Alano - 52

697 22 5
                                    

Alan menggendong tas nya yang berwarna hitam di punggung. Sekarang sudah waktunya untuk pulang, bel juga sudah berbunyi dari tiga menit yang lalu.

"Lo mau langsung pulang?" Tanya Elno pada Alan.

"Nggak tau, kenapa?"

"Nggak papa, Tanya doang bisa bareng ke parkiran. Kalo gitu, berarti Rayhan bareng gue soalnya dia nggak bawa motor."

"Tumben dia nggak bawa motor?" heran Alan. Biasanya, Rayhan selalu bawa motor ke sekolah, dan ini tumben banget tuh anak nggak bawa motor.

"Motornya di sita, gara-gara tuh anak nilainya ancur, ulangan minggu kemarin aja dia dapet mainan baru buat di kolam renang."

"Mainan baru?"

"Iya, dia sekarang koleksi bebek buat kolam renang di rumahnya. Iya 'kan Ray?" Tanya Elno pada Rayhan yang focus pada handphone nya. Entah apa yang dilakukan cowok sableng itu.

"Hah? Iya apaan?" Ray menoleh.

"Lo lagi ngapain sih Ray? Sok sibuk banget njir. Chat-an sama siapa sih?"

"Gebetan baru." Sahut Alan dengan asal.

"Kok lo tau sih, Al? hebat lo! Bisa tau tanpa gue kasih tau. Marveolus, marvelous." Ucap Rayhan antusias sembari mengikuti salah satu pemain di kartun upin-ipin.

"Sekarang siapa lagi gebetan lo? 'kan lo kemarin baru aja jadian sama cewek, masa sekarang lo udah pdkt lagi sama cewek lain."

Memang, Rayhan itu playboy, mulutnya penuh dengan gombalan-gombalan manis yang siap memerangkap cewek. Hati-hati saja dengan Rayhan, si mulut buaya cap kecap.

"Baru putus."

"Anjir, baru jadian sehari eh udah putus aja. Gilak. Gilak. Sinting emang!" Elno menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Abis gimana ya, dia .. cantik banget, bening banget, pokoknya subhanallah banget deh." Katanya dengan dramatas seolah-olah sedang membayangkan cewek yang di ceritakannya itu.

"Iya, dia subhanallah lo yang astaghfirullah." Elno tertawa di ikuti Alan yang tertawa kecil.

"Sirik aja!"

Saat Alan hendak melangkah meninggalkan kelas, seseorang lebih dulu memanggilnya membuat langkahnya terhenti. Lalu berbalik mendapati Lana yang berjalan sedikit menunduk ke arahnya. Alan pikir, kelasnya tadi sudah kosong, tersisa ia dan dua temannya itu ternyata masih ada Lana di dalam kelas. Walaupun sedikit menunduk, Alan dapat melihat wajah Lana yang terlihat pucat. Berbeda dari biasanya.

"Lo kenapa? Sakit?" Tanya Alan dengan terselip nada khawatir.

Lana memegang keningnya yang sedikit pusing.

"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu boleh?"

Kening Alan mengernyit, "mau ngomong apa?"

Lana semakin memegang keningnya kuat, menahan pusing. Pandangannya mulai menghitam lalu akhirnya tubuhnya limbung dan tak sadarkan diri. Alan dengan refleks menahan tubuh Lana yang sudah tidak ada daya.

"La, bangun La!" ucap Alan sembari menggerakkan tangannya menyentuh kedua pipi Lana berharap cewek itu segera sadar. Alan mengguncang tubuh Lana, namun tak ada perubahan. Merasa usahanya sia-sia, Alan segera menggendong Lana menuju UKS yang letaknya tidak terlalu jauh dari kelasnya. Untungnya, sudah tidak banyak siswa dan siswi di sekolah, karena jam pulang sekolah sudah lewat.

Alan membuka pintu UKS dengan sedikit kasar membuat petugas PMR yang berada di ruangan tersebut terkejut.

"Tolong ambilin minyak kayu putih." Titah Alan pada salah satu anggota PMR tersebut sementara yang satunya lagi membantu Alan membaringkan Lana di salah satu ranjang yang berukuran kecil.

Kedua anggota PMR itu dengan cekatan membantu Lana yang pingsan dengan mendekatkan minyak kayu putih itu pada hidung Lana. Butuh beberapa detik agar Lana tersadar.

Lana memegang keningnya lalu mengernyit bingung ketika mendapati dirinya yang sudah berbaring di UKS.

"Minum dulu, kak." Ucap salah satu anggota PMR itu menyodorkan segelas air teh hangat dan di sambut oleh Lana.

"Lo kenapa bisa pingsan? Belum makan?" Tanya Alan dengan nada datarnya.

Lana menunduk lalu menggeleng.

"Sorry, aku nggak sempet-"

"Nggak sempet atau memang sengaja?" Tanya Alan lagi dengan nada sinis.

Lana terdiam. Ia tau maksud Alan.

"Gue keluar dulu." Pamit Alan.

Alan menghembuskan napasnya setelah keluar dari UKS. Ia menyugar rambutnya lalu duduk di salah satu bangku yang memang di sediakan di sana. Ia tak habis pikir dengan Lana. Sudah berapa kali ia bilang untuk tidak melakukan hal bodoh yang menyakiti diri sendiri.

Ia melihat dari arah kejauhan, terlihat dua orang yang berjalan beriringan sembari berbincang entah membicarakan hal apa. Yang jelas, hatinya terasa tidak rela melihat kedekatan mereka. Alan berjalan dengan gaya santainya ke arah mereka berdua, membuat dua orang berlawanan jenis itu menghentikan pembicaraan lalu menatap Alan dengan pandangan heran.

"Kenapa?" Tanya Alan singkat.

Oliv mengerutkan keningnya, sementara cowok di sebelahnya Oliv memandang heran pada Alan.

"He? Kenapa apanya?" Tanya Oliv.

"Lo pulang bareng gue." kata Alan dengan nada datarnya seperti biasa.

"Maksudnya?" Oliv tak kunjung paham. Alan menghela napasnya.

"Sekarang, lo pulang bareng gue." titahnya sekali lagi.

"Lho? A-aku mau pulang sama Riko." Tolak Oliv Sambil melirik Riko di sebelahnya.

Alan melirik Riko yang menatapnya dengan tatapan sengit, seperti melihat musuhnya. Alan meraih tangan Oliv lalu menariknya hingga Oliv berada di sampingnya. Tangannya menggenggam erat tangan mungil Oliv.

"Dia pulang bareng gue." Alan menatap tajam Riko. Riko melirik tangan Alan yang masih menggenggam tangan Oliv. Riko tersenyum sinis, "dia janji duluan sama gue." Riko hendak menarik Oliv namun gerakannya terhalang karena Alan lebih dulu menahannya.

"Lo tuli?"

"Tentu nggak. Seperti yang gue bilang tadi, gue udah ada janji duluan sama dia. Ya 'kan Liv?" Tanya Riko pada Oliv yang sama sekali tidak bersuara. Mengapa jadi meributkan hal sepele seperti ini. Pikirnya. Orang tinggal pulang, ribet banget.

"Dan lagipula, lo siapanya Oliv? Bukan siapa-siapanya 'kan? Atau lo cemburu?"

Tangan Alan sebelah kiri mengepal erat, menahan amarah saat melihat Riko tertawa sinis padanya. Tawa yang terdengar menjijikkan, menurutnya.

"Kenapa nggak bisa jawab? Benar ucapan gue, kalo lo bukan siapa-siapanya Oliv. Bukannya lo lagi deket sama cewek lain?"

"Bangsat!" Kemudian, terdengar pukulan.







                          🍁🍁🍁🍁

Haloo, aku update hehe.

Semoga suka ya 😉😉Hehe

Salam,

Silfi A.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang