Alano - 35

795 25 0
                                    

Alan bergerak gelisah di atas motornya ketika Oliv tak kunjung datang menemuinya di parkiran. Alan mengirimkan beberapa pesan pada gadisnya namun belum ada yang di baca satupun membuatnya semakin di rundung kegelisahan ditambah lagi sekolah sudah sepi.

"Oliv belum datang?" Tanya Elno yang memang belum pulang juga.

Alan menggeleng,"pesan gue belum dibaca sama dia." Elno melirik ke jam tangannya.

"Sekolah udah sepi lho." Ujar Elno.

"Ck, gue susul dia dulu." Katanya lalu pergi meninggalkan Elno yang tersenyum geli ketika mendengar nada khawatir dari sahabatnya itu.

Alan menyusuri koridor sekolah yang memang sudah sepi. Langkah kakinya terasa berat ketika kekhawatiran itu melanda. Cowok itu beralih pada kelas Oliv yang sudah kosong dan juga mencari diruangan lainnya. namun, nihil. Tepat pada saat melewati toilet perempuan, seseorang yang sangat di kenalinya keluar dari sana.

"Lho kak Alan di sini?" Tanya Oliv dengan pertanyaan retoris.

Alan mengangguk, "di tungguin di parkiran nggak dateng-dateng."

Oliv menunduk, "maaf, jadi udah nunggu lama. Sorry."

"Ngapain nunduk? Ayo, pulang."

"Kak Alan nggak marah?" Tanya Oliv saat tangannya di genggam Alan dan berjalan bersisian dengannya.

"Ngapain marah?"

"Ya itu, karena udah nunggu lama."

"Nggak. Hari ini kita latihan buat olimpiade, waktunya tinggal beberapa hari lagi."

"Oh iya, yah nggak ada waktu buat stalking dong."

Alan mendelik, "Jangan main-main."

Oliv cemberut, "iya-iya."

Sesampainya di parkiran, dua pasang mata memandang mereka dengan menahan tawa.

"Lo berdua mau nyebrang apa gimana? Gandengan mulu." Rayhan terkikik geli saat mendapati mereka yang salting dan langsung melepaskan genggaman mereka.

"Ketemu dimana?" Tanya Elno yang berada di samping Rayhan.

Oliv mengerutkan keningnya karena tak paham arah pembicaraan kakak kelasnya itu.

"Toilet." Jawab Alan singkat.

"Anjirr, lo masuk ke toilet cewek?! Sampe segitunya banget nyarinya." Rayhan heboh sendiri.

"Anjing! Maksud gue di depan toilet cewek."

"Oh...bilang dong! Kan gue pikirannya jadi nethink denger lo masuk ke toilet cewek. Ntar takutnya lagi."

"Lo ambil air, gih!" Suruh Alan. Rayhan mengernyit bingung.

"Buat apaan?"

"Buat nyiram otak lo yang nggak beres."

"Babi! Lo kira gue kesurupan, hah?!"

"Kali aja." Kali ini Elno yang menimpali.

Yang lain terbahak melihat eskpresi wajah Rayhan yang menahan amarah. Sebenarnya nggak marah, Cuma mengekspresikan agar lebih dramatis.

"Awas, gue mau balik!" kata Alan pada Rayhan yang menghalangi motornya itu. Rayhan berdecak lalu menegakkan tubuhnya yang tadinya menyenderkan badannya di motor sahabatnya itu.

"Iya tau, yang ngusir. Mentang-mentang udah ada pacar tercintanya." Sindir Rayhan.

"Lo tau nggak sih, Liv. Tadi si Alan khawatir lo belum ke parkiran. Eh di susulin dah sama dia." Goda Elno pada Oliv yang sedari tadi diam, tak mengeluarkan sepatah kata karena memang tak mengerti arah pembicaraan tiga sahabat itu.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang