8

1K 56 0
                                    


tepat pukul dua belas siang, tami dan mayor anan menjejakkan kaki disiliwangi.

mayor anan langsung melesat pergi entah kemana. sedangkan tami, tujuan utamanya adalah dapur.

*dapur*

"maaf tapi anda tidak boleh disini." salah seorang prajurit mengenakan clemek memberi tahu tami.

"kau baru disini?"
"benar. kenapa?"

"ah lupanan. minggir aku lapar." tami mendorong prajurit baru itu.

tami masuk ke dapur militer yang sering ia kunjungi. duduk di meja kosong yang ada di ujung ruangan, itu kebiasaan tami.

sekitar dua menit tami duduk, seorang paruh baya menghampirinya.

"Tami!" 
"sersan Abbas." sapa riang tami.

orang itu adalah Abbas, prajurit berpangkat sersan dua yang dekat dengan tami.

"kapan kau datang?" tanya sersan abas mendudukkan diri di kursi samping.

"baru saja."

"mas. Wah tami!!" salah seorang serdadu dapur menghampiri tami dan sersan abas.

"kapan kamu sampai?"
"baru tadi tente, oh iya. gimana kabar anaknya tante ika?" tanya tami ke tante ika, istri dari sersan abbas

"masih sama." jawab tante ika sedih.

"lupakan. tante tami laper, tami mau makan." rengek tami ditanggapi kekekhan gemas kedua insan didepannya.

"tami sayang mau makan apa? biar tante buatkan."

"tami nggak mau makan nugget sama sosis lagi." tolak tami.

"tami mau makan mie?"
"boleh." riang tami.

setelah itu tante ikan meninggaklan kedua orang yang ia sayang itu.

"kau disini sendiri?" tanya sersan abbas
"kan sama om."
"kesini."
"tadi sama mayor anan."

tami duduk di kursi sebelah kanan sersan abbas. beberapa saat kemudian, seorang yang menghadang tami di pintu datang membawa nampan berisi dua mangkok dengan asap panas diatasnya.

belum sempat tami memegang mangkok berisi mie dengan kuah panas, mangkok itu lebih dulu menumpahi tangan kanan milik tami dan sebagian kakiknya.

"HEI!" sentak sersan abas.

tami langsung berdiri melepas jaketnya dan melepas balutan kain yang ada ditangannya, mendorong orang yang menumpahinya dan keluar dari dapur.

"KAU ITU KALAU KERJA YANG BENER!! SEKARANG ULAHMU MEMBUAT ORANG YANG SANGAT KUSAYANGI TERLUKA KAU TAU ITU!!!" bentak sersan abbas ke prajurit baru itu.

sersan  abas segera keluar menghampiri tami yang ada di wastafel depan dapur, mendinginkan tangannya.

darah keluar deras dari goresan luka yang hendak mengering membuat sersan abbas panik.

"Tami jangan dikenain air. Duduk- duduk, ku ambilin obat. kamu jangan kemana- mana!" sersan abbas langsung berlari entah kemana meninggaklan tami.

sekitar lima menit, sersan abbas datang dengan p3k dan semangkuk es batu.

"sersan, ngapain bawa es batu? nggak sekalian sirupnya?" tanya tami polos.

sersan abas segera meraih tangan tami dan mengompres dengan es, membuat darahnya berhenti mengalir

selang sepuluh mebit, tante ika datang dengan tiga kotak bekal ditangannya serta satu kotak berukuran sedang lainnya.

"ini kenapa tanganmu?! wajahmu juga."
"buakan apa- apa tante." jawab tami

SS [Pengumuman!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang