20

922 56 0
                                    


nevan memasuki toilet yang dimaksud tami. nevan mengira toiletnya juga berdinding kayu, tapi nevan salah.

toilet berada terpisah dari ruang istirahat tadi, dibangun dengan batu bata dan semen.

terbilang sedikit mewah untuk toilet ditempat yang jarang dijamah orang.

terdapat kloset duduk, bath up, shower, wastafel. ini mewah bukan hanya sedikit, tapi sangat mewah.

banyak peralatan mandi berjajar dirak besi dekat shower. ada juga beverapa handuk yang terlihat baru dirak paling atas.

nevan segera memutar kran sower dan mulai membasahi badannya.

beberapa air memercik mengenai mulut nevan.

'tawar, kukira air laut.'-nevan

nevan lalu membasahi kepalanya. beberapa menit berlalu, akhirnya nevan selesai dengan mandinya.

nevan keluar dari toilet setelah rapi dengan setelan sragam serba hitam yang diberi tami.

saata nevan kembali ke ruang istirahat, sendy dan alwan sudah bangun.

"kau sudah mandi?" tanya sendy dijawab anggukan oleh nevan

"kalian mandilah dan pakai sragam itu, kamar mandi ada disamping kiri." ucap tami memberikan gestur menunjuk namun dengan dagunya

"baiklah." ucap alwan lalu mengambil satu stel sragam lalu keluar

tami menyalakan laptopnya lalu memasukan id miliknya.

'tringggg...tringggg..... tringggg....'

puluhan bahkan ratusan notifikasi masuk. tami membaca notifikasi paling baru

*selamat bergabung jeff! senang melihatmu kembali. -id master 'baru saja'

*jeff! ini waktumu mengecek email. -emaster '6 jam lalu'

*hai jeff! kuingatkan, hari ini adalah hari ulang tahun rayhan. -remaster '29 jam lalu'

tami melirik pojok kanan laptopnya, jam menunjukkan pukul 08:00 dan ini saatnya sarapan.

tami menutup laptopnya lalu berjalan keluar.

saat diluar tami berpapasan dengan alwan yang sudah rapi dengan stelan sragam hitam milik gama.

"dikey mau kemana?" tanya alwan

"cari makan." jawab tami lalu berjalan kebelakang gereja

'cari manmkan? emang disini ada yang jualan?'-alwan

"dikey ikut!" teriak alwan lalu berlari mengikuti tami

"emang disini ada yang jual, dikay?" tanya alwan saat sudah sejajar dengan tubuh tami.

"dulu ada gudang makanan disini, semoga masih ada makanan disana" ucap tami lalu berhenti di depan pintu yang terkunci

ruangan itu berada tepat diantara ruang saat tami menyalakan disel dengan tami mengambil seragam

'sreet..'

pintunya macet saat tami buka. tanpa pikir panjang, tami segera menjejakkan kaki kirinya ke pintu.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang