gw mode baik,(34)

295 38 5
                                    

"Selamat pagi kapten sabita,.." ariel menyapa balik

Suasana menjadi sunyi seketika setelah ariel berucap. Aray yang tadinya ribut dengan candaanya kini ikut terdiam.

Rowi dan gama yang duduk di belakang mereka juga sibuk dengan hp mereka masing- masing dan mayor anan yang sibuk membaca majalah edisi terakhir.

"Bagaimana kabarmu senja?" kapten sabita bertanya kepada ariel

"Masih mencoba bertahan diantara rasa sakit yang belum berujung." ariel sedikit terkekeh ketika melontarkan jawaban nya

Bukan dirinya sekali, ariel bukan sosok yang suka bermain dengan kata- kata seperti itu.

"Ujung rasa sakit itu ada di depanmu senja, hanya kamu yang memilih menutup mata." kapten sabita membalas omongan ariel

Aray sempat melirik abangnya, mata ariel tak lepas dari mata kapten sabita.

Tangan ariel mengepal hingga kuku- kuku jarinya memutih, rahangnya mengeras menandakan kalau ariel sedang menahan emosi.

Aray memilih berdiri tanpa suara meninggalkan keduanya untuk beralih meja, bergabung dengan kedua abangnya dan mayor anan.

Beberapa saat keheningan terjadi diantara keduanya, sampai sesaat setelah saka keluar dari kamar lalu menyapa kapten sabita.

"Woy... Ngapa lu disini nyet." sapaan khas dari saka untuk sabita

Ariel yang duduk membelakangi saka menoleh singkat lalu berdiri bermaksud memberikan kursinya untuk saka, namun ditolak cepat oleh saka.

"Duduk aja ndul, mau kedepan bentar." ucap saka untuk ariel

"Mau keman lu bang? Baru aja ketemu udah ditinggalin aja." ucap sabita ke saka yang hendak berjalan keluar

"Kepo lu nyet, sini ae dulu, ada tony didepan." ucap saka lalu meninggalkan keduanya

Ariel memutar badannya bermaksud meninggalkan kapten sabita, langkahnya terhenti seketika saat tangan halus milik kapten sabita memegang lengannya.

"Nggak berani? Apa mau nyerah?" tanya kapten sabita bernada meremehkan

"for what is fighting if it's know the result? I finish up here, hopefully happy with the captain of the senior Tony." ariel berucap

Lalu melepaskan tangan kapten sabita yang memegang lengannya kasar, dan pergi begitu saja menuju dapur.

Kapten sabita terdiam. Pandangannya mengikuti ariel sampai tidak terlihat lagi.

"Pagi mayor anan." sapa tony begitu masuk ke cafe

"Pagi." singkat mayor anan lalu berdiri meletakkan majalah yang tadinya dibaca

"Mau kemana sih bang? Tony baru dateng juga." sewot saka ke mayor anan

"Dapur." mayor anan masih menjawab singkat lantas meninggalkan meja

"Noh pacar lu dari tadi disini, kek orang gak ada kerjaan aja." ejek saka ke kapten sabita

Tony mendekati kapten sabita lalu duduk didepannya.

"Ngapain seh pagi- pagi kesini? Tau gitu tadi nebeng saka aja." ucap tony ketika berhadapan dengan sabita

"Tuh nganterin wyomi, mau daftar kerja disini katanya." kapten sabita mengkode dengan dagunya

"Udah sarapan kamu?" tony bertanya pelan yang dibalas gelengan oleh sabita

"Nih minum, rayhan yang bikin." saka muncul dari dapur dengan dua gelas teh hangat ditangannya

"Makasih."
"Thanks."

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang