4

1.9K 68 2
                                    

pagi menjelang, matahari menyingsing dari ufuk timur. seorang anak perempuan yang tertidur nyenyak mulai terusik karena sinar mentari yang melesat masuk lewat celah fentilasi.

'eughh...'

tami mengeliat meregangkan ototnya. tangannya meraba sisi kanan dan kiri bantalnya mencari handphonenya.

tami duduk menyandar pada kepala ranjang sesaat setelah menemukan hpnya.

tami melirik jam digital lewat hpnya. jam menunjukan pukul enam lebih dua menit.

tanpa pikir panjang, tami membangunkan rayhan dan aray bersamaan. setelah memastikan keduanya bangun, tami melesat menuju kamar mandi dengan membawa handuk.

sekitar lima menit tami di dalam kamar mandi, lalu keluar memakai celana pendek diatas lutut dan kaos tanpa lengan berwarna hitam.

mereka bergantian menggunakan kamar mandi. setelahnya mereka bersiap memakai sragam dan sepatu mereka.

tepat pukul 06.30 mereka keluar dari barak menuju lapangan. aktivitas lain mereka selain istirahat adalah membantu para pelatih tingkat satu.

"HORMAT!" tami memberi aba- aba kepada kelima abangnya untuk hormat kepada mayor edy.

"kalian tidur nyenyak semalam?" mayor edy membuka obrolan.

"setidaknya kami tidak punya mata panda, mayor." jawab aray membuat mayor edy dan lainnya tertawa.

"kau jangan mengejek. ini. kulakukan juga untuk kalian." mayor edy sadar kalau jawaban aray itu sevenarnya untuk dirinya.

"bukan bermaksud mayor." sela aray.

"memang apa yang mayor lakukan sampai mendapat mata panda itu?" rayhan yang duduk disamping mayornya bertanya.

"ada. nanti setelah makan malam ku beri tahu." mayor edy membuat keenam anaknya penasaran

"ayo kita sarapan, siswa tingkat satu sudah menunggu kalian." ajak mayor edy merangkul tami yang berada disampingnya.

*ruang makan tingkat satu*

"SIAP GRAK!!" seorang komandan kelas mengkomandir.

"HORMAT GRAK!!" teriakannya membuat semua siswa memberikan hormatnya, setelah mayor edy dan keenam oramg dibelakangnya duduk baru komandan kelas mengkomandir anggotanya agar duduk.

"TEGAK GRAK!!"

sarapan kali ini sedikit berbeda dari biasanya. ini kali pertama tami dan kakak- kakaknya datang untuk menemani tingkat satu latihan.

namun hal sama terus terjadi jika tami makan didampingi mayor edy.

"mayor..." rengekan tami mulai terdengar dipertengahan makan.

"ada apa tami?" mayor edy menjawab santai.

"tami kenyang mayor, perut tami sakit karena terlalu penuh dengan makanan." jelas tami menatap mayor.

"kau mau membersihkan barak lagi?" kini mayor edy bertanya.

"tami akan bersihkan. tami permisi mayor!!" tami langsung berlari membawa nampannya kebelakang.

"anak itu masih sama saja." gumam mayor edy.

"mayor." gama memanggil mayor edy dan dibalas tatapan.

"apa kita perlu membuat tami agar-"
"aku tau maksudmu gama. tenang saja, saya sudah punya rencana sendiri untuk itu." mayor edy menyela ucapan gama.

"mayor tahu?" aray terkejut.
"ya, tadi malam saya membawakan kalian materi untuk hari ini. saat itu saya mendegar semua rencana kalian dan saya mendukung." jelas mayor edy membuat semua lega.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang