Alano - 46

641 21 0
                                    

Oliv baru keluar kamar beberapa jam setelah kejadian tadi. Sebelum keluar dari kamar, cewek itu bercermin dan betapa buruknya wajahnya saat ini dengan mata yang sembab dan sayu, rambutnya yang tak enak di lihat lebih tepatnya rambutnya yang lurus terlihat berantakan. Menyedihkan. Padahal, besok adalah pengumuman olimpiade. Namun, Oliv pesimis jika ia bisa masuk tiga besar.

Setelah membasuh wajahnya dan menaburkan bedak tak lupa menyisir rambutnya, cewek itu keluar dari kamarnya. Revan yang kebetulan lewat memandang aneh pada adiknya yang berjalan seperti mayat hidup saja di tambah mata Oliv yang sedikit sembab.

"Lo kenapa, Liv?" Tanya Revan.

"Kenapa apanya? Aku nggak papa." Jawab Oliv sambil membuka kulkas dan mengambil air dingin, di tuangkannya dalam gelas lalu meminumnya.

"Masa? Jangan kayak cewek abang deh, bilangnya nggak papa padahal mah ada apa-apanya. Sampe abang bingung sendiri." Kata abangnya yang tersirat curcol alias curhat colongan.

"Emang abang punya pacar?" Tanya Oliv dengan raut wajah polosnya. Saking polosnya, ingin sekali Revan memukulnya dengan botol minuman. Untung adiknya, kalo bukan sudah pasti Revan tidak terima. Revan itu di dalam keluarganya bawel, peduli tapi pada orang yang di luar dan belum terlalu mengenalnya pasti tidak akan mengetahui sifatnya kalo di keluarganya begitu.

"Wah, ngeremehin abang ya?"

"Bukan gitu. Terus si Loli mau di kemanain? Dia sering ngasih kode loh, bang."

"Gimana ya? Emang dia serius suka sama gue?" Tanya Revan.

"Tanya aja sama orangnya." Suruh Oliv membalikkan badannya. Namun, tangannya segera di tahan oleh Revan yang memandangnya dengan tatapan heran.

"Jujur sama abang, lo kenapa?" Tanya Revan lembut.

"Di bilang aku nggak papa bang."jawab Oliv dengan memalingkan wajah.

"Abang serius nanya. Jujur, Liv." Oliv melepaskan tangan abangnya dari lengannya.

"Aku lagi nggak mood cerita. Jadi, jangan paksa aku bang. Aku mau ke kamar dulu."

Ia sedang tidak mood untuk sekarang. Ia merasa lelah sekali hari ini. Oliv kembali ke kamar tak menghiraukan Revan yang terus memanggil namanya. Oliv membaringkan tubuhnya, memejamkan matanya.

Ia berpikir, hanya karena masalah asmara dia menjadi seperti ini? Uring-uringan tidak jelas dan..

Ia ragu, apakah keputusan yang ia ambil sudah tepat?

Lelah berspekulasi, akhirnya Oliv tertidur tanpa sadar.

****

Alan memasuki rumah yang tak lama ia kunjungi selama beberapa tahun. Masih sama seperti dulu, hanya saja ada beberapa yang terasa berbeda seperti bagian halaman dan juga warna cat nya yang sedikit berubah. Suasana rumah tersebut masih sama, terasa sepi dan kosong.

Seorang satpam yang berada di dekat gerbang rumah tersebut menghampiri cowok tersebut sambil membenarkan topi yang di kenakannya. Satpam terlihat terburu-buru menghampiri Alan.

"Maaf, mas nya cari siapa ya?" Tanya satpam dengan perut buncit tersebut.

Alan berdehem, "saya cari Lana Flarensia pak. Saya temannya." Ucap Alan.

Kening satpam sedikit berkerut mendengarnya lalu kembali seperti biasa.

"Mas nya beneran temannya Non Lana?" Tanya si satpam sedikit ragu.

Alan mengangguk, "iya pak. Kenapa pak? Lana nya ada 'kan?"

"A-ada. Ayok, saya antar." Alan mengangguk sembari mengikuti langkah kaki satpam tersebut hingga masuk ke dalam rumah yang sudah lama tak ia kunjungi. Dan, satpam tersebut sepertinya pegawai baru karena satpam yang dulu berbeda dengan yang sekarang.

Mereka berhenti di salah satu kamar yang sangat Alan yakini, kamar tersebut adalah kamar Lana.

"Non Lana sepertinya ada di dalam."

Alan mengangguk.

"Saya keluar dulu, permisi mas." Pamit si satpam. Alan memandang pintu di depannya dengan ragu. Tangannya yang terkepal perlahan menyentuh pintu berwarna coklat. Perlahan tapi pasti, di ketuknya pintu itu.

Tok! Tok! Tok!

Tak ada jawaban.

Tok! Tok! Tok!

Tetap tak ada jawaban.

Alan memegang knop pintu lalu menekannya dan tidak terkunci.

Perlahan pintu tersebut terbuka. Ia melihat ke kamar tersebut yang terlihat berantakan. Matanya membulat ketika melihat pemandangan di netranya.

"LANA??!!"







                           🍁🍁🍁🍁

Maaf pendek, guys lagi nggak enak badan soalnya wkwk.

Semoga suka ❤

Salam,

Silfi A.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang