malam semakin larut, namun anggota runduk dan yongki masih sibuk membahas rencana penyerangan."untuk menyerang saat pagi buta dari wilayah ini sangat tidak mungkin. kalian tidak akan bisa melihat musuh dengan jelas." jelas yongki.
"tidak jika jarak kita sedikit lebih dekat." ucap tami
"tapi, bukannya itu beresiko?" ucap salah seorang yang duduk disamping ali dan yongki.
"kau takut nev?" tanya alwan.
"tentu tidak letnan. tapi jika kita gagal, tim umpan yang akan binasa ditangan musuh." ucapnya meyakinkan.
"benar letnan, tim umpan berisi tujuh orang. kalau kita terlihat, mereka yang akan dihabisi duluan." ucap seorang lagi disamping tami bernama abra.
"benar juga. apa kalian membawa lensa infrared kalian?" tanya tami.
"bawa, kami selalu bawa untuk serangan pagi buta." ucap letnan alwan.
"kalau begitu jam sepuluh nanti kita bersihkan tempat ini. kita hanya membawa sedikit amunisi, senjata dan badan untuk menyusuri sekitar tebing. jika kita tidak temukan posisi di tebing, kita akan mendekat menuju pulau itu." tami menunjuk pulau yang terpisah oleh selat kecil di kanan tempat mereka.
"lalu barang kita yang lain?" tanya alwan.
"yongki akan membawanya ke desa, apakah bisa yong?" tanya tami menatap
"tentu bisa. tapi, apa kalian tau jalan menuju desa?" tanya yongki ragu.
"tenang saja kalau masalah itu. yang terpenting jika kami tidak kembali dalam waktu empat hari, bisakah kau ke bendara didekat pelabuhan?" ucap tami.
"untuk apa?" yongki heran.
"kau akan melapor kalau kau menemukan tas kami di pesisir barat bagian utara saat melaut." jelas tami lagi.
"tapi kalau aku ditanya dimana kalian bagaimana?" tanya yongki lagi.
"mereka tidak akan menanyakan itu." jawab tami singkat
"kenapa?"
"karena mereka tau keadaan kita." jawaban tami sontak membuat wajah anggota runduk muram sedangkan yongki mengangguk paham
sekitar setengah jam mereka membersihkan tempat mereka beristirahat.
mereka mulai berjalan menyusuri gunung pesisir yang di pimpin tami.
tas punggung kecil berisi satu liter air minum, makanan ringan dan sisanya amunisi dan p3k.
sekitar tiga jam mereka berjalan, akhirnya mereka berhenti. tepat di tebing yang menghadap selat pemisah tujuan mereka.
"apa kita terjun dari sini dikey?" tanya alwan hati- hati.
"kau mau terjun dari mana lagi?" jawaban singkat dari tami.
"letnan apa dibawah tidak ada karang?" tanya ali diangguki yang lain.
"apakah ada karang?" kini alwan menatap tami khawatir.
"tentu ada bodoh!" jawab tami dingin
"kita sudah tahu ada karang dibawah, kalau kita terjun kita akan mati sebelum menyelesaikan misi. bukan itu sama saya bunuh diri." keluh ariel prajurit muda yang terlihat seumuran dengan gama.
"bagaimana? apa kita akan terjun?" tanya alwan memastikan
"tentu. kita ada di tebing yang tingginya dua puluh meter. selat itu dalamnya sekitar tujuh belas sampai duapuluh lima meter. kita terjun, kita masuk sekitar enam sampai sebelas meter kujamin tak lebih." jelas tami
KAMU SEDANG MEMBACA
SS [Pengumuman!]
RandomKisah 6 prajurit muda dengan sifat an karakter berbeda yang menjadi satu untuk menjaga NKRI. baca kelanjutannya, jangan lupa vote and follow.