25

941 63 0
                                    


sesampainya di lapangan, sudah ada aray yang tertidur di atas rumput. karena tami masih tidur, jadi tami diletakkan didekat aray.

keempatnya memulai memotong rumput acak, hanya beberapa rumput panjang saja yang mereka potong.

sekitar 40 menit, keempatnya sudah memadati dua tong yang tadi dibawa. keempatnya lalu ikut merebahkan tubuh didekat aray dan tami.

dilain tempat, tepatnya di ruangan Brigadir Jendral Amin Riza.

brigjend yang sempat bersitegang dengan tami duku adalah om dari ana, mantannya mayor edy.

sekarang mayor edy sedang menghadap untuk meminta tanda tangan surat pemindahannya dan keenam anaknya.

surat itu berisi hal pemindahan mayor edy, tami, gama, rayhan, rowi, aray dan ariel ke brawijaya dan tugas lebanon pertama mereka.

"jadi kau pindah mau bawa semua anakmu?" tanya brigjend amin

"siap benar!"jawab mayor edy

"apa alasanya?"

"siap! mereka meminta kepada saya supaya bisa pindah ke brawijaya!"

"oh, jadi begitu. saya tanda tangani surat ini dan kau harus menikah dengan ana. apa kau mau?" tanya brigjend amin

mayor edy hanya diam. saat ini hubungannya dengan keenam anaknya sedang diambang kehancuran. sedangkan jika dia kembali ke ana, apakah ibunya akan setuju.

"ku berikan waktu satu minggu untuk berfikir, lebih dari itu ku anggap kau tidak sanggup." ucap brigjend lalu menyimpan surat dari mayor edy

mayor edy sekarang sangat bimbang antara memilih keenam anaknya atau memilih ibunya.

mayor edy berjalan lesu melewati koridor depan sambil memandang lapangan hijau.

mayor edy tidak melihat keenam anaknya disana, mayor edy justru melihat beberapa tentara yang melaksanakan apel ganti.

mayor edy melanjutkan jalannya berniat mencari keenam orang anak kesayangannya itu.

sebenarnya, ditengah para tentara yang sedang apel ganti ada enam tentara yang tertidur.

para tentara jaga adalah tentara lama yang sudah tau kebiasaan keenamnya, maka dari itu mereka tidak mau membangunkan keenamnya.

apel ganti selesai tepat saat tami duduk mengucek mata. tami mengguncang tubuh aray dan gama yang ada disampingnya.

keenamnya jadi tontonan sekarang, bagaimana tidak. mereka itu pasukan khusus yang jarang ada disiliwangi, mereka juga sering buat masalah dengan beberapa tentara lama.

"BANG RAY! BANG GAMA! BANGUN!!" teriak tami membuat keduanya langsung duduk

teriakan tami juga membangunkan rayhan, rowi dan ariel dan mengejutkan tentara yang sedang apel.

"tami kamu itu bisa nggak sih nggak usah teriak?!" tanya rayhan kesal

"ya ambisnya bang gama sama bang ray susah dibangunin." jawab tami

"ya tapi bisa nggak nggak usah teriak." rayhan masih kesal

"kalian bisa diem nggak sih?! kita jadi tontonan sekarang." kini gama angkat bicara

keenamnya ditatap dengan banyak tatapan. ada yang gemas, heran, kaget dan lainnya dengan tingkah mereka.

"KAPTEN TAMI!!" teriak seorang mayor dari luar lapangan

tami dan kakak2nya langsung berlari menuju mayor yang memanggil.

"ada apa mayor?" tanya tami

"surat pemindahan kalian ditahan sama brigjend amir." jawab mayor tadi

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang