Alano - 25

881 30 3
                                    

Alan memparkirkan mobilnya di basement dengan kedua sahabatnya siapa lagi jika bukan Elno dan Rayhan. Tadinya, Alan ingin tidur dengan tenang, namun kedua sahabatnya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Sahabat macam apa itu?

Kedua sahabatnya mengajaknya untuk nonton yang memang sedang di tunggu-tunggu Rayhan.

"Lo si jones, ngajakin nonton tuh ke pacar atau gebetan lo! Emang dasar jones!" Kata Elno.

"Buset dah, kok lo nge gas sih?!" Balas Rayhan.

"Gue tuh, tadinya mau ngajak si dedek emesh nonton. Tapi takut ada yang marah." Sindir Rayhan sedikit melirik ke Alan yang berjalan di sampingnya.

"Maksud lo?" Tanya Elno tidak mengerti.

"Yaelah, itu si Oliv. Gue mau ngajak dia, tapi takut ada yang marah." Jawab Rayhan di tengah keramaian mall.

Kepala Alan bergerak sembilan puluh derajat menghadap ke Rayhan yang menatap ke depan dengan tampang polosnya.

"Kenapa lo liat-liat?" Seru Rayhan.

"Jangan ngajakin dia. Dia lagi fokus buat olimpiade." Kata Alan.

"Alah, bilangnya gitu. Tapi malam minggu, lo ngajakin dia ke mall."

"Tau darimana?"

"Ya taulah, gue gitu. Lagian, kalo cemburu mah bilang. Gue baru tau ekspresi lo kalo lagi cemburu." Rayhan menyemburkan tawa dengan keras.

"Berisik!"

"Uluhuluhh, jealous mas nya?" Goda Rayhan dengan senyum menggodanya. Sementara Elno menggelengkan kepalanya mencoba tak peduli. Matanya menyapu sudut mall, hingga matanya menatap sosok yang berdiri di depan tak jauh dari mereka.

Elno menepuk bahu Alan yang masih berjalan santai, "eh Al, itu bukannya pacar lo ya?" Elno menunjuk dengan dagunya. Mata Alan mengikuti arah pandang Elno.

"Eh iya, itu bukannya pacar lo ya? Ya, si Alan di selingkuhin." Rayhan memanas-manasi keadaan.

Mata tajam Alan tak lepas dari arah sana, matanya menyipit mencoba menerka siapa laki-laki yang ada di samping Oliv.

Alan yakin, gadis itu adalah Oliv. Iya hapal betul dengan pacarnya.

Tanpa sadar, tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Elno yang berada di samping Alan was-was takut-takut Alan bikin heboh satu mall. Tapi nggak mungkin.

Dengan langkah kaki lebar, Alan berjalan perlahan mendekati Oliv berjalan bersisian dengan seorang cowok yang tidak Alan ketahui namanya. Wajahnya tidak terlalu tampan, tampan-an juga dia. Eh. Langkah kakinya terhenti, ia mengurungkan niatnya.

Elno kira, Alan akan menghampiri pacarnya itu. Namun, nyatanya tidak. Bahkan, sekarang yang ia lihat Alan berjalan santai seperti tidak ada apa-apa.

"Lo nggak nyamperin?" Tanya Elno. Alan menggeleng tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Yaelah, labrak aja tuh cowok." Ujar Rayhan dengan ide konyolnya itu.

"Lo kata kek anak cewek, nanti abis dilabrak jambak-jambakan. Buset dah! Kalo ngasih saran suka nggak bener lo!"

Alan diam saja, namun mata tajamnya tetap mengawasi pergerakan Olivia. Matanya menangkap si cowok merapihkan rambut pacarnya dengan lembut.

Ekspresi Alan tetap datar tetapi tak ada yang tau jika hatinya sedang mengumpat cowok berambut kecoklatan itu. Cowok itu tersenyum pada pacarnya.

Shit!

Alan mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Terdengar dering singkat dari ponsel yang di genggamnya, Oliv mengalihkan pandangannya ke ponsel berwarna gold itu.

Alano [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang