minta id line nya dulu ya." Kata Oliv sambil memasang wajah puppy eyes nya. Tapi, tak merubah tatapan Alan.

"Gue bilang minggir." Titah Alan dengan dingin.

"Tap-"

Sebelum Oliv menyelesaikan ucapannya, Alan tiba-tiba meninggalkannya dengan melewati oliv yang masih ingin menyerocos.

Oliv memandang punggung Alan yang mulai menjauh.

"Yahh, kok di tinggalin. Padahal kan belum selesai ngomong. Btw, kak Alan kok ganteng sih?"





🍁🍁🍁🍁🍁

Haloo, semoga suka ya sama cerita ini.

Salam,

Silfi A.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang