8. Xavier POV

327 19 0
                                    


"Mery.. Apa persiapan kembang api untuk kelas kita sudah siap?" Ujar ku pada gadis yg bernama Mery ini.

Mery menjawab semuanya sudah siap dengan nada judesnya itu. Dia bahkan mengingatkanku kalau aku lupa absen hari ini. Oh my god.. Aku sampai kelupaan soal itu karena sibuk menemani Kak Veena.


Saat aku akan pergi mandi, aku tidak lupa mengirimkan Kak Veena pesan singkat. Aku menyuruhnya untuk menghubungiku setelah ia selesai siap-siap. Aku harap malam ini berjalan dengan lancar, aku ingin bersenang-senang dengannya. Aku juga ingin membuatnya nyaman bersamaku.


Ah.. Kurasa aku harus mengungkapkan perasaanku malam ini, jika aku berani hehe.. Ada satu keraguanku yg masih belum bisa mengungkapkan perasaanku padanya. Seharian ini, kulihat dia sibuk dengan handphone nya. Bahkan ia sesekali senyum2 saat memandangi pesan seseorang, entah itu dari siapa aku tidak tahu..






Setelah mandi, aku mengecek handphone ku. Aku mendapat pesan darinya, aku pun segera bergegas untuk menemuinya.


Aku pun berjalan keluar dari penginapan kelas 11, lalu aku berjalan ke penginapan kelas 12 yg tidak jauh jaraknya. Di depan sana.. Aku melihatnya menggunakan long shirt putih bergaris vertikal hitam dan rok panjang berwarna hitam. Kebetulan sekali saat ini aku mengenakan t-shirt hitam begaris vertokal putih. Oh yaampun..! Ku pikir kita berdua memang benar-benar cocok.



Aku pun menghampirinya, ia tersenyum saat melihatku. Aku juga senang melihat rambutnya yang diikat meskipun agak pendek, tengkuk lehernya terlihat...ku pikir dia benar-benar imut. Wajahku sampai merona dan dadaku terus berdebar. Kami berdua pun pergi bersama menuju tepi pantai tempat pesta di adakan.



Tubuhnya begitu mungil kupikir dia terlalu pendek saat berjalan disebelahku. Rambutnya yg begitu indah saat terhempas angin, membuat jantungku semakin berdebat kencang. Pandanganku selalu tertuju olehnya.

Sampai di tepi pantai, aku mengajaknya untuk bergabung dengan yg lainnya. Tapi tiba2 saja ia menarik pelan bajuku dan meminta ku agar kita berdua tidak terlalu dekat disana. Dia berkata kalau ia tidak percaya diri dan tidak terbiasa dengan keramaian. Aku pun menenangkannya, aku tersenyum padanya dan berkata padanya kalau aku akan selalu berada di sampingnya. Jadi, aku menyuruhnya agar tak usah khawatir lagi dengan keramaian. Dia masih terdiam saat aku mengajaknya kesana, dan aku pun bertanya padanya apa aku boleh menggenggam tangannya agar ia bisa percaya padaku. Ia pun menijinkanku, aku langsung menggenggam tangannya yg terasa dingin itu. Kita berdua pun berjalan bergandengan dan bergabung dengan yg lainnya. Ah .. kupikir ini seperti.... kencan?!!!

Aku tidak peduli semua orang berkata apa tentang ku, tidak ada yg berhak melarang seseorang untuk menyukai seseorang. Aku mengajaknya bergabung di tengah keramaian, semua teman2ku melihatku dengan heran. Itu memang sedikit risih, namun aku masih tidak peduli. Aku bahkan tak sengaja bertemu dengan Mery saat itu. Ia langsung membuang muka dan ekspresinya sangat judes seperti biasanya.

Mery, dia sebenarnya gadis yg baik. Di kelas hanya dia yg susah di ajak bicara. Tapi aku selalu mendekatinya dan mengajaknya bicara. Dia selalu membantuku dan selalu mengoreksi kesalahanku, yah.. walaupun dia orangnya judes. Sebenarnya aku tahu kalau dia menyukaiku, dia selalu memberiku kode namun aku malah pura2 tidak peka. Aku hanya tidak ingin pertemanan diantara kita jadi berantakan karena ada rasa suka, aku selalu bersikap baik padanya agar dia selalu nyaman denganku. Bagiku, hubungan kita berdua hanya bisa sebatas teman saja..tidak lebih.


Aku hanya berdebar dan merasa sangat nyaman ketika bersama Kak Veena. Dulu, saat upacara penerimaan murid baru aku melihatnya berjalan terburu-buru sambil membawa sesuatu. Aku diam-diam memperhatikannya, sikapnya tak menentu. Suka melamun dan kadang2 panik sendiri.. benar2 aneh, tapi itu yg membuatku suka padanya. Dan sekarang, aku bersyukur bisa kenal dengannya dan bisa menjadi TEMAN (?). Ku harap bisa lebih dari teman sih , hehehe..






Malam ini, aku berharap Kak Veena bisa peka dengan perasanku. Ku harap dia juga memiliki perasaan yg sama denganku. Semoga saja aku bisa tertawa lepas dengannya malam ini, dan aku tidak sabar menyalakan kembang api bersamanya.

Ah .. Ku harap semuanya baik-baik saja.





- Xavier POV end

Tbc
~~
Jangan lupa klik "bintang" di bawah ini dan baca cerita selanjutnya ya~
Mohon maaf jika banyak yg typo 🙏🏻
Thank you ^o^

Untuk membaca cerita selanjutnya, geser ke bawah atau geser kesamping.

I HOPE...[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang