Alano - 11

1K 26 0
                                    

Alan mengerutkan keningnya ketika melihat paper bag yang berada di dalam mobilnya, tepatnya di dashboard mobil miliknya. Setahu Alan, dia tidak pernah meletakkan benda apapun di sana. Tanpa pikir panjang, tangannya terulur meraih benda itu lalu membukanya.

"Pasti ketinggalan. Dasar." Sungutnya sambil membawa benda itu ke dalam rumahnya. Besok saja ia mengembalikan benda yang tertinggal kepada pemiliknya.

Ia melangkah masuk ke dalam rumahnya yang tidak terkunci. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa yang terletak di ruang tamu.

Cowok dengan rambut kecoklatan itu meraih remote yang terletak di meja ruang tamu dan menyalakan televisi berikuran 42 inchi itu. Mencoba menghilangkan kepenatan yang melandanya.

Tak ada yang menarik. Cowok itu mengganti-ganti channel, tetapi tetap tidak ada yang menarik.

"Bi!" Teriak Alan. Tak lama kemudian, muncul bi Ijah dari arah dapur sambil membawa sapu.

"Mereka belum pulang, bi?" Tanya Alan dengan nada datarnya. Bi Ijah yang sudah hafal mengenai pertanyaan Alan menggeleng sebagai jawaban.

Alan menghela napas panjang lalu langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Bi Ijah hanya diam melihat tuannya itu dengan tatapan iba. Tak lama kemudian, bi Ijah kembali melaksanakan tugasnya yang sempat tertunda.

Alan berjalan gontai menuju tempat tujuannya itu. Di bukanya kamar itu, tempat yang menjadi tempat favorit nya. Tak ada siapapun yang masuk kesini. Kecuali bi Ijah dan kedua orang tuanya, dulu.

Alan duduk di pinggir ranjang dengan menatap sebuah foto perempuan. Ia tersenyum, namun menyiratkan luka di sana. Entah ingin tersenyum atau sedih ketika melihat foto itu. Semuanya beradu menjadi satu.

Pandangannya masih fokus pada foto itu tiba-tiba teralihkan ketika mendengar ponselnya berdering singkat.

Alan membukanya, dan melihat siapa pengirimnya.

Olivia : kakk, buku aku ketinggalan di mobil kakak nggak?

Olivia : aku lupa tadi.

Olivia : ada di kakak kan bukunya?

Olivia : Please jawab, jan cuma si read. Masa cuma di read sih kak.

Olivia : aku panik! Kakak masih hidup kan?

Olivia : apa jangan-jangan ini bukan kak Alan?

Alan berdecak ketika mendengar notifikasi yang muncul hanya karena gadis itu.

"Cerewet," gumamnya.

Tanganny mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya.

Alano : y

Tak lama kemudian, terdengar kembali notifikasi dari ponselnya.

Olivia : oh msh hidup, ternyata.

Olivia : singkat, padat dan jelas. Y 👉satu kata yg hqq

Olivia : Besok pagi di sekolah, aku ambil ya kak. Jgn lupa di bawa!

Alano : hm

Olivia : sippp, jgn lupa loh yaaa.

Read.

Alan menutup aplikasinya lalu beralih ke aplikasi yang lain. Jari tangannya menyentuh aplikasi instagram. Sudah lama, ia tidak mem-posting foto di sana.

Baru saja ia membuka aplikasi tersebut, banyak likes and comment pada fotonya yang sudah lama di post. Tidak hanya itu, banyak request followers namun ia abaikan begitu saja. Namun, ketika hendak keluar dari aplikasi tersebut ada salah satu nama akun yang menjadi perhatiannya.

Olivia Vernanda.

Alan angkat bahu lalu men konfirmasi akun tersebut. Gadis itu memang cerewet, tapi tidak ada salahnya kan berteman dengannya? Sifatnya yang berbanding terbalik denganya.

                    🍁🍁🍁🍁🍁

Olivia melompat-lompat tidak jelas di atas tempat tidurnya sambil berteriak girang dengan memegang ponselnya. Risma—ibu Olivia yang mendengar pekikan anaknya langsung membuka kamar anak perempuannya itu.

"Ya ampun. Kamu ngapain loncat-loncat di tempat tidur, Liv?" Tanya Risma yang sudah berada di pinggir tempat tidur Oliv yang bergoyang-goyang.

Lantas, Oliv berhenti melompat-lompat.

"Eh bunda," ucap gadis itu menyengir memperlihatkan gigi ratanya yang putih.

"Kenapa bun?" Tanya Oliv yang sudah turun dari tempat tidurnya.

"Harusnya bunda yang tanya kenapa? Kenapa kamu lompat-lompat di tempat tidur?" Tanya Risma.

"Hehe, anu bun."

"Anu kenapa?" Kejar Risma.

"Tadi kak A-m-maksudnya tadi shawn mendes mau gelar konser bun di Indonesia hehe." Ucapnya berbohong. Mana mungkin ia memberitahu bundanya.

"Oh, kamu ini. Kirain ada apaan."

Oliv hanya menyengir.

"Yaudah, mama mau masak dulu di dapur. Gara-gara kamu, bunda jadi nunda masak."

"Iya-iya, maaf bun. Kan saking senengnya."

Sebelum Risma kembali ke dapur, Oliv lebih dulu memeluk bundanya dengan manja.

"Maaf ya bun."

"Iya, yaudah. Bunda masak dulu ya." Ucap Risma dengan lembut.

Setelah Risma keluar dari kamar Oliv, cewek berambut lurus itu guling-guling di kamarnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

Cekyut (Cewek kyut)

Oliv : aaaaa, aku seneng bangettt

Resa : seneng knp, knp? Buruan ceritaa!! Lo ketemu sama alvaro mel?! Hah?!

Oliv : aku abis chattan sama kak Alan plus di follback sama dia, gilaaa seneng bangett!!

Resa : yehh, gue kira apaan. Chattan sama dia aja belagu!

Loli : kak Alan siapa deh? Kok gue nggak tau ya apa gue lupa?

Oliv : yeh bukannya belagu. Tapi aku tuh membagi kebahagiaan

Resa : kebahagiaa dari mana coba? Bahagia di lo doang 😑

Resa : lol, lo udah tua ya?

Loli : gue blm tuaaa!!!

Oliv : nggak papa, dapat pahala akunya. Membuat orang bahagiaa wkwk

Oliv : udah ah, aku mau belajar dulu. Jangan lupa belajar! Ada pr matematika. Selamat belajar gaiss 😘😘

Resa : whatt!! Demi apa? Sial bgt. Lo nnti klo udah selesai fotoin jwbnnya ya, nnti kirim ke grup ini! KUDU! WAJIB!

Loli : (2)

Oliv : nggak mau ah. Belajar sendiri, hahaha

Resa : 👊👊👊👊

Loli : (2)

Resa : lol, lo apa-apaan dah. Ngapain ngikutin?

Loli : hehe, males ngetik ✌✌

Loli : damai ya Res, gue nggak mau kena bogeman lo

Resa : ogah gue damai sama lo!

Olivia keluar dari LINE dan langsung meletakkan ponselnya di tempat tidurnya lalu memeluk guling. Senyumnya terus mengembang.

Fix, aku jatuh cinta sama kak Alan dari lama.

Gini aja udah seneng, apalagi kalo beneran deket sama kak Alan.





                      🍁🍁🍁🍁🍁

                              Tbc

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang