Alano - 32

854 27 0
                                    

Gerak tubuh Oliv seketika tidak nyaman saat Alan mengatakan hal tersebut. Sebenarnya, ia tidak siap jika Alan mengatakan kisah masa lalunya. Takut jika Alan hanya menjadikannya sebagai pelarian semata karena tidak bisa move on dengan masa lalunya itu. Terlebih lagi, Lana memang perempuan yang cantik, tak heran jika banyak yang menyukainya apalagi jika Lana mempunyai mantan, bisa-bisa si mantan tidak bisa berpindah ke lain hati. Ah, seketika ia merasa minder dengan membandingkan dirinya dan Lana. Sungguh, perbedaan yang sangat signifikan. Rasa penasaran kian menghinggapi pikirannya di bandingkan dengan hati yang masih terluka.

"Pasti special." Gumam Oliv yang masih mampu di dengar Alan yang berhadapan dengannya.

"Nggak, itu cuma bagian dari masa lalu." Sanggah Alan dengan wajah datarnya.

"Masa? Tapi, keliatannya situ masih suka sama si masa lalu. Wajar sih, dia kan cantik banget. Pasti susah buat pindah ke lain hati." Ucap Oliv menghadap kea rah depan tak berani menatap mata tajam milik Alan.

"Lihat gue." Perintah Alan.

Oliv menggeleng. Ia tak ingin terlarut dalam manik mata cowok itu, yang ada ia makin jatuh ke dalam pesonanya.

"Lihat gue, sebentar." Ucap Alan lembut dengan tangan telunjuk dan ibu jarinya memegang dagu Oliv agar cewek itu mau menatapnya. Ya, Alan harus mengutarakannya sekarang sebelum seseorang merebut gadisnya seperti si royko atau apalah dia lupa. Benar, Alan tadi melihat cowok itu berusaha mendekati Oliv. Tidak bisakah Oliv merasakannya?

Kedua mata mereka bertemu dalam satu garis lurus menciptakan keheningan bersatu dengan detakan jantung yang kian menggila di antara mereka.

"Dengar. Lana cuma bagian masa lalu gue. Dan, gue nggak mau berhubungan lagi dengan masa lalu itu. Yang terpenting sekarang gue sama lo. Gue sama sekali nggak punya hubungan sama Lana."

"Tapi, aku hanya sebagai pelarian 'kan?"

"Nggak sama sekali. Gue nggak pernah berpikiran lo jadi pelarian buat gue. bahkan, sebelum gue bertemu lo, perasaan gue ke Lana udah nggak ada. Jadi stop berpikiran kalo lo Cuma sebagai pelarian."

Oliv diam memandang Alan yang menyiratkan sebuah luka lama yang memang sepertinya belum sembuh sepenuhnya.

"Tapi Lana pernah pacaran kan sama kak Alan?"

Alan terkekeh ringan namun menyiratkan sesuatu yang Oliv tidak mengerti.

"Iya."

"Berarti masih sayang?" Tanya Oliv dengan wajah lugunya.

Alan terkekeh kembali, lalu mengusap rambut cewek itu dengan gemas. Perlu kah dia perjelas kembali?

"Nggak lah. Udah pindah."

"Apanya yang udah pindah?"

"Sayangnya." Jawab Alan singkat.

"Pindah ke mana?"

"Ke kamu."

Blush.

AMBYARR sudah pertahanan Oliv kali ini. Dengan paket komplit, pipinya yang terasa memanas, detak jantung yang tidak karuan di tambah dengan keringat dingin yang menghinggapinya karena gugup. Selalu seperti ini. Bisa-bisanya Alan menggembel-eh salah maksudnya menggombali dirinya, kan jadi nge fly. Bahkan, dengan kosa kata yang berubah dari lo-gue menjadi aku-kamu.

"Apaan sih? Udah nggak usah gombal. Aku masih kesel." Oliv mengembungkan pipinya hingga Alan tak bisa menahan untuk mencubit kedua pipinya. Oliv membelalakkan matanya ketika jarak wajah kakak kelasnya itu dengan dirinya cukup dekat. Oliv meneguk ludahnya. Sekarang, untuk kesekian kalinya Oliv terpesona.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang