16

887 54 0
                                    

.

"saya?" tanya abra heran menunjuk dirinya sendiri

"kamu mau saya panggil bra?" tanya tami

"enggak dikey." jawabnya pelan

tami melepas kaitan rompi yang dipakainya lalu melepasnya perlahan. semuanya menatap heran dan terkejut sedangkan tami duduk dengan tenang diposisinya. tami lalu membuka helmnya dan menaruhnya di depan.

"coba kau lihat bahu kanan belakang." ucap tami sedikit memutar tubuhnya

"bbaik" abra segera mendekat dan memeriksa sementara yang lain diam terheran.

abra menyentuh bahu belakang tami dengan ujung jarinya dan tami sedikit terlonjak kaget.

"apa ada luka?"

"ada luka. ad-" abra tak menyelesaikan omongannya malah berlari menuju tas ransel miliknya

"kamu nggapainsih?!" ucap ali cepat karena abra panik

"dibahunya dikey ada peluru, kaliber kecil dari mesin mungkin." jelas abra panik

alwan yang mendengar langsung menghampiri tami.

"apa dikey kuat?" tanya alwan namun tak dibalas tami.

tami sendiri menundukkan kepalannya dengan kedua tangan memegang kakinya.

"a... a itu aa..." abra mendekati tami

"sobek saja." ucap tami pelan

abra langsung mengambil pisaunya untuk sedikit merobek sragam tami dan terpampanglah luka tami. luka tembak senapan mesin kaliber kecil, namun pelurunya menancap cukup dalam.

"bagaimana?" tanya tami pelan

" jinak namun berbahaya." jawab abra mendapat tatapan bingung yang lain

"a... maksud saya pelurunya tidak terlalu dalam, jadi sedikit mudah saat mengambilnya. tapi akan terasa sangat sakit karena tidak dianestesi dulu." jelas abra diangguki lainnya

"kamu bisa nggambil?" tanya tami

"he? saya?"tanya abra heran

"hm." dehem tami

"tapi saya nggak bawa alat buat ngeluarin peluru itu. lagipula tempat ini terlalu gelap untuk mencabut pelurunya." abra menyahuti

"aku tadi sempat melihat beberapa peluru kaliber kecil senapan mesin. peluru itu hanya tahan sekitar sepuluh sampai lima belas hari sebelum berkarat, itupun di air." ucap sendy membuat tami menunduk

"Ok. tutup lukanya!" perintah tami

abra mengambil beberapa kapas dan plester untuk menutup luka itu. sekitar lima menit luka itu sudah tertutup dengan sempurna.

"sudah." ucap dikey menyentuh lengan kanan tami sebagai tanda

tami memakai rompinya dengan bantuan ali dan abra. setelah memakai rompi, tami berdiri mengambil tasnya.

"buat lingkaran!" perintah tami

"baik." mereka membuat lingkaran kecil didekat api

tami ikut duduk dan mengeluarkan buku kecil dan bolpen dari tasnya lalu meletakkan ditanah ditengah para prajurit.

"hafal dan laksanakan." ucap tami lalu menggambar pada bagian paling belakang dari buku itu

"kita ada di pulau yang berbeda dengan titik pendaratan kita. ini anoe barat sebelah utara tempat kita terjun." ucap tami sambil menunjuk gambarannya sendiri.

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang