22

930 57 0
                                    


'cckkelk...'

"mayor!!" seru rowi dan aray bersama

"tenang." mayor anan mendorong tubuh rowi dan aray supaya duduk

"mayor edy?!" mayor anan terkejut mendapati mayor edy dengan luka diwajahnya terduduk meratapi kebodohannya

"mayor mari obati luka mayor." ajak mayor anan

"mayor!! bagaimana keadaan tami!?!!" bentak rowi melihat mayor anan malah sibuk sendiri

"tami tidak apa- apa, kau bisa menjenguknya." ucapan mayor anan membuat kedua kakak tami langsung berlari masuk IGD

mayor edy dibawa mayor anan untuk diobati. setidaknya mayor edy sedikit lega mendengar tami tidak apa- apa.

rowi dan aray masuk mendapati tubuh pucat tami terbaring diatas kasur rawat.

rowi mendekat memegang tangan tami, begitupun aray yang ada di sisi satunya.

"tami sayang." aray memanggil tami

"tami... tami dengar bang rowi nggak?" kini suara lembut rowi

"sayang, tami sayang buka matanya dong." pinta aray air matanya tak henti menetes

"tami..." rowi meneteskan air matanya

aray merasa gagal menjaga adiknya. sedangkan rowi merasa gagal menjadi kakak yang baik dan merasa salah telah memukul mayor edy.

aray mengeluarkan hpnya lalu menghubungi rayhan lewat video call.

dilayar hpnya terlihat jelas wajah- wajah yang penuh penyesalan. ada gama yang wajahnya basah dengan air mata, ariel yang matanya memerah menahan tangis dan rayhan dengan mata dan hidung yang memerah dan mengeluarkan air.

"ray?" panggil gama pelan

aray.mengarahkan kamera hpnya ke tami yang terbaring. rayhan yang melihat menangis terisak dan ariel tak bisa lagi membendung air matanya.

"tami..." panggil gama

aray mendekatkan kameranya agar menyorot wajah pucat tami.

"tami sayang..." kini rayhan yang memanggil

"hei tami kau tak mau membuka matamu?" tanya ariel lemah

tami tetap tak menjawab, matanya terus terpejam menandakan dirinya tak baik.

"bang, buruang balik!" ucap rowi ke gama

mereka memang jarang memanggil dengan sebutan 'abang' 'kakak' atau apapun itu kecuali kalau mereka mau.

"hmmm kita balik!" ucap gama mematikan sambungan videonya.

rowi dan aray terus menemani tani yang terpejam. harapan mereka semoga tami segera membuka mata.

saking lamanya menunggu tami bengun, aray dan rowi tertidur dalam posisi duduk memegang tangan tami.

sekitar dua jam mereka tidur, mayor edy datang melihat mereka.

"maaf. maafkan mayor karena lebih takut jau dari kalian sehingga membuat tami terluka. mayor janji, mayor akan membenahi semuanya." ucap mayor edy pelan supaya tak.membangunkan ketigannya

'cupp..'

mayor edy mengecup kening tami oelang lalu keluar menyelesaikan urusannya.

'cklek...'

mayor anan datang dengan beberapa staf medis. hatinya terasa hangat melihat betapa sayangnya rowi dan aray kepada tami.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang