Alano - 53

671 26 0
                                    

Elno langsung berlari melerai Riko dan Alan yang hendak menimbulkan keributan. Amarah mendominasi keduanya, membuat Elno bersikeras melerai mereka berdua sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi. Sementara Oliv memegangi tangan Alan yang hendak memukul orang yang berada di hadapannya dengan wajah yang memerah karena amarah.

"STOP! Kalian bisa nggak sih, nggak usah pake cara kayak gini. Ini tuh di sekolah." Kata Elno sembari memisahkan mereka berdua. Elno menarik tangan Riko sementara Oliv menarik tangan Alan. Dan Rayhan, ia masih menyusul Elno ke tempat kejadian perkara sembari nge-vlog. Bisa-bisanya dalam keadaan genting seperti itu di gunakan untuk nge-vlog.

"Guys, guys sepertinya ada keributan di sana. Dari pada penasaran, mendingan kita langsung kesana ya guys." Ucapnya dengan gaya hebohnya sembari membawa handphone nya yang menggunakan tongsis.

"Udah kak, stop! Jangan memancing keributan." Ujar Oliv.

"JADI COWOK TUH GENTLE, NGGAK USAH PAKE ACARA RIBUT-RIBUT BEGINI!" Suara Elno yang terdengar keras dan tegas membuat keduanya berhenti.

"GUE NGGAK CARI RIBUT!" Jawab Riko dengan lantangnya.

"guys, guys ternyata mereka lagi nyari yang namanya ribut. Kira-kira kalian tau nggak yang namanya ribut? Jadi permasalahannya hanya karena soal nama ribut, guys."

Alan mengepalkan kedua tangannya, mulutnya tak bersuara. Ia terlalu terbawa emosi, hingga ia melupakan jika ia sedang berada di sekolah.

"Ini di sekolah, kalo ada guru yang ngeliat gimana? Mau di DO?" Elno bersuara tegas. Untuk hal yang seperti ini, Elno tidak bisa diam, terlebih lagi yang melibatkan Alan, sahabatnya.

"Siapa lo namanya? Mending lo pergi sekarang!" usir Elno pada Riko yang memandangnya sinis dan matanya yang tajam. Riko menatap Alan dengan tatapan tajam sementara memandang Oliv dengan tatapan yang sedikit melembut.

"Lo namanya siapa? Riko? Sini samping gue, jadi guys ini yang namanya Riko si cowok PHO guys, btw nama instagram lo apa? Barangkali, bisa jadi viral." Kata Rayhan dengan tidak tau malunya yang urat malunya entah melayang kemana. Riko menepis rangkulan Elno dan melenggang pergi.

"Oke guys, jadi si Riko ini malu-malu kucing guys, aslinya dia mau viral, biar banyak job." Kata Rayhan seperti youtubers yang sering ia tonton. Gini nih, kalo jaman milenial di kasih micin, rusak sudah generasi berikutnya.

"Ray, lo bisa diem nggak sih? kayak penyanyi dangdut tau nggak sih! goyang ngebor mulu dari tadi." Semprot Alan.

"Lo ngelawak Al?" Rayhan takjub dengan mata yang tidak percaya.

"Astaga, astaga. Benarkah kau seorang prabu Alano yang sudah bisa melawak?"

Elno berdecak.

"Mending lo pulang, Al. pikiran lo lagi kacau, dan Oliv bisa pulang bareng gue." ujar Elno.

"Nggak perlu, No." jawab Alan langsung meraih tangan Oliv dan membawanya pergi ke parkiran motor.

Elno melihatnya dari kejauhan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Buset dah, posesifnya keluar." Ujar Rayhan. Elno menoleh.

"Padahal udah bukan siapa-siapanya tapi ngerasa nggak rela ngelihat dia sama orang lain."

"Lah, curhat?"

"Nggak, ngeden!"

****

"Pake." Katanya singkat. Mau tidak mau, Oliv memakai helm yang di berikan cowok itu. Oliv menerimanya dengan tatapan sedikit takut-takut. Kilatan amarah terlihat dari matanya yang tajam.

"Kenapa lihatin gue gitu banget?"

Oliv menggelng.

"Lo nggak mau pulang bareng gue? maunya sama si Royco itu?" tanyanya dengan nada sinis. Oliv mendongak, lalu menggeleng kembali.

"Apaan sih? kok jadi bawa-bawa Riko?" Kesal Oliv.

Oliv memalingkan wajahnya, memutar bola matanya merasa kesal. Ia sedikit melirik Alan yang sedang memakai helm. Lalu, cowok itu mengalihkan pandangannya, yang pasti tidak memandang Oliv.

"Jadi bener?"

Alis Oliv bertaut, "bener apa?"

"Nggak." Jawab Alan singkat lalu naik ke motornya sembari menyalakan mesin motornya.

Oliv berdecak, mendengar respon cowok menyebalkan itu. Cowok itu sedang dalam mode marah atau apa? Ah, Alan memang benar-benar sulit di tebak.

"Nyebelin banget sih jadi orang. Yaudah, aku pulang sendiri aja. Bodo amat." Oliv segera berbalik berniat meninggalkan Alan. Oliv yakin, pasti Alan akan menahannya untuk pulang sendiri. Ya, ia yakin seperti drama korea yang ia tonton.

Satu langkah .. Alan belum menahannya.

Dua langkah .. Alan masih belum menahannya.

Tiga langkah .. "Liv!" panggil Alan. Hati Oliv bersorak senang di dalam hati. Oliv berbalik menatap Alan dengan senyum termanisnya.

"Helm-nya belum di lepas."

GUBRAK!

Rasanya ingin sekali ia terjun dari lantai atas. Ia maluuuu, astagaa.

Kirain mau nahan, dasar cowok nggak bisa romantis!

Oliv memudarkan senyumnya, dan menghentakkan kakinya sembari melepaskan helm yang masih melekat di kepalanya lalu memberikan kepada Alan dengan kasar lalu kembali berbalik meninggalkan area parkiran sekolah.

"DASAR COWOK NGGAK PEKA!!" Kesalnya.

"Nggak peka, nyebelin tapi ganteng." Gumamnya dengan sedikit kesal. Oliv menutup mulutnya setelah menyebutkan kata terakhir. Meluncur bebas tanpa di pikirkan.

"Terus apalagi?" Tanya seseorang di sebelahnya.

"Eh?" Oliv tersentak mendapati wajah Alan yang jaraknya dekat dengan wajahnya membuatnya terpaku pada mata coklat itu. Hidung mancung, alis sedikit tebal, dengan rahang yang tegas. Perpaduan yang benar-benar membuat jantung dag dig dug melihatnya.

"Ayo katanya mau pulang." Katanya sembari menggenggam tangan Oliv.

Oliv ingin berkata, namun tak kuasa. Seketika meleleh di tempat. Dasar Lemah.



                           🍁🍁🍁🍁

Maaf lama update, sibuk akutu :(

Maaf kalo alurnya lambat wkwk, semoga ga bosen yakk 😄😄

Salam,

Silfi A.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang