Di malam hari, Veena pulang ke rumahnya setelah kerja part time. Ia merasa agak aneh saat melihat keadaan rumahnya yg gelap tak ada penerangan. Dengan perlahan ia berjalan masuk ke dalam..
"A-aku pulang... I-ibu? Apa Ibu ada di rumah....?" Ucapnya.
Ia sudah beberapa kali memanggil-manggil Ibunya , namun tak ada jawaban sama sekali. Biasanya Ibunya akan langsung menghampirinya ketika ia sampai di rumah.
"Kenapa lampunya tidak di nyalakan?" Ucap Veena sambil menghidupkan lampu di ruang tamu. Ia pun berjalan menuju kamar Ibunya sambil menghidupkan lampu di berbagai tempat.
"Ibu...? Ibu....?" Veena terus manggil-manggil Ibunya sambil mengetuk pintu kamar.
Saat itu ia semakin merasa jika ada yg aneh dan janggal. Ia pun langsung membuka pintu kamar Ibunya yg tidak di kunci itu.
Saat membuka pintu, betapa terkejutnya Veena saat melihat ada tali yang melingkar di leher Ibunya , tali itu sengaja diikatkan pada kayu yg ada di langit2 kamar. Hal yang sungguh tak terduga, Ibu Veena memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
"Ibu?!!!!!!" Teriaknya sembari berlari ke arah Ibunya yang menggelantung.
"Ibu?!! Yatuhan!!!!!!!" Ibuuuuuuuuu!!!!!!!!!!" Veena langsung menangis dan berteriak. Ia sangat shock sekali.
Malam itu Veena harus berduka karena harus kehilangan Ibunya. Hanya sang Ibu yg ia miliki satu2nya.
**
Di rumah sakit, Veena terus melamun sambil memikirkan beban pikirannya yang semakin berat, ia tak menyangka jika Ibunya harus bunuh diri. Kini air matanya sudah kering, ia tak mampu menangis lagi.
**
Saat ia kembali ke rumah, banyak polisi yg sedang melakukan penyelidikan di rumahnya.
Setelah polisi pergi, Veena pun mulai merenung di kamarnya.
"Sekarang Ibu sudah pergi.... Apa aku... Apa ini yg ku inginkan..? Jujur aku pernah berharap ia cepat mati, namun kenapa rasanya aku tidak rela.. Apa aku bahagia?! Apa aku sudah bahagia dengan semua ini?!!" Gumamnya sambil menangis.
"Tidak! Aku benar2 tidak merasa bahagia ...! Aku sangat menyayangi Ibu...hiks ... hiks... IBUUUU!!!!" Sambungnya.
***
Semenjak hari kematian Ibunya, Veena tidak lagi datang ke sekolah mau pun ke tempat kerjanya.
"Apa Kak Veena masih tidak datang ke sekolah?" Ucap Xavier pada orang2 yang di kelas Veena.
"Ya! Berhenti mencari nya terus.. dia mungkin tidak akan datang lagi!" Ucap seseorang yg ada disana.
"Eh? Kenapa sih? Kenapa kalian selalu sinis begitu kalau aku menanyakan soal Kak Veena?" Tanya Xavier.
"Itu bukan urusanmu! Sudah, lebih baik kau kembali ke kelas saja. Masih junior juga sudah berani2nya ya keluar masuk kelas senior!" Ujar orang itu.
Xavier pun berusaha menahan emosi, ia hanya bisa mengepalkan tangannya saat itu.
"Menyebalkan!" Ujarnya dalam hati.
***
Setiap harinya, Veena mengurung diri dikamarnya. Ia terus menerus menyakiti dirinya dengan cara menyayat tangannya dengan cutter.
"Rasa sakit ini tidak seberapa...." Gumamnya.
Saat itu Veena bahkan memotong rambutnya yang panjang itu olehnya sendiri , entah kenapa ia sampai rela memotongnya.
"Aku ingin semuanya berubah. Aku ingin sekali merubah hidupku ini.." Gumamnya.
***
Suatu hari, Xavier menunggu kereta yang akan datang di stasiun. Tiba2 saja ia bertemu dengan Veena. Sungguh hal yang tak terduga.
"Kak Veena?!!" Panggil Xavier
"Ka-kamu..?" Veena terlihat sangat terkejut saat melihatnya, ia pun hendak pergi dam menghindarinya.
"Tunggu! Aku ingin bicara!!" Ucap Xavier yang langsung menarik pergelangan tangannya.
"Uh? Le-lepaskan aku..!" Pinta Veena.
"Aku tidak akan melepaskau, sampai kau bicara denganku. Ikut denganku!" Ucap Xavier dengan serius.
*
"Kakak mau kemana? Kenapa kau menghindariku? Kakak memotong rambut?" Tanya Xavier.
"A-aku akan pergi ke suatu tempat... A/aku tak bermaksud menghindarimu, hanya saja aku tak bisa bicara dengan orang lain saat ini. Soal rambutku ini, iya aku memotongnya." Jawab Veena.
Belum sempat mengobrol lama, kereta pun tiba. Mereka terlebih dahulu masuk untuk mencari tempat duduk. Namun sayangnya kereta sangat penuh, mereka berdua pun terpaksa berdiri.
"Kak, apa terjadi sesuatu padamu sampai2 kau tidak datang ke sekolah?" Celetuk Xavier.
"U-uh.. Aku mengalami demam, tapi sekarang sudah membaik." Sahut Veena.
"Aku sangat khawatir bahkan terus memikirkanmu , Kak." Ucap Xavier.
"Ma-maafkan aku sudah membuatmu khawatir. Aku baik-baik saja kok." Ucap Veena yg mencoba tersenyum.
Saat kereta mulai berjalan, Veena tak sengaja terdorong oleh seseorang. Sontak ia berpegangan di penyangga yg ada di langit2 kereta. Saat itu Xavier tak sengaja melihat banyak luka2 yg ada di tangan Veena karena lengan bajunya agak longgar dan melorot kebawah tanpa Veena sadari. Xavier pun terdiam saat itu.
"Kenapa tangannya banyak luka?" Ujar Xavier dalam hati, ia masih tak mau bertanya pada Veena saat itu.
**
Sampainya di stasiun tujuan, mereka berdua pun turun..
"Kak Veena...?" Ucap Xavier yg mulai menghentikan langkah Veena.
"I-iya?" Veena pun menolehnya.
"Ada yg ingin ku tanyakan padamu." Ucap Xavier.
"Uh?" Tiba2 Veena merasa agak takut, pertanyaan apakah yg akan dilontarkan oleh Xavier padanya.
Tbc
~~
Jangan lupa comment dan klik "bintang" di bawah ini ya.. dan jangan lupa baca cerita selanjutnya~
Mohon maaf jika banyak yg typo 🙏🏻
Thank you^o^Untuk membaca cerita selanjutnya, geser ke bawah atau geser kesamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE...[COMPLETED]
Romance(18+) ‼️Veena adalah gadis yg suka di bully oleh teman sekelasnya. Kehidupannya sangat berat di sekolah maupun di rumah. Di rumah, Ibunya suka menyiksanya. Banyak yg ia harapkan selama ini. Kehidupannya sedikit berubah ketika bertemu dengan seseoran...