17

867 52 1
                                    

.
abra segera memegang tangan kiri tami dan mengecek detak jantungnya. cepat dan panas. itulah yang dirasakan abra saat menyentuh pergelangan tangan tami.

"dikey tubuhnya panas. kemungkinan infeksi peluru yang ada dibahunya." ucap abra membuat yang lain panik

"naikan ke punggungku, kita harus lanjutkan perjalanan." ucap alwan berjongkok didepan tami dan abra.

nevan dan abra segera mengangkat tubuh tami supaya berpindah ke punggung alwan. tas dan senjata alwan dan tami dibawakan oleh yang lain.

mereka menyusuri pantai seperti perintah yang dibuat tami tadi malam. mereka terus berjalan dan sesekali berhenti untuk bergantian mengendong tami.

lama mereka berjalan, fajar menyapa mereka saat sampai pada ujung pantai yang dimaksuda tami.

mereka menurunkan tubuh tami dari gendongan nevan. mereka segera membuat api dan mengumpulkan beberapa potong kayu untuk membuat tandu.

"eugh.." tami mengerang merasakan sakit ditubuhnya semakin terasa

"dikey, dikey bisa dengar saya?" tanya abra

"ab, kau bisa bantu yang lain. aku akan menjaga dikey."

"baik letnan." abra segera meninggalkan alwan dan tami untuk membantu yang lain

"dikey. dikey bisa bangun?" tanya alwan melihat tami sedikit membuka matanya.

tanpa menjawab, tami segera mendudukkan dirinya dibantu oleh alwan.

"dikey bisa minum, saya akan pergi." ucap alwan lalu beranjak namun tangannya di pegang oleh tami membuatnya mengurungkan niatnya

perlahan, tami menurunkan maskernya. sudah sekitar dua hari tami memakai masker itu.

alwan yang melihat wajah tami terkejut bukan main. baru kali ini tami menunjukan wajahnya saat bertugas selain dengan kakak- kakaknya.

'ternyata wanita, benar dugaan abra.'-alwan

"kau sudah melihatku, kau harus turuti perintahku." ucap tami diangguki alwan

"kau suruh anggotamu untuk berhenti membuat tandu dan istirahat. nanti malam, kita lewati selat ini dan lanjutkan istirahat diseberang." ucap tami diangguki alwan

alwan segera menghampiri anggotanya, sedangkan tami meminum air yang dibawa alwan tadi lalu memakai kembali maskernya.

"kalian tidak usah buat tandu, dikey sudah bangun." ucap alwan membuat keempat orang yang sedang menyiapkan kayu untuk tandu berhenti

"dikey sudah bangun?" tanya abra senang

"sudah. setelah makan, kalian langsung istirahat. kita lanjutkan perjalanan saat malam nanti." lanjut alwan diangguki lainnya

tami datang dan ikut duduk diantara abra dan ali yang sedang makan.

"kalian tak capek?" tanya tami dibalas gelengan singkat oleh lainnya

"dikey sudah selesai makan?" tanya sendy yang datang dari belakang tami

"sudah, kapan kalian cari kerang itu?" tanya tami. ya, tadi tami memakan kerang rebus.

"itu kerjaan saya sama ali dikey. tadi saya lihat kerang berserakan didekat karang, jadilah saya dan ali yang mengambil." ucap abra bangga

"benar dikey. kita dapat cukup ah bukan cukup, tapi sangat banyak. itu kerangnya!" ucap ali menunjuk tiga tas disebelah api

"haha kalian gunakan tas untuk wadah kerang?" tanya tami sedikit tertawa

"hehe, iya dikey." ucap ali menggaruk tengkuknya canggung

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang