14

890 56 0
                                    


tami mendapat serangan dari para target. peluru yang sejenis sengan senapan mesin mengenai lengan kanan dan bahu kiri dari tami.

"LUMPUHKAN SELURUH TARGET!!!" teriak tami agat terdengar oleh yang lain.

tami kembali melesatkan tembakannya melumpuhkan para target.

sekitar tiga puluh menit berlalu. dua kapal milik tentata angkatan laut mengambil alih misi tahap satu dengan serangan langsumg.

sesaat setelah melumpuhkan semua target. kelima prajurit lainnya datamg menemui tami yang masih tengkurap memegang senjatanya dan menahan sakit.

"misi selesai ddi kkey." ucap alwan pelan.

"tunggu, tanganku mati rasa." ucap tami masih dalam posisi yang sama.

alwan dan lainnya mendekat kearah tami. abra yang tau tentang medis segera mengecek lengan tami yang terus mengeluarkan darah segar

"ini luka robek. tidak ada peluru dan tulang dalam keadaan aman. namun kalau tidak segera di jahit aka-"

"DIAMLAH!" bentak tami melepas pegangan pada senapannya.

"apa ddikey masih kuat?" tanya ali

"apa kau tak bisa menjahitnya bra?" tanya alwan.

"abra letnan bukan bra!" protes sang pemilik nama.

"baiklah abra. apa tidak bisa dijahit?" ulang alwan.

"kita hanya membawa p3k tanpa ada jarum ataupun benang letnan." jelas abra mengeluarkan kotak p3knya.

"ada plaster penganti jahitan. ada di saku kanan bawah, cepat ambil." ucap tami semakin menundukkan kepalanya.

alwan segera menuruti ucapan tami. ada dua bungkus berwarna putih dan coklat disaku kanan tami. alwan lalu memberikan bungkusan itu ke abra.

"bagaimana cara manggunakannya??" tanya abra cepat.

"kau tak tahu??" tanya tami balik

"baru kali ini aku lihat yang seperti ini." ucap abra memegang plaster jahit itu.

"keringkan lukannya, tempelkan di sisi kanan dan kiri. lalu kaitkan keduanya dan tarik sampai lukanya tertutup." jelas tami cepat.

abra bingung harus bembersihkan luka tami menggunakan alkohol atau air. kalau alkohok, tentu akan sangat sakit dan perih. kalau air nanti darahnya tidak akan berhenti.

"kau bisa pakai alkohol!" ucap tami menyadari kalau abra hanya diam saja.

"bbaik." abra langsung menuangkan sebotol penuh alkohol ke luka tami.

tami hanya menunduk dalam diam. luka ini tak begitu sakit dibanding hilangnya kepercayaan seseorang terhadapnya.

abra segera memakaikan plaster sesuai perintah tami. sekitar lima menit, luka tami sudah tertutup oleh plaster jahit.

"gunakan plaster yang ada di kantong coklat." ucap tami.

"ini." abra segera menunjuk kantong coklat yang dimaksud

"hm." tami hanya berdehem.

abra segera menempelkan plaster penutup luka berukurang sedang diatas plaster jahit yang tadi.

"misi kita selesai. kita bersihkan tempat ini lalu kita pergi." ucap tami membuat kelima prajurit yang ada kembali ke posisi untuk membersihkan sisa amunisi yang digunakan.

setelah selesai, kelimanya kembali ketempat tami berada. mereka diam saat mendapati tubuh berbalut sragam yang sama namun dipenuhi bercak darah dan tanah kering sedang menelungkup bak kucing kedinginan.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang