15

903 51 0
                                    

.

"ddikey, dikey sudah baikan?" tanya abra cepat.

"apa dikey pusing?"

"apa lengan dikey sakit?"

"apa penglihatan dikey jelas?"

"app dikey la-"

"DIAM!!" tami memotong ucapan abra karena merasakan sakit dibahunya.

'yang luka kiri kenapa yang kanan yang sakit.'- tami

tami menunduk sejenak lalu mendonggak menatap prajurit didepannya.

abra. prajurit yang diam mematung didepan tami karena masih terkejut dibentak tami dan masih dengan mulut terbuka.

"tutup mulutmu, nanti ada lebah masuk." ucap tami membuat abra menutup mulutnya cepat.

"apa dikey baik?" tanya nevan pelan

"sudah lebih baik." jawab tami

"kenapa kita ada disini?" tanya tami

"kita tidak tahu arah dikey, kita sudah coba ke ujung barat mencari jalur turun. tapi kita tidak menemukan apapun." jelas alwan

"kenapa kalian tidak lewat jalur saat kita datang tadi?" tanya tami menatap kelima prajurit itu.

"kita tidak mungkin meninggalkan dikey." jawab alwan

"kenapa tidak?" tanya tami cepat

"karena kita harus membawa dikey, kalau tidak itu sama saya kita itu hanya prajurit abal- abal yang meninggalkan anggota lain saat kesusahan." jawab nevan

"benar, itu juga janji prajurit. janji untuk lindungi sampai titik darah penghabisan." tambah sendy

"benar, kata kakashi. sinobi yang melanggar aturan itu disebut sampah, tapi sunobi yang meninggalkan teman lebih rendah daripada sampah." jelas ali dengan tampang polosnya membuatnya mendapat jitakan dari keempat prajurit lain.

"ya Tuhan, apa salah hamba sampai hamba teraniaya seperti ini!" ucap ali menadahkan tangan keatas dengan nada mendramatisir

semua yang mendengar tertawa dibuatnya, tami pun tak terlewatkan. walaupun tawa tami sedikit teredam karena masker yang dipakainya.

"ayo kita ke selatan cari jalan turun." ajak tami lalu bangkit dari duduknya

alwan dan abra memegangi tangan tami sambil berjalan.

"lepas. yang luka itu lenganku bukan kakiku." ucap tami mencoba melepaskan tangan alwan dan abra

"tapi ddik-"

"tapi apa?" potong tami sebelum abra melanjutkan ucapannya

sekitar tiga jam mereka berjalan tanpa ada yang mengeluarkan sepatah katapun, akhirnya mereka sampai di bawah tebing dengan selamat.

mereka berenam berjalan menyysuri pantai menuju arah selatan. sekitar sepuluh kilo, tepat saat matahari hendak terbenam mereka berhenti.

"kita buat api dan istirahat, kita lihat situasi. jika langit cerah kila lanjutkan jalan, kalau langit gelap kita cari tempat yang aman dan lanjutkan perjalanan saat fajar." ucap tami sambil melepas sarung tangannya.

tak beberapa lama, semua sibuk dengan kegiatan masing- masing. membuat api, memasak makanan dan istirahat.

setelah api dan makanan siap, mereka semua duduk melingkar kecuali tami. tami memilih duduk dibawah tebing yang tak jauh dari yang lain.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang