5

1.2K 55 0
                                    

jam menunjukan pukul sembilan lebih dua puluh menit saat mobil mayor edy memasuki wilayah kesatrian.

tami masih terlelap dengan posisi duduk menyandar pada kursi dan tangan kenan yang terus digenggam oleh ibu dari mayor edy.

tami dan kakak- kakaknya memanggil ibu dari mayor edy dengan sebutan eyang.

mayor edy sangat sayang terhadap ibunya, karena mayor edy anak satu- satunya, ibunya juga sangat menyayangi mayor edy. maka dari itu mayor edy di jodohkan dengan ana, katanya supaya mayor edy tidak salah memilih pasangan.

Mayor edy keluar lalu berputar membuka pintu untuk ibunya. rowi dan aray juga keluar dari mobil membawa barang milik eyangnya.

"mas. kok pintu buat aku nggak dibukain?!"
"lha kamunya udah keluar juga." jawaban acuh dari mayor edy membungkam oceham ana.

mayor edy mengangkat tubuh tami keluar dari mobil.

'terasa ringan sekali anak ini.'

mayor edy berpisah dengan aray dan rowi yang menghantar ibunya dan ana ke asrama, sedangkan dirinya mengendong tami menuju barak.

"Mayor!! mayor edy!" yang dipanggilpun menghentikan langkahnya.

mayor edy berhenti tepat diujung lorong, tami yang terusik oleh teriakan memilih mengeratkan pelukannya kepada mayor edy.

"jangan teriak- tariak, ini sudah masuk jam istirahat, mayor fadilah." mayor edy menasehati seorang yang tadi berteriak.

"begini mayor. mayor dipanggil oleh ibunya mayor. katanya mayor suruh menemui beliau segera." jelas orang itu hanya dijawab anggukan.

'eugh...'

tami menenggelamkan wajahnya diceruk leher mayor edy. mayor edy yang tau kalau tami mulai merasa tidak nyaman memilih meninggalkan temannya dan berjalan menuju barak.

"ray." mayor edy memanggil dari luar barak.

'cklek...'

"mayor, biar saya mayor." rayhan langsung mengambil alih tubuh tami.

rayhan lalu membaringkan tami dikasurnya, melepas sepatunya dan menyelimutinya.

"ray, kamu tidur aja, ini sudah malam. aray dan rowi sebentar lagi datang."

rayhan kembali berbaring membiarkan mayornya keluar dari barak.

'cklek...'

aray dan rowi masuk ke barak langsung melepas sepatu dan membaringkan tubuhnya.

"kalian dari mana?" ariel angkat suara, masih dalam posisi berbaring.

"bandara, njemput eyang." rowi bergumam santai.

"ada eyang disini?!" tami berucap serak khas orang bangun tidur.

"iya. salah siapa tidur." jawab aray santai sambil melepas sepatunya.

"ngapain eyang kesini?"
"mau masak buat kamu. oh iya, tadi juga ada calonnya mayor edy juga."

"haah..." helaan nafas dari tami menutup pembicaraannya dengan aray.

'wah ribet nih urusan kalo ada calonnya mayor.'- tami

"besok balik ke siliwangi ya?" tami bertanya dan berharap.

"balik aja, kujamin nanti kau disuruh balik kesini lagi." rowi membaringkan tubuhnya dikasur dan memejamkan matanya.

tami berdiri berjalan menuju kasur milik gama. tami menyibak slimut yang dipakai dan ikut merebahkan dirinya disamping gama.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang