12

974 54 2
                                    

tami masih sibuk dengan hpnya mayor anan.

"dulu aku dan keluargaku tinggal di anoe barat." seorang yang duduk didepan tami berucap

"waah benarkah letnan? saya dengar disana lautnya sangat indah." jawab seorang yg duduk di kiri tami

"tentu saja disana indah, aku tinggal disana cukup lama. jadi nanti aku carikan kendaraan untuk kita." ucapnya lagi

"wah!"
"siap letnan!"

tami yang mendegarpun hanya diam.

jam menunjukkan pukul sepuluh dan keenam anggota regu runduk itu segera bergegas menuju heli.

tepat dua jam perjalanan dari pusat menuju kepalauan anoe. keenam orang itu terjun dengan parasut berwarna hijau.

mendarat di laut dengan kedalaman sepuluh meter dengan senjata runduk dan tas amunisi sedikit menghambat mereka saat melepas parasut.

setelah berenang sekitar lima ratus meter, mereka sampai ke darat.

tak ada waktu istirahat bagi mereka.

segera mereka menyusuri desa berjalan ke arah barat menempati posisi.

saat di pasar tengah desa yang ramai, sosok seorang yang berucap jika dirinya pernqh tinggal dianoe sebelum berengkat tadi menghilang entah kemana.

"e.. maaf. tapi letnan alwan menghilang." ucap anggota regu menghadap tami

"kalian lanjut jalan ke barat, saya akan cari letnan kalian." ucap tami diangguki yang lain.

sekitar tiga puluh menit tami mencari sosok prajurit itu, tami menemukannya sedang berjongkok memohon kepada salah satu orang yang berdiri didepan mobil jeep hitam.

"heam!" tami berdehem membuat perhatian mengarah kepadanya.

"siang." sapa tami dingin.
"siang juga. ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang yang berdiri didepan mobil.

prajurit yang diketahui tami bernama alwan itu segera berdiri.

"kenapa kau disini?" ucap alwan.

"seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau disini?" tami balik tanya.

"aku sedang-"
"memohon?" sela tami cepat.

"it... itu tak seperti yang kau.. kau pikir." jawabnya gugup.

"perkenalkan, nama saya Dk." tami mengylurkan tangan untuk menjabat.

alwan sekidit terkejut mendengar tami mengucapkan kata dk.

"saya yongki, saya asli warga sini." jawab orang itu membalas jabat tangan tami.

"bisa antar saya ke gunung pesisir barat?" tanya tami ke pemilik mobil.

"tentu bisa, tapi tempat itu lumayan jauh."

"berapa jam perjalanan?"
"sekitar enam jam dengan sepeda dan sembilan jam dengan mobil."

"bagaimana dengan jalan kaki?"
"kalau kau hafal daerah dalam, kau akan sampai dalam waktu  setengah hari. tapi kalau kau tidak hafal atau tidak tahu, bisa sampai berhari- hari bahkan berminggu- minggu." jelasnya.

tami mengangguk paham lalu merogoh sakunya mencari dompet.

disaku baju tidak ada, lalu tami beralih ke saku celana dan berhenti di saku kanan bawah.

"saya hanya bawa ini." tami menunjukkan beberapa lembar uang seratur ribuan.

pemilik mobil tadi menerimanya dan menghitung. setelah selesai menghitung, pemilik mobil itu mengembalikan separuh dari uang tami.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang