Alano - 8

1K 32 0
                                    

Alan menghempaskan tubuhnya di ranjangnya. Seragam sekolahnya belum di lepas, terlihat berantakan dan lusuh. Cowok itu menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.

Ia mengusap wajahnya kasar. Cowok itu meraih sebuah foto dengan bingkai berwarna coklat. Tatapan matanya terlihat sendu, menyiratkan sesuatu.

Semuanya berubah. Berubah, tidak seperti dulu yang terasa hangat. Tidak seperti sekarang, berwarna hitam dan dingin. Tak ada lagi warna dalam hidupnya.

Lamunannya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya. Seorang wanita paruh baya membawa nampan berisi makanan dan minuman kesukaan Alan. Wanita itu meletakkan nampan di atas nakas lalu menatap Alan yang memegang sebuah foto. Wanita paruh baya itu mengerti perasaan remaja itu.

"Den, bibi masakin makanan kesukaannya den Alan. Di makan ya, Den. Jangan nggak di makan, nanti aden sakit lagi."

Alan mengangguk, "makasih bi."

"Bibi keluar ya, Den."

Alan meletakkan foto itu kembali pada posisi semula lalu mengambil handuk. Ia perlu menyegarkan badan karena badannya terasa lengket.

Setelah mandi, cowok itu mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas tepat di samping nampan yang berisi makanan dan minuman.

Di bukanya aplikasi chat nya yang sudah mencapai angka 999+ pada aplikasi berwarna hijau itu.

Kembaran justin bieber(3)

Rayhan : spadaaaa

Rayhan : yuhuuu

Rayhan : abang-abang gantengkuh yang tersayang, muachh 💋💋

Rayhan : sini temenin abang donggss, kesepian nihh

Rayhan : pumpung gratis nih abang temenin, biasanya kan bayar

Rayhan : yuhuu, abang Elno yang ganteng dan abang Alan yang paling paling ganteng

Rayhan : Woyyyy

Rayhan : woyy respon kek. Berasa jomblo gue

Elno : emang lo jomblo kali!

Rayhan : nah gitu dong muncul Elno sayang, hehe

Elno : najis 👊

Elno : gue bukan homo, anjay

Rayhan : eh, gue mau minta saran dunds

Elno : saran apa?

Rayhan : gue bingung, mau mulai darimana. Hati ini terlalu sakit, hiks..

Elno : najis, gausah lebay please

Rayhan : gue sakit hati, gmn dong?

Elno : gara2 dara?

Rayhan : iyaa, dia khianatin gue hikss, hikss bang Elno tolong bantu acuu

Elno : please, ngga usah drama queen. Jijay gue. To the point aja deh.

Rayhan : kata lo gue mupon apa gmn?

Elno : mau lo gmn?

Rayhan : ya gue masih cinta sama dia, tp gue sakit hati ngeliat cowo lain.

Alan : yaudah, mati aja sono kutil kuda

Rayhan : heh, alan ku sayang sekalinya ngomong pedes bgt ya kya bon cabe

Alan : bd

Rayhan : mksdnya Al? Gue kga ngrti tulisan singkat kya gtu. Jan bikin gue ngomong pke bhs alien deh. Ihh, kalian tuhh ngetik yg bener dund. Jgn bikin binhung acuu

Alan : bd amat!

Elno : i dont care!

Rayhan : kalian semua, JAHADDDD!!!

Alan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rayhan yang kurang waras itu. Ia memilih keluar dari group chat nya dan melihat chat yang lain. Kebanyakan yang chat dia itu perempuan dan ia memilih mengabaikannya karena tidak penting. Namun, matanya tak sengaja melihat chat dari seseorang yang ia kenali. Ia membukanya.

Olivia : haloo kak Alan.

Olivia : psti bingung kn aku tau id line nya dri siapa, hehe. Aku mau bilang makasih krna udh nolongin aku tadi sama ngenterin pulang.

Olivia : oiya, kak Alan knp ngga nge chat aku? Bukannya aku udah ksh tau id line nya ya?

Alan mengerutkan keningnya.

Alan : ilang

Hanya itu saja balasan dari Alan tanpa berniat menjelaskannya lebih jauh. Memang, tulisan itu hilang karena ia lupa. Lagipula tidak penting, bukan?

Ia beralih pada makanan kesukaannya dan membawanya di balkon kamarnya. Memakan makanan itu dalam keheningan dan tanpa selera. Tatapannya kosong menatap pepohonan yang tumbuh di sekitar lingkungan rumahnya.

Tak sengahat dulu. Udara yang dingin menambah kesan beku dalam dirinya. Dingin dan sepi.






                         🍁🍁🍁🍁🍁

Maaf ya kalo pendek, wkwk. Lagi nggak fokus soalnya.

Sekalian aku mau nyari cast buat cerita ini. Ada saran?


Salam,

Silfi A.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang